Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Berpikir

sehingga menyebabkan kurang adanya keharmonisan antara pimpinan dengan bawahan. Komunikasi yang kurang baik antara atasan dengan bawahan saat ini sangat mempengaruhi kinerja karyawan, dan meyebabkan para karyawan khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka. Pertemuan dan pengarahan yang diharapan dapat mengkomunikasikan berbagai permasalahan sangat jarang dilakukan perusahan, sehingga semakin menambah krang baiknya iklim komunikasi di perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi dalam PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya tersebut serta ditunjang pentingnya penelitian tentang iklim komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Iklim Komunikasi Organisasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasa Surabaya”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana iklim komunikasi organsasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya?”

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari peneliti ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori komunikasi tentang proses komunikasi dan dampaknya terhadap iklim organisasi. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang iklim komunikasi organisasi b. Bagi instansi Diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan masukan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa permasalahan yang ingin diketahui adalah bagaimana iklim komunikasi organisasi yang ada di PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya. Sebelum membahas mengenai iklim komunikasi organisasi yang dilaksanakan, berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai konsep komunikasi. Istilah komunikasi atau dari bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin communication dan bersumber dari kata komunis yang berarti sama yaitu kesamaan makna Onong, 1984:11. Jadi orang-orang yang terlibat dalam suatu proses komunikasi harus sama-sama mengerti makna dan arti. Jadi diantara orang-orang yang terlibat di dalam komunikasi hendaknya memiliki kesamaan makna atau arti. Mereka harus sama-sama mengerti hal-hal yang dikemukaka. Kalau seorang komunikan tidak faham akan pesan yang disampaikan maka komunikasi tidak akan dapat berlangsung. Suatu komunikasi dalam kegiatannya melalui suatu proses yaitu jalan dan urutan kegiatan sehingga terjadi suatu timbal balik pengertian tetang suatu hal diantara unsur-unsur yang saling berkomunikasi. Dalam proses komunikasi paling sedikit terdapat 3 unsur pokok yaitu si penyebar pesan, pesannya dan isi penerima pesan. Dari tinjauan terhadap komunikasi secara entimologis tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Komunikasi harus meliputi paling sedikit tiga komponen penting. Pertama adalah komunikator, yakni orang yang menyampaikan pesan. Kedua pesan yaitu isi komunikasi itu sendiri dan yang ketiga adalah komunikan yakni orang yang menerima pesan. 2. Pesan komunikasi harus sama-sama dimengerti oleh kmunikator dan komunikan. Kalau seseorang tidak mengerti perihal yang dikatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dalam hal ini ada dua hal yang harus dimengerti oleh komunikan yaitu bahasa yang digunakan dan isi atau maksud yang di komunikasikan dengan bahasa itu Onong, 1992: 5. Faktor-faktor ini mempengaruhi si pengirim maupun si penerima, sebab komunikasi adalah suatu proses timbal balik yang melibatkan dua orang atau lebih. Di dalam penelitian dalam kaitannya dengan komponen komunikasi maka pimpinan dikatakan sebagai komunikator dan karyawan sebagai komunikan atau penerima pesan. Bilama di dalam sebuah perusahaan para karyawan tidak menunjukkan suatu perubahan dalam melakukan suatu kegiatan komunikassi maka boleh dikatakan bahwa komunikasi tersebut tidak berhasil. Untuk mencapai hasil yang diinginkan haruslah ditentukan kebijakan metodik dan teknik komunikasi lain serta pendekatan lain atau strategi.

