18 yang efektif terjadi ketika murid ditantang untuk meraih tujuan yang tinggi
dan tepat. Penilaian terhadap pemahaman anak atas suatu materi akan sangat berguna dalam pembelajaran anak. Penilaian diri atas kemajuan
pembelajaran dapat meningkatkan keahlian murid dalam menilai diri sendiri dan meningkatkan motivasi dan keinginan untuk belajar mandiri.
II. A. 3. Karakteristik pembelajaran SCL
Karsen 2008 menyatakan beberapa karakteristik dari pendekatan SCL yang menyangkut aspek dari pengajar, siswa, materi dan teknik penyampainnya,
yaitu : 1.
Pengajar berperan sebagai penunjang, dalam hal ini bertugas sebagai perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa, dan apabila
perlu ikut dalam membantu siswa dalam mengembangkan materi yang ada. 2.
Pengajar berwawasan luas dan bersifat terbuka terhadap masukan maupun kritikan yang membangun bagi siswanya.
3. Pengajar menggunakan cara penyampaian materi yang dianggap sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi siswa, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan seorang pengajar menggunakan cara pengajaran yang berbeda
untuk setiap kelas. 4.
Siswa merupakan tokoh utama pembelajaran yang memiliki wewenang untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari terkait dengan materi yang
ada termasuk cara penyampaiannya.
Universitas Sumatera Utara
19 5.
Siswa merupakan tokoh yang aktif pada proses pembelajaran yang senantiasa memberikan gagasan, baik saran dan kritik. Mereka bukan hanya
menerima materi dari pengajar melainkan juga ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan dan memproses materi pembelajaran.
6. Siswa mampu untuk mengembangkan materi belajar secara mandiri, dimana
saja, kapan saja, bukan hanya di kelas atau di tempat pengajar berada. 7.
Siswa mampu merumuskan harapan mereka terhadap proses pembelajaran dan mengukur kinerja mereka sendiri.
8. Siswa saling berkoloborasi satu sama lain.
9. Siswa memantau pembelajarannya sendiri, sehingga mampu untuk
merumuskan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal.
10. Siswa termotivasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkannya sendiri.
11. Siswa memilih anggota kelompoknya sendiri dan menemukan bagaimana
cara bekerja dalam kelompok tersebut. 12.
Materi pembelajaran bersifat sebagai arahan bukan patokan pembelajaran, sehingga pengajar dan siswa tidak hanya terpaku pada materi yang ada,
namun kreatif untuk mengembangkannya secara berkelanjutan. 13.
Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu bukan proses penangkapan ilmu semata.
14. Siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran
pribadi yang dilaluinya. Hubungan timbal balik antara siswa dengan komponen-komponen lain penyusun proses pembelajaran yang tercipta pada
Universitas Sumatera Utara
20 beberapa aktivitas, seperti skilled instructor, online curiculum, online
asessment, communities, optimal textbook, projek and case studies, instruction multimedia, simulation, remote lab, hand-on skill exams, hand-
on lab.
II. A. 4. Aspek-aspek yang mempengaruhi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student centered learning.
Brodjonegoro 2005 menyatakan bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi aktif, kreatif, dinamis, dialogis dan
efektif pada model pembelajaran SCL, adalah: 1.
Memahami tujuan dan fungsi belajar, dimana seorang dosen perlu memahami konsep-konsep mendasar dan cara belajar sesuai dengan pengalaman
mahasiswa serta memusatkan pembelajaran pada mahasiswa. 2.
Mengenal mahasiswa sebagai individu dan perbedaan kemampuannya, untuk menentukan berbagai metode dan strategi untuk mendorong kreativitas.
3. Menciptakan kondisi yang memnyenangkan dan menantang serta
memanfaatkan organisasi kelas agar mahasiswa dapat saling membantu dalam melakukan tugas belajar tertentu.
4. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis dan mampu untuk
memecahkan masalah. 5.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar serta memberikan muatan nilai, estetika dan logika.
6. Memberikan umpan balik yang baik untuk mendorong kegiatan belajar.
7. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
Universitas Sumatera Utara
21
II.B. Model Pembelajaran E-Learning II. B. 1. Pengertian model pembelajaran e-learning
Pembelajaran mempunyai pengertian yang hampir sama dengan pengajaran. Pada proses pengajaran lebih menekankan pada aktivitas dari seorang
guru sedangkan pembelajaran tersebut lebih menekankan pada interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan atau kemahiran dan juga pembentukan sikap serta kepercayaan pada peserta didik dengan demikian
pembelajaran tersebut merupakan suatu proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik Soetopo, 2005. Sejalan dengan hal tersebut di atas,
pembelajaran dianggap sebagai suatu kegiatan yang terprogram yang membantu mahasiswa untuk dapat belajar secara aktif, meningkatkan cara berfikir
mahasiswa serta dapat meningkatkan dan mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan dan pengembangan yang baik terhadap materi
perkulihan dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada Bodjonegoro, 2005. Model pembelajaran e-learning merupakan suatu jenis proses belajar-
mengajar yang memungkinkan tersampainya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet, intranet ataupun media jaringan komputer lain
Harley, 2001. Kata e-learning bukan saja singkatan dari electronic tetapi juga experience pengalaman, extended perpanjangan dan expanded perluasan.
