Prosedur Pengembangan METODE PENELITIAN

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model penelitian dan pengembangan dari Sugiyono 2010: 409 yang terdiri dari 10 langkah. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang berjumlah 10 langkah menurut Sugiyono 2010: 409-427 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah Penelitian dapat berawal dari adanya potensi dan masalah. Potensi merupakan segala sesuatu yang jika didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah ini harus ditunjukkan dengan data empirik. Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Massal 2. Pengumpulan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan sesuai maka langkah selanjutnya yaitu pengumpulan data atau informasi. Hal ini digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Desain Produk Semua data atau informasi yang sudah terkumpul kemudian diwujudkan dalam sebuah desain produk. Desain produk harus berupa gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan suatu proses kegiatan untuk menilai kefektifan desain produk yang telah dibuat. Validasi desain dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa ahli untuk menilai desain produk yang telah dibuat. Validasi desain dapat dilakukan dalam sebuah forum diskusi. Peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai terciptanya desain tersebut dan keunggulannya. Kemudian beberapa ahli berdiskusi dan menilai desain tersebut. 5. Revisi Desain Revisi desain merupakan langkah perbaikan kelemahan- kelemahan yang ada pada desain produk, setelah dilakukan validasi desain oleh para ahli. 6. Ujicoba Produk Ujicoba produk diperlukan karena sebuah produk tidak bisa langsung diproduksi atau dibuat, namun perlu dibuat prototipenya terlebih dahulu. Selanjutnya prototipe inilah yang diuji cobakan pada kelompok yang terbatas, misalnya satu kelompok belajar yang hanya terdiri dari 7 siswa. 7. Revisi Produk Setelah mendapatkan hasil atau data dari ujicoba produk, maka tahap selanjutnya yaitu revisi produk. Revisi produk dilakukan untuk melihat sejauh mana keefektifan produk saat diujicoba. 8. Ujicoba Pemakaian Setelah ujicoba produk dan dilakukan revisi maka tahap selanjutnya yaitu ujicoba pemakaian. Ujicoba pemakaian adalah mengujikan kembali produk yang telah dibuat ke dalam lingkup yang lebih luas, misalnya saat ujicoba produk hanya menggunakan satu kelompok yang terdiri dari 7 siswa, saat ujicoba pemakaian menggunakan satu kelas yang terdiri dari 25 siswa. Dalam operasinya, produk tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam langkah ujicoba pemakaian ditemukan banyak kekurangan. Selain itu langkah ini juga dijadikan sebagai evaluasi terhadap produk, sehingga produk yang dihasilkan mempunyai kinerja yang baik. 10. Produksi Massal Bila produk tersebut telah dinyatakan efektif dan layak dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat dibuat secara massal. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 5 langkah penelitian dan pengembangan, yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, dan 5 revisi desain. Berikut langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti : Gambar 3.2 Bagan penelitian dan pengembangan yang digunakan Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti dapat dijabarkan sebagai berikut: Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain 1. Potensi dan Masalah Dalam langkah ini, peneliti melakukan kajian di SD. Peneliti melihat potensi adanya ketersediaan buku ensiklopedi di perpustakaan SD, masalahnya buku ensiklopedi tersebut secara bentuk dan desain kurang menarik untuk siswa SD sehingga sering diabaikan. Berdasarkan potensi yang ada, peneliti ingin melakukan pengenalan makanan tradisional melalui buku ensiklopedi, sebagai upaya pelestarian makanan tradisional yang keberadaannya mulai tergeser oleh makanan cepat saji fast food. Untuk mengatasi masalah, bentuk dan desain buku ensiklopedi didesain berdasarkan data dari siswa SD, sehingga siswa tertarik untuk membaca. 2. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan analisis kebutuhan, yaitu dengan melakukan wawancara terhadap guru dan siswa kelas IVA dan VA di SDN Petinggen. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data melalui lembar kuesioner. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara tepat dan mendalam mengenai tema dan bentuk spesifik buku ensiklopedi yang diinginkan oleh siswa. Selain itu untuk mengetahui sejauhmana penggunaan buku ensiklopedi dalam pembelajaran oleh guru. 3. Desain Produk Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam tahap pengumpulan data, peneliti kemudian mencoba membuat sebuah desain produk berupa buku ensiklopedi. 4. Validasi Desain Dalam langkah ini, peneliti melakukan validasi desain dengan guru, orang yang berkecimpung dalam bidang multikultur, dan siswa SD kelas atas. Dalam validasi ini, para validator memberikan penilaian, kritik, dan sarannya terhadap desain yang telah dibuat oleh peneliti. 5. Revisi Desain Revisi desain merupakan langkah terakhir dalam penelitian ini. Revisi desain dilakukan dengan memperbaiki desain yang masih terdapat kekurangan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan komentarsarankritik yang diberikan oleh guru, orang yang berkecimpung dalam bidang multikultur, dan siswa. Revisi desain dilakukan untuk menyempurnakan produk, sehingga produk layak untuk digunakan.

D. Teknik Pengumpulan Data