Analisa Hasil pengujian Analisa

230 o. Pada proses dumping untuk membersihkan material didalam bucket underground loader , dilakukan dengan cara menghentak-hentakkan implement. p. Material tambang yang diangkut oleh lift arm underground loader adalah lumpur, tanah, batuan tambang yang tersusun dari emas, tembaga, perak, besi, dan logam lainya, serta beberapa material padatan lainya. q. Pada saat pengoperasian underground loader sering terjadi tumbukan antara bucket atau frame dengan dinding terowongan. r. Sistem tambang yang digunakan untuk underground adalah block caving. s. Terowongan mempunyai lebar ± 4 meter dan tinggi ± 5 meter. t. Underground loader dioperasikan dibawah tanah dengan kriteria suhu sebagai berikut, untuk daerah yang berventilasi kurang baik pada daerah tunnel caving bersuhu ± 27° C, untuk area yang berventilasi baik bersuhu ± 9-12°C, sedangkan suhu diluar terowongan adalah -8° C. u. Permukaan jalan yang dilalui oleh underground loader tergolong kurang rata karena masih berupa tanah. v. Underground loader juga digunakan untuk proses pengangkutan traveling hingga jarak lebih dari 2 km, serta dalam proses pengangkutan dapat juga dioperasikan hingga keluar terowongan.

4.4 Analisa

Proses analisa terbagi menjadi empat tahapan, dengan tujuan untuk memperoleh penanggulangan crack pada lift arm, yang berdasarkan pada hasil pengujian, hasil observasi serta teori pada dasar teori, tahapan-tahapan tersebut memiliki kriteria hasil yang berkesinambungan, dimana antara analisa satu dengan yang lain saling berkaitan. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat diperolehnya faktor serta penanggulangan terhadap terjadinya crack pada lift arm.

4.4.1 Analisa Hasil pengujian

Proses analisa dilakukan dengan cara menganalisa peningkatan serta penurunan tegangan yang terjadi berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.10, Tabel 4.11 serta hasil hasil pengujian. Pada analisa ini dapat diketahui pengaruh penambahan plat pada konstruksi lift arm. 231 Tabel 4.10a. Data penguji untuk assembly lift arm tanpa plat posisi 1 dan posisi 2 ResultType Posisi 1 Posisi 2 A C BD CX A C BD CX Von misses Mpa 47.6 83.5 13.5 48.1 84.6 14.2 Displacement mm 1.335 0.7841 1.427 1.34 0.7925 1.427 Strain 1.55×10 ⁻ 2.99×10⁻ 4.15×10⁻ 1.68×10 ⁻ 3.19×10⁻ 4.49×10⁻ XY Shear Mpa 12.8 44.2 5.1 14.1 45.7 5.2 XZ Shear Mpa 9.3 15.1 3 10.6 15.5 4.3 YZ Shear Mpa 7.2 13.5 2.9 7.6 15.2 3.6 X Normal Mpa 23.6 57.4 12.2 23.4 56.8 13.8 Y Normal Mpa 31.9 73.7 10.1 30.9 69.7 11 Z Normal Mpa 10.6 29.9 7.8 12.6 30.5 11.4 Tabel 4.10b. Data penguji untuk assembly lift arm tanpa plat posisi 3 dan posisi 4 ResultType Posisi 3 Posisi 4 A AC BD ACX A AC BD ACX Von misses Mpa 44.3 15.3 47.3 Displacement mm 1.761 1.427 1.867 Strain 1.714×10 ⁻ 4.426×10 ⁻ 1.835×10 ⁻ XY Shear Mpa 20.3 5.1 23.1 XZ Shear Mpa 10.6 3.3 11.9 YZ Shear Mpa 7.9 2.4 7.4 X Normal Mpa 59.8 15.3 34.2 Y Normal Mpa 34.8 9.5 21.2 Z Normal Mpa 24.2 8.3 12.8 Tabel 4.10c. Data penguji untuk assembly lift arm tanpa plat posisi 5 ResultType Posisi 5 A AC BD ACX Von misses Mpa 40.3 Displacement mm 1.389 Strain 1.386×10 ⁻ XY Shear Mpa 18.3 XZ Shear Mpa 8.1 YZ Shear Mpa 7.6 X Normal Mpa 35.7 Y Normal Mpa 20.6 Z Normal Mpa 10.3 232 Tabel 4.11a. Data penguji untuk assembly lift arm dengan plat posisi 1 dan posisi 2 ResultType Posisi 1 Posisi 2 A C BD CX A C BD CX Von misses Mpa 39.4 87.5 12 44.4 84.6 11.4 Displacement mm 1.286 0.7556 1.298 1.29 0.7638 1.298 Strain 1.426×10 ⁻ 3.044×10⁻ 3.549×10⁻ 1.437×10⁻ 2.952×10⁻ 3.707×10⁻ XY Shear Mpa 12.9 44.2 4.6 13.8 46.1 4.6 XZ Shear Mpa 9 16.8 2.7 9.2 16.9 3.1 YZ Shear Mpa 7 17.3 2.8 7.8 14.3 2.3 X Normal Mpa 23.8 51.6 11.3 24.7 56.7 11.1 Y Normal Mpa 30.7 70.9 9.4 29.8 71.8 8.6 Z Normal Mpa 11.5 30.6 6.8 10.7 29.9 7.4 Tabel 4.11b. Data penguji untuk assembly lift arm dengan plat posisi 3 dan posisi 4 ResultType Posisi 3 Posisi 4 A AC BD ACX A AC BD ACX Von misses Mpa 43.2 12.1 46.1 Displacement mm 1.71 1.298 1.811 Strain 1.663×10 ⁻ 3.645×10 ⁻ 1.775×10⁻ XY Shear Mpa 20.6 4.5 22.5 XZ Shear Mpa 10.1 2.8 11 YZ Shear Mpa 6.4 2.5 6.6 X Normal Mpa 31.1 11.4 35.3 Y Normal Mpa 34.1 7.7 20.5 Z Normal Mpa 13.8 7.5 15.2 Tabel 4.11c. Data penguji untuk assembly lift arm dengan plat posisi 5 ResultType Posisi 5 A AC BD ACX Von misses Mpa 36.5 Displacement mm 1.343 Strain 1.331×10 ⁻ XY Shear Mpa 17.3 XZ Shear Mpa 8 YZ Shear Mpa 7.3 X Normal Mpa 34.8 Y Normal Mpa 20.9 Z Normal Mpa 10.5 233 Berdasarkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 diketahui bahwa setelah penambahan plat dilakukan, terjadi penurunan serta peningkatan tegangan pada lift arm. Penurunan tegangan maksimum yang terjadi adalah 48, akan tetapi jika dirata-rata prosentase penurunan tegangan yang berada diantara 5 hingga 10 adalah 18,57 dan yang lebih dari 10 adalah 30, berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan penambahan plat tidak dapat meminimalkan tegangan akibat pembebanan dan terjadinya crack.

4.4.2 Analisa Bagian Crack