37
2.3. Kerangka Pikir
Teori Yang Melandasi Pengaruh Anggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Manajerial
1. Teori Motivasi Alderfer
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P Alderfer 1972 mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan yaitu : kebutuhan akan
keberadaan, kebutuhan berhubungan dan kebutuhan berkembang. Kebutuhan keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetapi bisa hidup,
kebutuhan ini sama artinya dengan kebutuhan fisik atau psikologis. Kebutuhan berhubungan adalah suatu kebutuhan untuk menjalin
hubungan sesama melakukan hubungan sosial dan bekerjasama dengan orang lain. Adapun kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutuhan
yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang untuk mengembangkan dirinya Thoha M, 1983 : 227.
Ketika tiga kelompok inti dari kebutuhan ini dihubungkan dalam lingkungan kerja organisasi akan memunculkan motivasi dan kerjasama
untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dalam hal keuangan dan anggaran, salah satu tujuannya adalah merealisasikan biaya yang dianggarkan
melalui kinerja yang baik. Proses realisasi ini dimulai dengan mengajukan anggaran biaya oleh tiap bagian dan pusat pertanggungjawaban karena
mereka yang paling mengetahui berapa biaya yang harus dianggarkan untuk mendukung kinerja pada periode selanjutnya. Dari ketiga kelompok
tersebut diasumsikan adanya keberadaan atasan dan bawahan dalam hal ini manajer manajer tingkat atas dan manajer pusat pertanggungjawaban.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
Hubungan diantaranya diasumsikan sebagai hubungan partisipatif melalui penyusunan anggaran. Dan kebutuhan berkembang diasumsikan sebagai
kebutuhan untuk menciptakan kinerja manajerial yang baik untuk perkembangan dan eksistensi perusahaan.
2. Teori Jalan Kecil-Tujuan Path-Goal Theory
Teori Jalan Kecil-Tujuan Path-Goal Theory yang dikemukakan oleh Robert J. House dan Terence R Mitchel 1974 ini berusaha untuk
menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
Adapun teori path-goal memasukkan empat tipe atau gaya kepemimpinan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan direktif. Bawahan tahu senyatanya apa yang
diharapkan darinya pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.
b. Kepemimpinan yang mendukung. Kepemimpinan model ini
mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni
terhadap para bawahannya. c.
Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para
bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih berada di tangannya.
d. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya kepemimpinan
ini menetapkan serangkaian yang menantang bawahannya untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
berprestasi. Dengan demikian pula pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka yang mampu melaksanakan tugas pekerjaan
mencapai tujuan secara baik. Dengan menggunakan salah satu gaya kepemimpinan di atas,
maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan memotivasinya dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-
tugasnya, pencapaian tujuan, keputusan kerja, dan pelaksanaan kerja yang efektif Thoha M, 1983 : 289.
Untuk menghubungkan teori dengan anggaran partisipatif dan akuntansi pertanggungjawaban, maka dari ke empat gaya kepemimpinan
tersebut hanyalah gaya kepemimpinan dengan model adanya partisipasi bawahan yang dapat digunakan diantaranya kepemimpinan yang
mendukung, kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi kemudian menerapkan dalam organisasi dalam
hal ini untuk memenuhi tujuan keuangan dan anggaran, maka sistem partisipasi anggaran untuk memenuhi kewajiban dan tugas tiap pusat
pertanggungjawaban akan terwujud dengan baik. Dari ketiga kepemimpinan di atas, tiap bagian dapat menunjukkan partisipasinya
untuk mengusulkan anggaran biaya untuk departemen dan pusat pertanggungjawabannya sehingga kinerja perusahaan akan terealisasi
dengan baik. Sejalan dengan teori tersebut, telah diteliti kebenarannya oleh
Arief Bachtiar dan Dwi Sakti Susilowati 1998 yang membuktikan adanya hubungan positif antara partisipasi dalam penyusunan anggaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
dengan motivasi para manajer dan terdapat hubungan positif antara motivasi dengan kinerja manajer PT Badak NGL Co. Mereka juga
mendapatkan kesimpulan bahwa hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja para manajer tidak dapat dijelaskan oleh
pengaruh tidak langsung motivasi atau dengan kata lain motivasi tidak dapat berperan sebagai variabel penyelang. Sukardi 2004 melalui
penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Anggaran Partisipatif Dengan Kinerja Manajerial ; Peran Motivasi Kerja Dan Kultur
Organisasional Sebagai Variabel Moderating juga menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis data, hanya partisipasi penyusunan anggaran
yang dapat dibuktikan secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Emile Satia Darma dan
Abdul Halim 2005 dengan mengumpulkan data dari seluruh kabupaten dan kota se propinsi DIY yang meneliti tentang kejelasan sasaran
anggaran, sistem pengendalian akuntansi dan kinerja manajerial menyimpilkan bahwa Variabel independen kejelasan sasaran anggaran
dan variabel variabel independen sistem pengendalian akuntansi berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja manajerial.
Teori Yang Melandasi Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial
Penerapan akuntansi pertanggungjawaban erat hubungannya dengan kinerja manajer. Hal ini dapat dijelaskan dalam Teori Prestasi Kelompok
menurut Stogdill 1959 yaitu teori-teori tentang kelompok yang ada pada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang mempunyai kelemahan-kelemahan teoritis tertentu. Karena itu Stogdill mengajukan
teorinya berdasarkan pada masukan input, variabel media dan prestasi output kelompok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi teori di atas adalah : 1.
Masukan dari anggota sumber input Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu system interaksi yang
terbuka. Struktur dan kelangsungan system itu tergantung pada tindakan anggota dan saling berhubungan antar anggota. Masukan dari anggota
tersebut meliputi interaksi, hasil perbuatan atau performance, harapan. 2.
Variabel media : beroperasi dan berfungsinya kelompok mediating variables
Menurut Stogdill interaksi dan harapan tidak terlepas satu sama lain melainkan saling ketergantungan meliputi : struktur formal dan
struktur peran. 3.
Prestasi kelompok, yaitu keluaran output kelompok Menurut Stogdill prestasi kelompok yaitu suatu efektifitas
kelompok dalam mencapai tujuan. Prestasi kelompok tersebut meliputi : produktivitas, moril dan kesatuan.
Menurut teori Prestasi kelompok ini, akuntansi
pertanggungjawaban sangat erat hubungannya dengan kinerja. Hal ini dapat dilihat dari teori-teori yang dikembangkan yang mempunyai 3
tiga orientasi yang berbeda yaitu : Orientasi penguat, Orientasi lapangan, Orientasi kognitif.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Dari teori prestasi kelompok dengan tiga faktor yang mempengaruhi diantaranya masukan dari anggota sumber input,
variabel media yaitu beroperasi dan berfungsinya kelompok dan prestasi kelompok berupa output semakin menjelaskan hubungan teori ini dengan
ketiga variabel penelitian. Masukan dari anggota berupa masukan dan usulan dari tiap bagian dan pusat pertanggungjawaban atas anggaran
biaya kemudian beroperasi dan berfungsinya kelompok dalam hal ini pusat pertanggungjawaban sesuai tugas dan tanggung jawabnya maka
akan dihasilkan keluaran output berupa kinerja yang baik sesuai dengan tujuan organisasi sehingga dapat disimpulkan bahwa teori ini juga
berhubungan dengan penerapan anggaran partisipatif sehingga penerapan anggaran partisipatif, penerapan akuntansi
pertanggungjawaban sangat penting bagi perusahaan dalam kinerja manajer. Dan kesimpulan yang dapat diambil dari teori prestasi
kelompok adalah dengan peningkatan system anggaran partisipatif, akuntansi pertanggungjawaban dapat mempengaruhi kinerja manajer.
Jurnal dan wacana penelitian sejalan dengan teori tersebut dikemukakan oleh Juaniva Sidharta 2004 yang mengambil judul
Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengukur Kinerja Pusat Pertanggungjawaban dengan mengungkap wacana tentang hubungan
kedua variabel tersebut. Disimpulkan bahwa dengan adanya wewenang dan tanggungjawab kepada manajer pusat pertanggungjawaban untuk
mengendalikan pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban tersebut dapat diukur kinerja dari keluaran pendapatan sekaligus dapat
dilakukan evaluasi atas kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
Sesuai dengan penjelasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dapat disusun diagram kerangka pikir, yang ditunjukkan pada gambar 2.4,
sebagai berikut :
Gambar. 2.3 : Diagram Kerangka Pikir
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis