d. Menyesuaikan atau memperbaiki strategi berdasarkan kemajuan
yang mereka buat. e.
Mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dan melakukan adaptasi yang diperlukan.
Dilihat dari segi kognitif siswa perguruan tinggi harus memiliki kemampuan yang lebih baik untuk metakognisi dan regulasi diri dari
siswa yang lebih muda yakni anak SMA. Mahasiswa mungkin lebih mengakar dalam penggunaan strategi tertentu yang diberikan dari
pengalaman mereka sebelumnya. Dengan demikian, meskipun mungkin lebih mudah untuk berbicara tentang strategi mahasiswa
dalam program instruksi strategi, mungkin lebih sulit untuk mendapatkan mereka guna mengubah penggunaan strategi aktual
mereka dibandingkan dengan siswa yang lebih muda, yang mungkin tidak begitu berkomitmen untuk penggunaan strategi Schunk
Zimmerman, 1998: 64 .
Beberapa karakteristik mengenai individu yang menggunakan self regulated learning yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa mereka harus memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang akan dicapai, mampu mengelola perasaan, dan memiliki berbagai
macam srategi untuk belajar.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning
Konsep self regulated learning mengintegrasikan banyak hal yang sudah diketahui tentang belajar-efektif dan motivasi. Ada 3 faktor
yang memengaruhi keterampilan dan kemauan self regulated learning, yaitu:
a. Pengetahuan
Agar dapat menjadi self regulated learner, individu membutuhkan pengetahuan tentang dirinya, subjeknya, tugasnya,
strategi-strategi untuk belajar, dan konteks-konteks yang pembelajaran yang akan mereka terapkan.
b. Motivasi
Motivasi dalam self regulated learning merupakan pendorong yang ada pada diri individu yang mencakup persepsi
terhadap efikasi diri, kompetensi dan otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar.
c. Kemauan diri volition
Zimmerman berpendapat bahwa kemauan merupakan tindakan untuk menggunakan keinginan. Para pembelajar yang
memiliki self regulated tahu bagaimana cara melindungi dirinya sendiri dari distraksi- mereka harus belajar, misalnya, agar mereka
tidak terinterupsi.
C. Upaya-Upaya Peningkatkan Self Regulated Learning
Upaya peningkatan self regulated learning bisa dilakukan dengan
pemberian layanan bimbingan belajarakademis. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut Prayitno Erman, 2008:284:
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok mahasiswa yang
menghadapi masalah belajar dengan maksud memperbaiki kesalahan- kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dalam hal ini bentuk
kesalahan yang paling pokok berupa kesalahpengertian, tidak menguasai konsep-konsep dasar dan tidak memahami tujuan belajar.
Apabila kesalahan-kesalahan ini diperbaiki, maka mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Tidak dapat disangsikan bahwa yang utama yang harus diupayakan oleh pembimbing adalah mendorong mahasiswa untuk mau belajar.
2. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan Pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang mahasiswa yang sangat
cepat dalam belajar. Dilihat dari segi prestasi atau hasil belajar mereka, siswa-siswa yang amat cepat belajar itu sebenernya tidak tergolong
sebagai siswa yang menghadapi masalah belajar. Bahkan semua mahasiswa harus didorong untuk dapat mencapai hasil belajar yang
baik seperti itu.
3. Peningkatan Motivasi Belajar
Dosen dan pembimbing akademik berkewajiban membantu mahasiswa meningkatkan motivasinya dalam belajar. Prosedur-
prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan: a.
Memperjelas tujuan- tujuan belajar. Mahasiswa akan terdorong untuk lebih giat belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. b.
Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa.
c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang,
dan menyenangkan. d.
Memberikan reinforment penguatan dan hukuman bila perlu. e.
Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti
suasana yang
menakutkan, mengecewakan,
membingungkan, mengjengkelkan.
4. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Efektif
Setiap mahasiswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Tetapi tidak tertutup kemungkinan ada mahasiswa
yang mengamalkan sikap dan kebiasaan yang tidak diharapkan dan tidak efektif.
Sebagian mahasiswa memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan
belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu mereka diharapkan