Kegiatan-kegiatan siswa
di sekolah
khususnya kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, yang dimaksud dengan kegiatan
terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan
ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.
Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan
mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan
bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler akan berdampak pada hasil belajar di
ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian diatas yang akan diteliti yaitu; apakah siswa mengikuti
ekstrakurikuler yang
ada disekolah,
siswa sering
masukmengikuti ekstrakurikuler yang mereka ikuti, apakah waktu ekstrakurikuler menghambat atau mengurangi waktu belajar dll.
3. Mata Pelajaran Fisika
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam faktor mata pelajaran fisika yaitu:
1. Guru
Strategi atau cara guru dalam mengajar menurut Eveline Siregar Hartini Nara 2010: 178 yaitu:
a. Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar, dan
menyebabkan anak didik merasa ada jarak dengan guru, sehingga segan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Jadi seharusnya guru sering melakukan interaksi atau berkomunikasi dengan siswa. Guru harus menerima murid
menurut pribadi masing-masing, dan dapat menghargai sifat- sifat mereka walaupun menyimpang dari apa yang umumnya
dianggap baik. Guru menerima murid dalam keadaan ia menjengkelkan atau menyenangkan, dalam keadaan ia marah
atau bersifat ramah terhadap temannya S. Nasution 2003: 87 b.
Hubungan antar murid Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana,
maka tidak akan mengetahui bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas semacam
ini sangat tidak diharapkan dalam proses belajar. Maka, guru harus mampu membina siswa supaya dapat hidup bergotong
royong dalam belajar bersama, misalnya : membuat tugas secara
berkelompok dan anggotanya dipilihkan oleh guru, sehingga siswa mau tidak mau harus bekerja dalam kelompok tersebut.
c. Cara penyajian bahan pelajaran
Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya
mencatat saja. Jadi menjadi guru itu harus yang progresif artinya guru yang berani mencoba metode-metode lain yang baru, yang
dapat membantu meningkatkan kondisi belajar siswa. Menurut Mubiar Agustin 2011: 17 cara guru mengajar harus bisa
membuat siswanya tertarik agar mereka semangat untuk belajar. Misalnya, dengan mengadakan permainan di tengah-tengah
pelajaran agar siswa tidak merasa jenuh. Jadi dapat berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan yang
akan diteliti yaitu; apakah guru sering berkomunikasi dengan siswa, apakah guru sering memberikan tugas kelompok dengan anggota
kelompok yang acak, apakah metode yang digunakan guru dalam mengajar menyenangkan dan guru sering menggunakan metode yang
menarik.
2. Media