Rendemen Karakteristik asam lemak dan kolesterol rajungan (Portunus pelagicus) akibat proses pengukusan

pedagang pengumpul pukul 15.00 WIB. Rajungan ditangkap menggunakan alat tangkap berupa jaring, yaitu alat tangkap yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan, kepiting, rajungan dan udang. Proses penangkapan rajungan dilakukan setiap hari oleh nelayan.

4.2 Rendemen

Rendemen merupakan persentase bagian tubuh pada bahan baku yang dapat dimanfaatkan, semakin tinggi nilai rendemen suatu bahan baku maka semakin tinggi nilai ekonomis suatu bahan. Rajungan yang digunakan pada penelitian ini memiliki rendemen yang berbeda berdasarkan perlakuan preparasi dalam keadaan segar dan preparasi setelah pengukusan. Rendemen rajungan berupa daging, jeroan dan cangkang. Nilai rendemen rajungan segar dan kukus dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Rendemen rajungan segar yang terdapat di Desa Gebang Mekar, Cirebon berdasarkan Gambar 3 pada cangkang sebesar 51,62, daging sebesar 35,77 dan jeroan sebesar 12,61. Umumnya rendemen total daging rajungankepiting sebesar 25-30 dari berat utuhnya dan biasanya rendemen ini juga dipengaruhi oleh kesegaran bahan baku serta cara pengambilan daging BBPMHP 1995. Gambar 3 Rendemen rajungan segar Rajungan memiliki nilai rendemen yang paling tinggi pada cangkang. Cangkang atau karapas rajungan lebih melebar ke samping daripada cangkang kepiting yang lebih bulat Juwana dan Kasijian 2000. Cangkang rajungan dapat dimanfaatkan sebagai sumber kalsium yang telah banyak diaplikasikan pada berbagai produk yaitu kerupuk, kitosan dan sebagainya. cangkang 51,62 daging 35,77 jeroan 12,61 Cangkang rajungan merupakan hasil samping dari pengolahan rajungan. Multazam 2002 menyatakan bahwa dalam satu ekor rajungan dengan bobot tubuh 100-350 g, terdapat cangkang sekitar 51-177 g. Cangkang rajungan mempunyai kandungan mineral yang tinggi, terutama kalsium 19,97 dan fosfor 1,81. Limbah rajungan meliputi kepala, kulit, ekor dan kaki pada umumnya mencapai 25-50 dari berat rajungan Tangko dan Rangka 2009. Limbah ini lebih tinggi daripada limbah udang yang terdiri dari kepala dan kulit mencapai 25-30 dari berat udang Sudibyo 1991 dalam Kencana 2009. Gambar 4 Rendemen rajungan kukus Gambar 4 menunjukkan rajungan yang diberi perlakuan pengukusan mengalami penyusutan sebesar 14,99. Proses pengukusan dapat mempengaruhi penyusutan rendemen rajungan. Hal ini karena selama proses pengukusan akan terjadi pengeluaran air dan zat-zat gizi lain misalnya vitamin dan mineral. Faktor yang mempengaruhi susut gizi selama pengukusan dengan air adalah faktor yang mempengaruhi pemindahan massa yaitu luas permukaan, konsentrasi zat terlarut dalam air panas dan pengadukan air Harris dan Karmas 1989.

4.3 Komposisi Kimia Daging Rajungan