42
1. Subjek 1
Sub sub-bab ini menyajikan identitas subjek dan latar belakang subjek. a. Identitas Subjek
Nama : Pr
Usia : 9 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 21 Agustus 2000 Urutan lahir
: Bungsu dari empat bersaudara Hobi
: main catur, computer, basket dan taekwondo Tipe keindigoan
: humanis dan interdimensional Nama ayah
: AC Pekerjaan ayah
: wiraswasta pendidikan Nama ibu
: PP Pekerjaan ibu
: wiraswasta pendidikan
b. Latar Belakang Subjek Latar belakang subjek menyajikan latar belakang kehidupan subjek, latar
belakang keindigoan subjek dan kesimpulan tes grafis subjek. 1 Latar Belakang Kehidupan Subjek
Subjek adalah anak yang ramah. Ia menyapa lebih dahulu orang yang dikenalnya. Sehari-hari sepulang sekolah, ia tidak langsung pulang
ke rumah tetapi terlebih dahulu ke tempat usaha milik orang tuanya di salah satu mall. Orang tua subjek memiliki usaha membina minat serta
43
bakat anak di bidang olah raga bela diri khususnya dan seni di tempat tersebut. Di sanalah biasanya subjek menghabiskan waktu untuk belajar,
mengerjakan tugas-tugas sekolah dan bermain. Dia juga senang sekali membaca buku di tempat usaha sebelahnya atau mengajak penjaganya
bermain catur bersama, tetapi hal yang paling digemarinya adalah bermain komputer, biasanya kalau sudah asik dia lupa mengerjakan tugas
sehingga harus diingatkan oleh ibunya. Menurut ibunya, subjek termasuk pribadi yang sangat tertutup, perasaannya sangat halus. Subjek sangat
sedih bila memperoleh penglihatan tentang bencana alam, seperti ketika akan terjadi gempa di Padang. Kesedihan itu bisa dirasakan berhari-hari
sehingga ia terlihat sangat gelisah. Subjek biasanya menceritakan apa yang dilihat kepada ibunya. Subjek juga pernah merasa sangat marah,
hingga membuat mobil yang ditumpangi tiba-tiba mogok setelah subjek berteriak. Subjek lupa apa yang menyebabkan ia begitu marah, tetapi
menurut ibunya subjek marah karena ayahnya tidak percaya dan menuduhnya berbohong.
Subjek sangat senang membaca, terutama membaca tentang anatomi tubuh manusia. Bahkan ia dapat dengan cepat memahami cara kerja
organ-organ tubuh tersebut. Kegemaran subjek akan komputer membuatnya dapat membuka password orang lain. Kemampuan tersebut
didapat dengan mencoba-coba sendiri tanpa diberi tahu pemiliknya. Kakak laki-laki subjek sering merasa kesal karena beberapa kali
44
password-nya berhasil dibuka. Setiap Sabtu dua minggu sekali subjek biasanya sekolah di Sekolah I Indigo.
Subjek sangat dekat dengan ibu dan kakak sulungnya, Rt, yang juga indigo. Subjek merasa nyaman berada di dekat Rt karena subjek merasa
Rt bisa memahami subjek. Subjek sering merasa jengkel terhadap kedua kakak yang lain, Ag dan An, karena mereka sering mengganggu subjek
dengan keisengannya. Subjek lebih banyak bermasalah dengan guru dibandingkan teman
sebayanya di sekolah. Subjek sering tidak sekolah karena harus mengobati orang yang sangat membutuhkannya, tetapi guru subjek tidak
mau mengerti. Subjek sering dimarahi atau disindir oleh gurunya. Hal tersebut sering kali membuat subjek merasa jengkel, tapi ia tidak bisa
berbuat apa-apa untuk mempertahankan pendapatnya. Subjek merasa gurunya tidak pernah mempercayai penjelasannya mengenai peristiwa
yang sesungguhnya terjadi. Hal tersebut membuat subjek memilih untuk diam karena tidak ingin memperpanjang masalah. Subjek merasa tidak
mungkin melawan gurunya meskipun dia benar. Subjek tidak pernah bermain dengan tetangganya, karena selain
ibunya tidak membiasakan ia untuk nangga bermain ke tempat tetangga, biasanya ia sampai dirumah sudah malam dan langsung tidur.
Subjek baru pindah beberapa bulan yang lalu sehingga belum banyak mengenal tetangganya. Di lingkungan rumah yang lama subjek juga
jarang bermain dengan teman sebaya di sekitar rumahnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Di keluarga, orang tua subjek menerapkan komunikasi dua arah dalam mengasuh putra dan putrinya. Ibu subjek menjelaskan bahwa
memperlakukan anak indigo memang harus berbeda dari memperlakukan anak yang tidak indigo, tetapi tidak berarti mengistimewakan anak
indigo. Pendekatan yang dilakukan orang tua subjek pada anaknya yang indigo lebih banyak berbagi dan diskusi. Orang tua subjek cenderung
memberikan gambaran dampak positif dan negatif dari tindakan yang akan diambil, kemudian anak yang tetap menentukan pilihan dan harus
siap menghadapi konsekuensi dari keputusannya itu. Orang tua subjek memahami bahwa anak indigo tidak dapat didoktrin karena mereka bisa
marah, tetapi anak indigo tetap harus diberi batasan-batasan untuk bertindak sehingga lebih terarah. Orang tua subjek memberikan doktrin
yang lebih ketat kepada anak-anaknya yang tidak indigo.
