Ratio : 1 : 8
Volume injeksi : 1 µl
Kecepatan linier : 20 cmsec
Pelarut  sebanyak  1  µ l  diinjeksikan  ke  dalam  kolom.  Waktu  retensi  dan puncak masing-masing komponen diukur. Waktu retensinya dibandingkan dengan
standar  untuk  mendapatkan  informasi  mengenai  jenis  dari  komponen-komponen dalam  contoh.  Contoh  dan  standar  dilakukan  secara  terpisah,  tidak  ada
penambahan  larutan  standar  ke  dalam  contoh.  Jumlah  kandungan  komponen dalam contoh dihitung sebagai berikut:
x C
standar
gram contoh Keterangan : Ax = area contoh
As = area standar C   = berat standar asam lemak
3.4.4  Analisis kadar kolesterol
Analisis  kadar  kolesterol  dilakukan  dengan  menggunakan  metode Liebermann - Buchard Colour Reaction
. Sampel ditimbang sebanyak ± 0,1 g dan dimasukkan  ke  dalam  tabung  sentrifuge,  ditambah  dengan  8  ml  etanol  :
petroleum benzen 3 : 1 serta diaduk sampai homogen. Pengaduk dibilas dengan 2  ml  larutan  etanol  :  petroleum  benzen  3  :  1  kemudian  disentrifuge  selama
10  menit  4000  rpm.  Supernatan  dituang  ke  dalam  beaker  glass  100  ml  dan diuapkan  di  penangas  air.  Residu  diuapkan  dengan  kloroform  sedikit  demi
sedikit,  sambil  dituangkan  ke  dalam  tabung  berskala  sampai  volume  5  ml, ditambahkan 2 ml acetic anhidrid dan ditambahkan juga 0,2 ml H
2
SO
4
pekat atau 2 tetes. Selanjutnya dicampur dengan vortex dan dibiarkan di tempat gelap selama
15  menit.  Lalu  dibaca  absorbansinya  pada  spektrofotometri  dengan  panjang gelombang λ 420 nm dan standar yang digunakan 0,4 mgml. Kadar kolesterol
dalam daging rajungan dihitung sebagai berikut: Kadar kolesterol = abs contoh x konsentrasi standar
abs standar       bobot contoh
3.4.5 Analisis histologi
Histologi  adalah  ilmu  yang  mempelajari  anatomi  secara  mikroskopis dengan  menggunakan  mikroskop  untuk  mengamatinya.  Tahap-tahap  yang
dilakukan  dalam  analisis  histologi  daging  rajungan  segar  dan  kukus  terdiri  dari enam tahap, yaitu penentuan jaringan yang akan diamati, fiksasi atau pengawetan
jaringan,  perlakuan  jaringan,  pemotongan  jaringan,  pewarnaan  jaringan  dan pengamatan dibawah mikroskop.
1 Tahap penentuan jaringan Penentuan jaringan daging rajungan Portunus pelagicus yang digunakan
adalah  jenis  daging  jumbo  yang  segar  dan  kukus.  Daging  ini  langsung dimasukkan ke dalam bahan fiksatif pada wadah yang berbeda dan diberi label.
2 Tahap fiksasi atau pengawetan jaringan Pembuatan  preparat  sendiri  dimulai  dengan  fiksasi  selama  24  jam  dalam
larutan Bouin’s. Setelah itu, larutan fiksatif dibuang dan direndam dalam  etanol
70 selama 24 jam. 3 Tahap perlakuan jaringan
Tahap  perlakuan  jaringan  terdiri  dari  5  tahap  yaitu  dehidrasi,  clearing, impregnasi,  embedding  dan  blocking.  Proses  dehidrasi  dilakukan  dengan
perendaman  jaringan  rajungan  sebanyak  lima  kali  dalam  larutan  etanol  dengan konsentrasi masing-masing 80, 90, 95, 95 dan 100 selama 2 jam kecuali
untuk konsentrasi 100 selama satu malam.
Proses clearing dilakukan dengan cara bahan dipindahkan ke dalam wadah berisi  larutan  etanol 100  baru selama  satu  jam.  Setelah  itu,  bahan dipindahkan
ke  dalam  larutan  etanol-xylol  1:1,  xylol  I,  xylol  II,  xylol  III  selama  setengah jam.
Proses  impregnasi  dilakukan  dengan  bahan  yang  dipindahkan  ke  dalam larutan  xylol-parafin  1:1  selama  45  menit  dan  dimasukkan  ke  dalam  oven
dengan  suhu  65-70
o
C.  Pergantian  parafin  dilakukan  setiap  45  menit  sekali sebanyak 3 kali pergantian. Proses ini dinamakan embedding.
Proses blocking dilakukan dengan memindahkan larutan parafin ke dalam cetakan  dan  dilakukan  penyusunan  jaringan  di  dalam  cetakan.  Cetakan  parafin
disimpan pada suhu ruang selama satu malam.
4 Tahap pemotongan jaringan Setelah  proses  blocking  selesai,  dilakukan  penyayatan  dengan  mikrotom
Yamoto  RV-240  putar  setebal  7-8  µ m.  Hasil  sayatan  kemudian  direkatkan  pada gelas obyek.
5 Tahap pewarnaan jaringan Tahap  pewarnaan  jaringan  dilakukan  pada  gelas  objek  yang  direndam
dalam larutan xylol I, xylol II, etanol 100 I, etanol 100 II, etanol 95, etanol 90, etanol 80, etanol 70 dan  etanol 50 masing-masing selama tiga menit.
Setelah itu, gelas objek dicuci menggunakan air bersih yang mengalir. Tahap  selanjutnya  pewarnaan  dilakukan  dengan  haematoxylin  selama
tujuh  menit  dan  eosin  selama  satu  menit.  Kemudian  dilakukan  proses  dehidrasi kembali dengan gelas obyek  yang direndam ke dalam larutan etanol 50, etanol
70,  etanol  85,  etanol  90,  etanol  100  I,  etanol  100  II  selama  dua  menit serta dilanjutkan perendaman dalam larutan xylol I dan xylol II selama 2 menit.
Penutupan dengan pemberian  entellan atau canada balsam setelah proses pewarnaan selesai dilakukan pada gelas obyek dan ditutup dengan gelas penutup.
Setelah itu dilakukan pemberian label dan dibiarkan semalam agar kering. 6 Tahap pengamatan dibawah mikroskop
Keesokan  harinya  jaringan  dapat  diamati  dibawah  mikroskop.  Proses pemfotoan obyek dilakukan dengan mikroskop cahaya merk Olympus CH30 dan
kamera digital merk canon A 1000 IS.
4  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Karakteristik Rajungan