Tata tertib Sekolah dan Kedisiplinan

gedung apakah masih layak atau tidak layak, jumlah gedung apakah mencukupi seluruh siswa atau tidak.

b. Tata tertib Sekolah dan Kedisiplinan

Keberadaan tata tertib sekolah memegang peranan penting, yaitu sebagai alat untuk mengatur perilaku atau sikap siswa di sekolah. Soelaeman 1985: 82 berpendapat bahwa peraturan tata tertib itu merupakan alat guna mencapai ketertiban. Dengan adanya tata tertib itu adalah untuk menjamin kehidupan yang tertib dan tenang. Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku yang diinginkan, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock 1990: 85, yaitu: a. Peraturan mempunyai nilai pendidikan. Misalnya anak atau siswa yang menyerahkan tugasnya, yang merupakan cara yang dapat diterima sekolah untuk menilai prestasinya. b. Peraturan dapat membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar tata tertib dapat memenuhi kedua fungsi diatas, maka peraturan atau tata tertib itu harus dimengerti, diingat, dan diterima oleh siswa. Jadi kesimpulannya bahwa tata tertib berfungsi mendidik dan membina perilaku siswa disekolah, karena tata tertib berisikan keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Selain itu tata tertib juga berfungsi sebagai pengendali bagi perilaku siswa, karena tata tertib sekolah berisikan larangan terhadap siswa tentang suatu perbuatan dan juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya. Contoh tata tertib disekolah, misalnya tata tertib di kelas : siswa datang ke sekolah tepat waktu, berpakaian rapi dan sopan, tidak makan di kelas ketika jam pelajaran berlangsung, dll. Contoh tata tertib di perpustakaan: berbuat sopan, menjaga ketenangan, dan kebersihan ruang perpustakaan, dilarang membawa barang-barang yang mengganggu ketenangan, tidak membawa makanan dan minuman ke ruang perpustakaan dll. Contoh tata tertib di laboratorium : berpakaian rapi dan sopan, menggunakan alat-alat praktikum dengan hati-hati, membereskan peralatan setelah selesai digunakan dll. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di sekolah dan juga dalam belajar. Menurut Slameto 2010: 67 kedisiplinan sekolah mencakup kediplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kediplinan pegawaikaryawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihanketeraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengolah seluruh staff beserta siswa- siswinya, dan kediplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Selain itu disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya. Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Dilingkungan internal sekolah pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan, dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus membolos, perkelahian, menyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk – bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Dari keterangan diatas maka dapat diambil kesimpulan yang termasuk faktor dari tata tertib sekolah dan kedisiplinan adalah; siswa yang selalu mentaati peraturan di kelas, perpustakaan dan peraturan di laboratorium, tidak pernah membolos, tidak berkelahi, tidak menyontek, tidak mencuri dll, ada sanksi bagi siswa kalau tidak mentaati peraturan, guru selalu mengajar dengan disiplin, pegawai atau karyawan selalu melaksanakan tugasnya dengan baik dan disiplin.

c. Kurikulum

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklim Kelas Dengan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Fisika Pada Siswa SMA Negeri 1 Berastagi

4 35 122

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1

1 8 208

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Dan Pemanfaatan Sumber Belajar Dengan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

0 3 19

Hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika (studi pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Godean dan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY).

0 1 148

Hubungan antara intensitas siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika

0 2 146

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA SHALOM BENGKAYANG.

0 0 1

Hubungan Lingkungan Sekolah dan Motivasi Berprestasi dalam Pembelajaran Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika | Ermawaty | Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 62 175 1 PB

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 4 98

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 2 107

Hubungan antara keadaan pribadi, keluarga, sekolah, mata pelajaran fisika dan lingkungan masyarakat siswa dengan prestasi belajar fisika di SMA - USD Repository

0 0 123