2 Latar Belakang Keindigoan Subjek Subjek dilahirkan melalui proses normal meskipun ibunya harus
mengalami pendarahan pasca melahirkan. Subjek dilahirkan dengan proses yang tidak mudah karena ibu subjek sempat urus-urus sebanyak
tiga belas kali sebelum melahirkan. Subjek lahir bungkus seperti kedua kakaknya yang lain. Ibu subjek merasakan setengah mati kala melahirkan
subjek karena kehabisan tenaga, untunglah waktu itu subjek bisa lahir dengan selamat. Bayi yang lahir bungkus menurut mitos orang Jawa
pertanda yang bagus, terlebih kalau memotong bungkus yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
menyelubungi itu dengan pari padi, maka maknanya akan lebih baik. Sebelum melahirkan ibu subjek tidak mendapat firasat apapun kalau akan
melahirkan anak indigo. Keistimewaan subjek mulai tampak ketika subjek berusia 6 bulan,
subjek mulai mencari lantai dan tidur sampai pagi. Subjek tidak mau berbicara sampai usia 3 tahun kecuali subjek memang harus bicara.
Dokter menyatakan tidak ada hambatan bicara yang dialami subjek, tetapi mungkin subjek bayi tirakat.
Subjek memiliki kemampuan melihat dan berteman dengan mahluk halus. Pada awalnya keluarga menganggap normal anak-anak dapat
melihat mahluk halus. Menurut keluarganya kemampuan tersebut akan hilang setelah usia anak 5 tahun. Ternyata kemampuan tersebut tidak
hilang, bahkan semakin lama subjek mampu menemukan cara sendiri untuk meng-on atau off jika melihat mahluk halus, hanya dengan berdiam
diri sejenak. Subjek dapat menyembuhkan dirinya sendiri ketika sakit dengan
cara tidur di lantai. Kemampuan subjek berkembang lagi dengan dapat meramalkan kejadian alam, menguasai ilmu pengobatan, serta telepati.
Semua itu di dapatkan begitu saja tanpa proses belajar secara khusus. Ketika menyembuhkan orang biasanya subjek akan mendapat bisikan
dari Tuhan apakah orang tersebut bisa disembuhkan atau tidak. Biasanya ada batasan waktu untuk mengobati orang yang sakit, tergantung dengan
parah tidaknya penyakit yang diderita orang tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Subjek dibawa ke Pro V Clinic, atas rekomendasi dari teman ibunya. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan oleh Dr. Erwin Kusuma subjek
dinyatakan sebagai anak indigo, tipe dimensional dan humanis. Setelah mengetahui dirinya digolongkan sebagai anak indigo, subjek tidak
merasa adanya perbedaan. Subjek tetap melakukan aktifitasnya dan bersikap seperti biasanya.
3 Kesimpulan Tes Grafis Subjek memiliki sifat dominan serta keinginan untuk menunjukkan
diri. Subjek memiliki intelektual dan kemampuan merencanakan sesuatu dengan baik, penyesuaian dirinya cukup baik, akan tetapi kurang
memiliki daya juang. Subjek tidak menyukai hal yang rumit. Subjek memiliki hambatan terutama dalam hal belajar. Serba ingin
tahu, namun tidak jelas tujuannya. Merasa tidak mampu mencapai hasil dan mencoba menutupi kekurangan. Subjek memiliki keinginan meraih
sesuatu sehingga berusaha memberikan yang terbaik. Terkadang muncul rasa curiga subjek terhadap orang lain sebab ia masih merasa kurang
mampu dengan dirinya. Potensi subjek akan optimal jika merasa nyaman sehinga ia membutuhkan suasana yang mendukung.
Subjek secara emosi masih mudah terpengaruh gangguan dari lingkungan, namun masih relatif stabil untuk anak-anak. Emosi subjek
tampaknya cukup stabil, tetapi dalam hal-hal tertentu masih ada indikasi kurang bisa mengontrol perasaannya meskipun masih dalam kategori
48
wajar. Subjek cenderung bertindak secara spontan, dorongan tidak terhambat, memiliki suasana hati yang hidup, bertingkah laku sesuai
keinginannya, secara pasif suka menikmati keadaan dan mudah didominasi oleh drive nya ketidaksadarannya. Keadaan tersebut
membuat subjek mudah marah. Di sisi lain, ada rasa tidak aman, kurang yakin pada diri sendiri. Subjek memiliki perasaan bersalah sehingga ada
kecenderungan minder atau rendah diri. Subjek terkadang merasa cemas atau gelisah. Subjek berkeinginan untuk realistis dengan hal-hal yang
nyata sehari-hari. Subjek terkadang tidak mau mendengar hal-hal yang tidak dimengerti oleh dirinya sendiri.
Subjek mudah bergaul, tampak stabil, dan mempunyai keseimbangan sikap sosial. Subjek dapat menyesuaikan diri, ia suka menyenangkan dan
menolong orang lain. Tetapi subjek memiliki kecenderungan membatasi diri, sukar dapat mengerti, dan memiliki sifat egosentris. Subjek memiliki
perasaan tidak pasti, serta perasaan tertekan dalam berhubungan dengan lingkungan. Subjek merasa tidak aman dengan kritik dan pendapat orang
lain. Subjek menganggap keluarga berperan besar, namun menganggap diri kurang begitu penting atau kurang berperan dalam keluarga. Subjek
merasa kurang dipercaya dan kurang berharga. Subjek memiliki ketergantungan serta kebutuhan terhadap rasa aman dari keluarga. Subjek
memiliki keinginan melakukan hubungan dengan orang lain hanya saja ia masih tertutup. Subjek cukup dekat dengan ibunya, tetapi ia juga
memiliki kebutuhan untuk dekat dengan ayah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Subjek II