Gambar 4.5 Siswa tidak mengetahui arti kata dari dipilin
Gambar 4.6 Peneliti menambahkan penjelasan dari kata dipilin
B. Pembahasan
1. Prosedur Pengembangan Buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan 5 langkah pengembangan, yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data,
3 desain produk, 4 validasi produk, dan 5 revisi desain. Potensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam penelitian ini adalah pengenalan makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta secara dini kepada siswa SD melalui buku
ensiklopedi. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pelestarian makanan tradisional, mengingat makanan tradisional adalah warisan
dari leluhur dan sebuah simbol atau identitas suatu daerah yang harus dijaga. Sebagai generasi penerus sudah sepantasnya melestarikan
makanan tersebut, sebagai bentuk syukur dan menghargai terhadap warisan generasi terdahulu. Adapun masalah dalam penelitian ini yaitu
belum ada buku ensiklopedi yang membahas mengenai makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti telah melakukan
observasi ke perpustakaan SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, SDN Ngento dan 1 toko buku di Yogyakarta, peneliti menjumpai banyak
buku ensiklopedi namun tidak ada satupun ensiklopedi yang membahas
makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Setelah mengidentifikasi potensi dan masalah, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan kuesioner. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa SD, peneliti memperoleh data mengenai
bentuk dan pembahasan yang tepat untuk siswa SD, yaitu ukuran buku sebesar buku tulis biasa, menggunakan kombinasi gambar nyata dan
kartun, serta pembahasan cukup difokuskan ke dalam beberapa makanan tradisional. Pembuatan buku ensiklopedi makanan tradisional
merupakan salah satu upaya yang tepat untuk memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuan kepada siswa SD mengenai makanan tradisional yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil kuesioner yang
disebar peneliti di SDN Petinggan terhadap 58 siswa kelas IVA dan VA, bahwa hanya ada 24,1 siswa yang mengetahui lebih dari 5 jenis
nama makanan tradisional asli Daerah Istimewa Yogyakarta. Rendahnya pemahaman siswa juga tidak terlepas dari pola makan yang
cenderung memilih makanan cepat saji fast food daripada makanan tradisional. Menurut siswa SD makanan cepat saji fast food mudah
dijangkau terdapat di berbagai tempat dan lebih menarik dari segi tampilanrupa bervariasi daripada makanan tradisional. Fakta
menyebutkan bahwa 62,1 menyukai makanan cepat saji sedangkan hanya 37,9 siswa yang menyukai makanan tradisional. Hal tersebut
menjadi sebuah keprihatinan tersendiri bagi peneliti, siswa yang seharusnya bisa menjadi pewaris dan generasi penerus untuk
melestarikan makanan tradisional malah kurang menyukai makanan tradisional. Jika keadaan ini terus berlanjut dan dibiarkan, maka ada
kemungkinan makanan tradisional akan dilupakan.
Pengumpulan data tidak hanya bersumber pada guru dan siswa SD, peneliti juga mengunjungi dinas pariwisata dan kebudayaan di
setiap kabupaten. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi mengenai makanan tradisional yang tepat untuk diangkat
dalam buku ensiklopedi. Berdasarkan rekomendasi tersebut, peneliti mengunjungi setiap daerah yang membuat makanan tradisional untuk
mendapatkan informasi yang akurat dan untuk mendapatkan foto
makanan tradisional secara langsung.
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, peneliti membuat sebuah desain buku ensiklopedi mengenai makanan tradisional yang
sesuai dengan keinginan siswa SD, sehingga mereka tertarik untuk membaca. Dengan begitu pemahaman dan kecintaan siswa mengenai
makanan tradisional dapat bertambah dan kelak dapat melestarikan
keberadaan makanan tradisional. Desain buku ensiklopedi yang
dikembangkan peneliti berjudul “Ensiklopedi Makanan Tradisional Daerah Isti
mewa Yogyakarta Bagian II”, merupakan sub judulbagian dari buku yang dikembangkan peneliti dengan peneliti lain, yaitu
“Ensiklopedi Makanan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”. Buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta
Bagian II mencakup Kabupaten Kulonprogo Gebleg, Growol, Jenang madu sirat, Keripik red devilCrispy ikan, Tempe benguk dan Sleman
Dhodhol salak, Jadah tempe, Keripik belut, Legandha, Slondhok renteng. Ensiklopedi ini memadukan gambar nyata foto makanan
tradisional dan kartun sampul, sehingga secara tampilan terlihat menarik. Sasaran pembaca buku ensiklopedi adalah siswa SD kelas
atas, sehingga pembahasan dalam buku ensiklopedi dibuat singkat dan jelas agar mudah dipahami. Buku ensiklopedi ini dapat dijadikan
referensi belajar bagi siswa SD kelas atas untuk menambah pengetahuan mereka mengenai makanan tradisional yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Kulonprogo dan Sleman.
Setelah desain produk tercipta, maka langkah selanjutnya adalah validasi desain. Peneliti melakukan validasi desain terhadap
guru, orang-orang yang berkecimpung dalam bidang multikultur, dan siswa. Validasi dilakukan dengan mengajukan draf produk yang telah
dibuat kepada setiap validator, kemudian validator menilai dan memberikan komentar terhadap produk. Berdasarkan hasil validasi
oleh guru, draf produk mendapat nilai 3,7. Validasi kedua oleh orang yang berkecimpung dalam bidang multikultur mendapat nilai 3,7.
Validasi ketiga oleh siswa mendapat nilai 3,9. Dengan demikian total
rata-rata nilai dari ketiga validator yaitu 3,7.
Berdasarkan komentar para validator pada langkah validasi desain, langkah selanjutnya yaitu revisi desain. Peneliti melakukan
revisi desain mengacu pada komentar validator, yaitu sebagian besar merevisi dalam aspek kesesuaian bahasa. Setelah langkah revisi desain
selesai maka terciptalah draf produk yang merupakan hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini, yaitu buku ensiklopedi makanan
tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta Bagian II. Secara keseluruhan penelitian dan pengembangan yang
dilakukan peneliti dengan menjalankan 5 langkah pengembangan memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno,
yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Delapan Permainan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tradisional Jawa untuk Membangun Karakter Anak” yang sampai pada langkah ujicoba produk 6 langkah penelitian dan pengembangan.
Penelitian ini juga memiliki persamaan pada produk yang dikembangkan, yaitu mengembangkan produk berupa bukumedia
cetak yang berbasis pada siswaanak usia dini. Penelitian yang dikembangkan peneliti memiliki persamaan dengan penelitian Silaban
yang berjudul “Ensiklopedia Budaya Batak Toba Berbasis WEB” dan penelitian Priatmoko yang berju
dul “Pengembangan Ensiklopedi Tokoh Pewayangan Mahabarata dengan Dua Bahasa Menggunakan
Adobe Flash CS4”. Persamaan terdapat pada kontentema produk yang dikembangkan, yaitu berbasis budaya. Perbedaan terdapat pada produk,
kedua penelitian mengembangkan produk software program komputer, sedangkan peneliti mengembangkan produk hardware
buku ensiklopedi.
2. Kualitas Buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta
Penilaian kualitas
produk meliputi
penilaian aspek
kenyamanan, kelengkapan komponen, konsistensi susunan, kesesuaian bahasa, dan isi. Penilaian dilakukan pada langkah validasi desain oleh
3 validator, yaitu: 1 Guru, 2 orang yang berkecimpung dalam bidang multikultur, dan 3 siswa. Berikut hasil penilaian validator
terhadap draf produk yang dibuat peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Validator Terhadap Draf Produk yang Dibuat Peneliti
No Validator
Rata-rata Skor yang diperoleh
Kriteria
1 Guru
3,7 Sangat Baik
2 Orang
yang berkecimpung
dalam bidang multikultur
3,7 Sangat Baik
3 Siswa
3,9 Sangat Baik
Rata-rata Skor Penilaian
3,7 Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa draf produk yang dibuat peneliti memperoleh skor rata-rata 3,7. Skor tersebut
menandakan bahwa buku ensiklopedi yang dibuat peneliti berkualitas sangat baik dan layak untuk digunakan. Dengan demikian, buku
ensiklopedi ini diharapkan mampu menjadi referensi belajar bagi siswa SD untuk mengenal dan mempelajari lebih dalam mengenai makanan
tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Kulonprogo dan Sleman.
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengembangan ensiklopedi makanan tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta bagian II menggunakan 5 langkah
prosedur penelitian dan pengembangan yang diadopsi dari 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan milik
Sugiyono, 5 langkah tersebut yaitu: 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, dan 5
revisi desain. 2. Buku ensiklopedi makanan tradisional Daerah Istimewa
Yogyakarta bagian II memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan. Hasil validasi pertama oleh guru dengan skor
rata-rata 3,7, validasi kedua oleh orang yang berkecimpung dalam bidang multikultur dengan skor rata-rata 3,7, dan validasi
ketiga oleh siswa dengan skor rata-rata 3,9. Berdasarkan ketiga validasi, draf desain produk berada yaitu dalam kriteria sangat
baik mendapatkan skor rata-rata 3,7 X 3,4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI