1. Faktor keluarga
Faktor keluarga yang mempengaruhi belajar ini mencakup cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan
ekonomi keluarga.
a. Cara orang tua mendidik
Menurut Eveline Siregar Hartini Nara 2010: 177 dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari
orang tua. Apabila anak sedang belajar, jangan diganggu dengan tugas- tugas di rumah, anak selalu dipantau kegiatan belajarnya, orang tua selalu
memeriksa hasil belajar anak. Orang tua berkewajiban memberi pengertian dan dorongan semaksimal mungkin guna membantu dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah. Menurut Charles Schaefer 1979: 154 dorongan dari orang tua berfungsi sebagai suatu
penyokong, di kala anak-anak dihadapkan dengan tugas-tugas yang sukar atau kejadian-kejadian yang menekan. Sokongan seperti itu menolong
seorang anak untuk mengembangkan kepercayaan terhadap dirinya sendiri, sifat inisiatif, dan ketekunan serta kekerasan hati. Orang tua yang
mendidik anaknya terlalu keras, maka anak tersebut akan menjadi takut, tidak supel dalam bergaul, dan mengisolasi diri.
Orang tua yang kurangtidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan- kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakanmelengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar
anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidakkurang berhasil dalam belajarnya Slameto,
2010: 61.
b. Relasi antar anggota keluarga dan suasana rumah.
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan kakakadiknya turut
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu, apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang
terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya, demikian pula jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga
yang lain tidak baik Slameto, 2010: 62. Relasi antar anggota keluarga yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Mubiar Agustin 2011: 30-
31 misalnya; keretakan hubungan orang tua ayah dan ibu sering menimbulkan percekcokan dalam rumah tangga yang pada akhirnya
menjurus ke perceraian, selain itu orang tua yang sering membanding- bandingkan anaknya yang satu dengan anaknya yang lain.
Menurut Menurut Eveline Siregar Hartini Nara 2010: 178 Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, akan
menimbulkan suasana kaku, dan tegang dalam keluarga, yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar.
Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Menurut Slameto 2010: 63 Suasana
rumah yang gaduhramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak untuk belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering
terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.
Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan, tenang, tenteram dan penuh kasih sayang selain anak betah tinggal di rumah, juga akan
memberikan dorongan belajar yang kuat bagi anak.
c. Keadaan Ekonomi Keluarga