Kata electronic bermakna bahwa dalam e-learning adanya penambahan unsur
Universitas Sumatera Utara
22 teknologi pada proses belajar sehingga proses belajar-mengajar menyertakan
berbagai perangkat keras dan perangkat lunak serta proses elektronik. Experience dalam e-learning mengarah pada terbukanya kesempatan yang sangat luas dan
bervariasi untuk belajar yang disesuaikan dengan waktu, tempat, bahan maupun lingkungan yang tersedia. Extended bahwa e-learning mengarah pada
perpanjangan dan perluasan kesempatan proses belajar, tidak terbatas pada program-program tertentu tetapi merupakan proses yang berkelanjutan setiap saat.
Expanded dalam e-learning mengarah pada adanya kesempatan belajar yang terbuka luas bagi banyak orang baik itu pelajar, lulusan yang belum bekerja,
karyawan dan juga para pejabat sedangkan bahan yang diperoleh juga menjadi sangat luas dan proses belajar tidak terhambat oleh adanya masalah dana
Sukmadinata, 2002. Berbagai pendapat telah banyak dikemukakan oleh para tokoh untuk
mendefinisikan e-learning secara tepat. E- learning ini sebenarnya merupakan bentuk dari konsep distance learning. Distance learning merupakan seluruh
bentuk pembelajaran pendidikan dan pelatihan jarak jauh, baik yang berupa korespondensi model tercetak dan juga berbasis teknologi Asep, 2005. Model
pembelajaran dengan e-learning merupakan sebuah proses belajar-mengajar yang dilakukan melalui network jaringan, biasanya lewat internet atau intranet
sehingga dengan model e-learning memungkinkan tersampainya bahan ajar ke mahasiswa dengan menggunakan jaringan internet atau intranet. E-learning dapat
dibagai dua yaitu synchronous dan asynchronous. Synchronous e-learning meniru model pertemuan kelas yaitu antara pengajar dan mahasiswanya berinteraksi
Universitas Sumatera Utara
23 langsung secara real-time melalui audio, video maupun melalui chatroom pada
internet sedangkan asynchronous e-learning mahasiswa diberikan kebebasan untuk membuka materi kuliah maupun tugas yang diberikan pengajar sesuai
dengan waktu masing-masing, dengan demikian proses belajar-mengajar yang terjadi tidak real-time dan hubungan antara pengajar dan mahasiswanya bisa
dilakukan melalui email Widodo dalam Rosa, 2008. E-learning merupakan segala bentuk teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet Purbo, 2002. E-learning merupakan bentuk pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik Lokal Area Network, Wider Area Network atau internet untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi ataupun bimbingan
Koran dalam Asep, 2005. E-learning merupakan kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya Dong dalam Asep, 2005. E-learning merujuk pada penggunakan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Rosenberg dalam Asep, 2005. E-learning merupakan kegiatan
pendidikan atau pembelajaran yang memanfaatkan sebagai sarana tekonologi, baik itu berupa web- based, web- distributed, web-capable Mark dalam Siahaan,
2005. Pembelajaran dengan e-learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang mana berperan sebagai media yang dapat menyediakan interaksi antara staff pengajar dengan
Universitas Sumatera Utara
24 mahasiswanya, sumber belajar dan juga sarana untuk mengefisiensikan evaluasi
pembelajaran. Ciri khas dari pembelajaran dengan e-learning adalah independen terhadap waktu dan ruang. Independen terhadap waktu dan ruang memiliki arti
bahwa pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja. Hal ini, lebih terkait dengan kemampuan teknologi informasi yang dapat menyediakan bahan ajar dan
menyimpan instruksi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja. Independen terhadap ruang lebih terkaiat dengan fasilitas dari e-learning yang tidak
membutuhkan tempat yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional. Pembelajaran yang menggunakan e-learning, mahasiswa dapat melakukan
interaksi terhadap staff pengajar. Interaksi dapat berupa pertanyaan atau evaluasi terhadap proses pembelajaran mahasiswa, dengan demikian hasil evaluasi
pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan kelulusan mahasiswa terhadap sebuah mata kuliah tertentu. Informasi kelulusan
tersebut dapat dijadikan sebagai stimulus untuk menerbitkan tanda kelulusan, KRS ataupun untuk izin mengambil mata kuliah lanjutan Wijaya dalam Rosa,
2008. Model pembelajaran e-learning yang menggunakan internet memberikan berbagai fasilitas yang dapat diakses oleh mahasiswa secara pribadi seperti materi
pembelajaran, interaksi dengan pengajar atau sesama mahasiswa serta dapat mengetahui informasi tentang nilai, jadwal, konsep pembelajaran. Selain hal
tersebut mahasiswa juga dapat memperoleh layanan berupa perpustakaan digital Karsen dalam Rosa, 2008.
Definisi lain dari e-learning adalah sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-learning
Universitas Sumatera Utara
25 ditujukan sebagai suatu usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar-
mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang di jembatani oleh teknologi internet. Penerapan model e-learning ini diharapkan dapat memberikan
pilihan solusi yang sangat luas yang mengarah pada peningkatan pengetahuan dan performa Sadiman, 2005.
Berbagai pengertian pembelajaran e-learning yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model e-learning
merupakan kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang memanfaatkan sarana tekonologi berupa media internet, intranet maupun melalui media komputer
lainnya yang memungkinkan tersampainya bahan ajar ke peserta didik untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi yang berupa pertanyaan atau evaluasi
terhadap proses pembelajaran mahasiswa dan juga bimbingan dengan cara langsung synchronous dan tidak langsung asynchronous.
II. B. 2. Ciri-ciri e-Learning