2.1.2. Pengertian Organisasi

Studi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek- objek, juga studi mengenai objek-objek itu sendiri Pace dan Faules, 2001:2. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu padu bekerja untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dengan alat-alat yang tepat. Sedangkan menurut Sutarto 2002: 40, menyimpulkan bahwa secara keseluruhan organisasi adalah system saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Kazt dan Roseinzweig, organsasi adalah adanya orang-orang yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub-sistem yang saling berhubungan dan saling tergantung serta bekeja sama atas dasar pembagian kerja, peran, dan wewenang, dan juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai Hani Handoko, 1992:7. Organisasi juga dapat dikatakan sebagai kesatuan yang dikoordinasikan sacara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif diidentifikasikan dan bekerja secara terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan, definisi ini dikemukakan oleh Robbin Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:1-6. Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat beberapa hakikat organisasi yaitu: 1. Organisasi merupakan sebuah system yang stabil atau baik dari segi hokum maupun social. Pada dasarnya system sebuah organisasi di dalamnya terdapat jaringan-jaringan hubungan yang diperpanjang sebagai sebuah system social. 2. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang melalukakan kerja sama, artinya setiap orang dalam organisasi harus berpartisipasi. Partisipasi sangat erat kaitannya dengan kerja sama, adapun pengertiannya adalah keterlibatan spontan yang disertai kesadaran dn tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu bentuk perkumpulan dari individu-individu yang dalamnya terdapat jaringan-jaringan hubungan yang dipandang sebagai suatu system yang saling melengkapi kebutuhan satu sama lain sahingga tercapainya tujuan bersama.

2.1.3. Karakteristik dan Fungsi Organisasi

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab Muhammad, 2001:23. Tiap organisasi mempunyai karakteristik umum, yaitu: 1. Dinamis Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami perubahan, karena selalu mengalami tantangan baru dari lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah. Sifat dinamis disebabkan karena adannya perubahan ekonomi dan lingkungannya, semua organisasi memerlukan sumber keuangan untuk melakuka aktifitasnya. Oleh karena itu kondisi ekonomi mempengaruhi secara tajam pada kehidupan organisasi. Uang yang tersedia, sumber yang digunakan sebagai bahan mentah, biaya pekerja atau karyawan, semuanya memainkan peranan penting dalam pengembangan organisasi. 2. Memerlukan informasi Semua orang memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi organsasi tidak dapat berjalan. Dengan adanya informasi bahan mentah dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Begitu juga sebaliknya, dengan tidak adanya informasi suatu organsasi dapat macet atau mati sama sekali. Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi yang dapat diperoleh dari dalam maupun diluar organisasi. 3. Mempunyai tujuan Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus mempunyai tujuan masing-masing dan pastinya bervariasi. Tujuan itu hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organsasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individu. 4. Terstruktur Organisasi dalam mencapai tujuannya biasanya membuat aturan- aturan, undang-undang dan hirarki hubungan dalam organisasi dinamakan struktur organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhusukan tugas yang berhubungan dengan proses produksi Muhammad, 2001:29-31. Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks maka kebutuhan organisasi yang dipenuhi lebih banyak. Semua ini merupakan tanggung jawab organisasi untuk memenuhinya. 2. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab Organsasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun masyarakat dimana organsasi tersebut berada. Standart ini memberikan organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan anggotanya, baik itu ada hubungannya dengan produk mereka buat atau tidak. 3. Memproduksi barang atau orang Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang membimbing mengelolah, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan organsasi. Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia bekerja. Muhammad: 32-34

2.1.4. Komunikasi Organisasi

Komuniksi organisasi adalah perilaku yang terjadi dan bagaimana mereka terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Pace dan Faules, 1993:33 Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi dan mendorong orang-orang untuk bertindak. Dalam suatu organisasi kerja komunikasi menjalankan beberapa fungsi, yaitu: 1. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang yang satu kepada orang yang lain sehingga terjadi tindakan kerja sama. 2. Komunikasi berfungsi membantu mendorong dan mengarahkan orang- orang untuk melakukan sesuatu. 3. Komunikasi berfungsi membantu membentuk sikap dan menanamkan kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan, dan mempengarhi perilaku seseorang. 4. Komunikasi berfungsi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai denga lingkungan fisik dan sosial mereka. Disamping keempat fungsi tersebut, komunikasi juga menjalankan fungsi-fungsi tambahan seperti pemeliharaan hubungan sosial diantara manusia-manusia moekijat, 1993:7. Menurut Dale Yoder dalam Moekijat, 1993:14-17, tujuan utama komunikasi dalam pekerjaan adalah untuk memudahkan pelaksaan dan memperlancar jalannya organisasi. Tujuan komunikasi dalam pekerjaan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kesetian, kerjasama dan pengertian pegawai. 2. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang kebutuhan dan tujuan pegawai. 3. Untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang reaksi pegawai terhadap tujuan, kebijaksaan dan praktek perusahaan. 4. Untuk memberikan informasi, menjelaskan dan menafsirkan program- program perusahaan dan keefektifan dari program-program. 5. Untuk meningkatkan hubungan pribadi dan peran serta pegawai. 6. Untuk memberikan alat ekspresi dan penjelasan. 7. Untuk memberikan kebutuhan pribadi dan kebutuhan jabatan pegawai. 8. Untuk memotivasi pegawai. 9. Untuk memberikan propaganda kepada pegawai dan merintangani propaganda dari sumber-sumber lain. 10. Untuk mencapai tujuan manajemen. Komunikasi dalam manajemen adalah salah satu dari sekian banyak bidang komunikasi dalam lingkup komunikasi manusia. Pentingnya komunikasi dalam manajemen dinyatakan oleh Lawrence D. Brennen bahwa manajemen adalah kmunikasi dan Goerge R. Terry mengibaratkan komunikasi sebagai minyak pelumas agar proses manajemen berjalan lancer Effendy, 1999:10. Komunikasi antar manusia merupakan komunikasi langsung tatap muka dan dengan sikap dialogis serta umpan balik yang terjadi secara langsung dalam artian komunikator dapat mengetahui efek komunikasinya pada saat itu juga sehingga sering digunakan untuk melakukan persuasif. Komunikasi persuasif dapat berlangsung dalam situasi komunikasi yang melibatkan upayah seseorang yang dengan sadar berubah tingkah lakunya melalui penyampaian pesan Effendy, 1999:24-26. Dalam arti luas tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan-perubahan dan untuk mengetahui tindakan kearah kesejateraan perusahan. Komunikasi adalah penting untuk berfungsinya intern perusahaan karena komunikasinya menyatukan fungsi- fungsi manajerial dimana menurut Harold Koonts komunikasi diperlukan untuk: 1. Menentukan dan menyebarkan tujuan perusahaan 2. Mengembangkan rencana pencapaiannya. 3. Mengatur Sumber Daya Manusia SDM dan sumber daya lainnya dengan cara yang se-efektif mungkin dan seefisien mungkin. 4. Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suasana dimana orang-orang mau memberikan sumbangan dan mengawasi pelaksaan pekerjaan. Definisi dan konsep kunci dari komunikasi organisasi menurut Goldhaber 1986, memberikan definisi komunikasi sebagai berikut, “organizational communications is the process of creating and exchanging message within a network of interdependen relationship to vope with environmental uncertainlyI”. Atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah Muhammad, 2001: 67. Dalam Muhammad 2001: 67-74, dijelaskan ada tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan jaringan, saling berantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian, yaitu: 1. Proses Suatu organsasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan Pesan yang dimaksud adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberikan gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi efektif kalau pesan yang dikirm itu diartikan sama dengan apa yang dimkasud oleh si pengirim. Misalnya, seorang pemimpin melihat pekerjaan karyawanya tidak beres, lalu berkata dengan suara keras dan memukul meja. Isi pesan ini adalah pernyataan rasa marah terhadap kesalahan karyawannya itu. Bila karyawannya menerima pesan itu berarti bahwa pesan tersebut efektif. Pesan dalam organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasinya: a. Pengklasifikasian pesan menurut bahasa, yaitu pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal dalam organisasi, misalnya seperti surat memo, pidato, percakapan. Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi terutama sekali yang tidak diucapkanatau ditulis sepeti bahasa, gerakan badan, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah dan sebagainya. b. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan dapat pula dibedakan atas pesan internal ataupun pesan eksternal. Pesan internal khusus dipakai karyawan dalam organisasi, misalnya memo, buletin dan rapat-rapat. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk memenuhi kebutuhan organisasi system terbuka yang berkaitan dengan ligkungandan masyarakat umum. Pesan eksternal ini misalnya iklan, usaha hubungan dengan masyarakat, usaha mengenai penjualan dan pelayanan. c. Pesan dapat pula diklasifikasikan menurut bagaimana pesan disebarluaskan. Jika menggunakan metode perangkat keras untuk dapat berfungsi dan bergantung pada alat-alat elektronik dan tenaga listrik. Sedangkan pesan tergantung pada perangkat lunak, yaitu kemampuan dan keterampilan dari individu terutama dalam berfikir, menulis, berbicara dan mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain. Termasuk komunikasi lisan secara berhadapan, percakap dalam rapat-rapat. d. Klasifikasi pesan berdasarkan tujuan daripada pengiriman dan penerima pesan. Pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas yaitu berhubungan dengan produksi organisasi, pelayanan dan kegiatan khusus yang berkenaan dengan organisasi seperti penyempurnaan kualitas produksi, penjualan, dan pemasaran. Pesan yang berkenaan dengan pemeliharaan organisasi seperti kebijaksanaan- kebijaksanaan, aturan-aturan yang membantu organisasi tetap hidup. 3. Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan. 4. Keadaan saling tergantung Hal ini telah menjadi dasar dari suatu organisasi yang merupakan suatu system terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh system organisasi. Begitu juga halnya degan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi. Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan dia harus mempertimbangkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh. 5. Hubungan Organisasi merupakan suatu sistem terbuka. Sistem kehidupan social maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain, jaringan melalui mana jalannya suatu pesan dalam organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh, karena itu, hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlihat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. 6. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal karyawan, staf, golongan fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, saingan dan teknologi. 7. Ketidakpastian Ketidakpastian yang dimaksud yaitu perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Misalnya suatu organsasi memerlukan informasi mengenai aturan pemerintahan yang berpengaruh kepada produksi barang-barangnya. Jika organisasi ini banyak informasi mengenai hal ini maka mereka lebih pasti dalam memproduksi hasil organisasinya yang sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah. Tetapi bila mereka tidak memperoleh informasi tersebut maka mereka ragu-ragu memprodusi barang-barangnya apakah sesuai dengan standar yang ditentukan. Dalam suatu organsasi baik profit maupun non profit, tindakan komunikasi dalam organisasi akan melibatkan: 1. Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan informasi dimana seluruh anggota berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. 2. Regulasi Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. 3. Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan, dan wewenang tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, maka banyak pimpinan yang lebih suka mempersuasif bawahan dari pada memberi perintah, sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan kepedulian yang besar. 4. Integratif Setiap organsasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang baik, yaitu saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi informal. Pelaksaan aktifitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Sendjaja, 1992: 136

2.1.5. Komunikasi Organisasi Dalam Suatu Perusahaan

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi interpersonal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orng-orang yang sama leveltingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan evaluasi komunikasi evaluasi program Redding Sanborn, 2000: 65. Menurut Pace dan Faules 2006:32 komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit dari komunikasi dalam hubungan-hubungan heirarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi terjadi kapan pun setidak-tidaknya satu orang menduduki suatu jabatan dalam organisasi menafsirkan pertunjukan. Komunikasi yang akan ditelaah adalah anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Komunikasi organisasi sering juga diartikan sebagai perilaku pengorganisasian organizing behavior, yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang terjadi komunikasi transaksional. Oleh karena itu, ketika organisasi dianggap sekedar sekumpulan orang yang berinteraksi maka komunikasi hanya berfungsi sebagai organisasi. Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi, ia adalah organisasi itu sendiri. Jadi komunikasi organisasi akan tetap berpusat pada simbol-simbol yang memungkinkan kehidupan organisasi, apakah kata- kata, gagasan-gagasan dan konstruk yang mendorong, mengesahkan, mengkoordinasikan, dan mewujudkan aktifitas yang terorganisir dalam situasi- situasi spesifik Liliweri, 2004:60. Komunikasi organisasi Organizational Communication terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik Mulyana 2001:75.

2.1.6. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut sedikit banyaknya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk dapat manciptakan iklim komuniksi organisasi yang baik perlu memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan. Ada hubungan yang sirkuler antara iklim komuniksi dengan iklim organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh macam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomuniksi secara rileks dan ramah tama dengan anggota lain. Sedangkan iklim komunkasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. Iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi sarta tingkat pengaruh dan keterlibatan. Redding Goldhaber, 1986 mengemukakan 5 dimensi penting dari iklim komunikasi tersebut, yakni: 1. Keterbukaan dan keterusterangan. 2. Partisipasi membuat keputusan. 3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia. 4. Tujuan berkinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. 5. “Supportiveness“, atau bawahan mengakui dan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereke membangun dan menjaga perasan diri berharga dan penting Muhammad, 2001: 82-85

2.1.7. Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan

Iklim komunikasi organisasi dibentuk melalui interaksi antara anggota- anggota organisasi. Interaksi-interaksi dan proses-proses yang membentuk, menciptakan kembali, mengubah, dan memelihara iklim adalah hal-hal yang seharusnya menjadi pusat perhatian. Interaksi adalah hal yang penting untuk perkembangan iklim komunikasi organisasi. Iklim bukanlah sifat seorang individu, tetapi sifat yang dibentuk, dimiliki bersama dan dipelihara oleh para anggota organisasi Pace dan Faules, 1993:165-166. Sebagai suatu konsep yang berkaitan dengan persepsi, iklim komunikasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perceptual anggota organisasi atas sifat-sifat makro organisasi yang relevan dengan komunikasi dan berguna bagi anggota organisasi Dennis, 1974. Meskipun satuan-satuan analisis adalah persepsi individu, persepsi keseluruhan membei suatu deskripsi yang bermanfaat mengenai iklim komunikasi bila yang diukur adalah sifat- sifat makro organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi organisasi yang positif yaitu yang penuh persaudaraan mandorong para anggota organisasiberkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tama dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa keterbukaan Muhammad, 2001: 85.

2.1.8. Proses Komunikasi di Perusahaan

Proses-proses komunikasi di dalam perusahaan bisa bermacam-macam cara penyampaiannya. Harus dilaksanakan seefektif mungkin karena dibutuhkan feedback untuk mengetahui apakah komunikasi yang disampaikan sukses atau tidak. Dari sana kita tau apakah umpan yang didapat positif atau negatif. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran interpretasi adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik decoding dalam proses komunikasi. Jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita berkomnikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan untuk memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain Mulyana, 2001: 167-168. Informasi yang merujuk kepada kata-kata dalam pesan tertulis dan bunyi dalam pesan terucap dalam pertunjukkan. Informasi akan dirujuk, seperti dalam konteks “arus komunikasi” dan “pemrosesan informasi”. Informasi adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukkan pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian, evaluasi kinerja, dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat dan memo, laporan teknis, dan data Pace dan Faules, 1993:29. Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan harus memiliki komunikasi yang efektif di semua karyawan. Persepsi mengenai informasi yang diterima maupun yang disampaikan antara pimpinan kepada bawahan atau sebaliknya harus benar-benar akurat. Pola komunikasi yang di dalamnya terjadi proses saling tukar menukar informasi menjadikan efektifitas pesan dapat diterima dengan baik antara kedua belah pihak. Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi sangat penting karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya ini berhasil atau malah gagal. Dengan kata lain, apakah umpan baliknya itu positif maupun negatif.

2.1.9. Komunikasi Sebagai Hubungan yang Berinteraksi Dalam Perusahaan

Menurut Dedy Mulyana 2001: 65-66, komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah. Namun, pandangan kedua ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim pesan dan penerima pesan, karena masih tetap berorientasi pada sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis. Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik, yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektifitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti, diterima, dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik tersebut sumber dapat mengubah pesan selanjutnya jika diperlukan agar sesuai dengan tujuannya. Tidak semua respon penerima adalah umpan balik. Suatu pesan dianggap umpan balik bila hal itu merupakan respon terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim. Konseptualisasi ini sering diterapkan pada komunikasi adalah interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab- akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Komunikasi sebagai suatu hubungan yang berinteraksi pada semua karyawan yang ada di dalam organisasi. Proses interaksi sebagai pola hubungan yang dapat menumbuhkan kehidupan yang harmonis apabila masing-masing anggota bekerja mengarahkan pandangannya untuk berorientasi pada kepentingan bersama. Hubungan yang berdasarkan aksi-reaksi bahwa semua karyawan mempunyai kesadaran dan berperilaku sesuai dengan aturan kebudayaan dan kebijakan yang ada dalam perusahaan tersebut. Menjadikan komunikasi dapat berjalan efekif dikarenakan pesan yang disampaikan dapat diterima dan mendapat umpan balik yang positif dari semua karyawan dalam perusahaan.

2.2. Kerangka Berpikir

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat diabaikan, begitu juga halnya dalam kehidupan berorganisasi. Perkembangan aktifitas organisasi terpusat pada iklim komunikasi organisasi. Ini menjadi perhatian bagi pemimpin guna meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam meneliti iklim komunikasi organisasi PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya, peneliti mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komuniksi di dalam organisasi tersebut. Pada iklim komunikasi organisasi terdapat 6 faktor yang berpengaruh, yaitu: 1. Kepercayaan Kepercayaan adalah personel di semua tinggkat berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamya ada kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas di dukung oleh pernyataan dan tindakan. 2. Pembuatan keputusan partisipan Pembuatan keputusan partisipan para pegawai di semua tingkat oranisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan terdahap kedudukan mereka. Para pegawai disemua tingkat harus diberi ksempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. 3. Kejujuran Kejujuran adalah suasana umum yang meliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi dan para pegawai mampu 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah yakni bagaimana karyawan atau staf mampu secara terbuka mengkoordinasikan pekerjaan. Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organsasi harus relative lebih mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinsikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin dan rencana-rencana. 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Mendengarkan dalam komunikasi ke atas yaitu bagaimana karyawan merasa bahwa informasi yang dimiliki dianggap penting oleh manajemen sehingga manajemen mau mendengarkan masukan dari bawahan dengan pikiran yang terbuka. Dimana personel di setiap tingkatan dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organsasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan. 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas tinggi, biaya rendah demikian pula menujukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Umpan balik dari komunikasi yang terjalin PT Telkom Speedy Cabang STO Kapasan Surabaya antara pemimpin dan bawahan dalam penelitia ini dikategorikan positif atau negatif. Petanyaan yang dijawab responden dengan jawaban “Ya” mengarah pada iklim komunikasi yang positif dan pertanyaan yang dijawab responden dengan jawaban “Tidak” mengarah pada iklim komunikasi yang negatif. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Iklim Organisasi PT Telkom Speedy Surabaya 1. Kepercayaan 2. Kejujuran 3. Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah 4. Mendengarkan dalam Komunikasi Ke Atas 5. Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi 6. Pengambilan Keputusan Partisipatif Iklim Komunikasi Positif Iklim Komunikasi Negatif Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir 37 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel