Tegangan-Tegangan Umum pada Sebuah Titik Tegangan Geser Maksimum

30 tersebut. Pada Gambar 2.16 di atas dapat dilihat bahwa setelah benda uji patah akibat deformasi, bandul pendulum melanjutkan ayunannya hingga posisi h’. Bila bahan tersebut tangguh yaitu makin mampu menyerap energi lebih besar maka makin rendah posisi h’. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah.

2.4.3 Tegangan Von Misses

Tegangan von misses merupakan tegangan yang diperoleh berdasarkan proses perhitungan, dimana hasil yang diperoleh hanya menunjukkan nilai tegangan tanpa adanya arah bekerjanya tegangan. Pada penelitian ini dimensi model yang digunakan adalah 3D, sehingga rumus tegangan von missesnya menjadi: =√ [√ ] 2.15 dimana : , , adalah principle stress. ΄ = Tegangan von misses Nm²

2.4.4 Tegangan-Tegangan Umum pada Sebuah Titik

1. Tegangan normal Tegangan normal dapat dilihat pada Gambar 2.17 adalah gaya yang tegak lurus atau normal terhadap irisan pada luasan potongan tertentu. Terdapat tiga komponen tegangan normal, diantaranya adalah: a Tegangan normal X Tegangan yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu X arahnya sejajar sumbu X. b Tegangan normal Y Tegangan yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu Y arahnya sejajar sumbu Y. c Tegangan normal Z Tegangan yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu Z arahnya sejajar sumbu Z. Tegangan normal dapat merupakan akibat langsung dari gaya tarik atau momen lentur. 31 2. Tegangan Geser Tegangan geser dapat dilihat pada Gambar 2.17 adalah gaya yang bekerja sejajar dengan bidang dari luas elementer pada luasan potongan tertentu. Terdapat tiga komponen tegangan geser, diantaranya adalah: a Tegangan geser XY Tegangan yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu X arahnya sejajar sumbu Y. b Tegangan geser YZ Tegangan yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu Y arahnya sejajar sumbu Z. c Tegangan geser ZX Tegangan yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu Z arahnya sejajar sumbu X. Tegangan-tegangan geser dapat merupakan akibat langsung dari tegangan geser, tegangan geser puntiran, atau tegangan geser vertikal. Gambar 2.17. Orientasi tegangan-tegangan pada sebuah titik.

2.4.5 Tegangan Geser Maksimum

Pada orientasi yang berbeda dari elemen tegangan, tegangan geser maksimum akan terjadi. Besar tegangan geser maksimum dapat dihitung berdasarkan rumus dibawah ini. 32 Rumus tegangan geser untuk lingkaran untuk Gambar 2.18: 2.16 jika persamaan 2.16 diaplikasikan pada gambar 2.19 maka persamaan akan menjadi: 2.16 atau : 2.17 dengan: = Tegangan geser maksimum Pa = Gaya geser N = Luas penampang yang menerima gaya geser m² Gambar 2.18. Baut CD yang mengalami tegangan geser tunggal. Gambar 2.19. Baut EG yang mengalami tegangan geser ganda.

2.4.6 Kelelahan