Latar Belakang Karakteristik asam lemak dan kolesterol rajungan (Portunus pelagicus) akibat proses pengukusan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan pasar global memacu bangsa Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan alam yang dimilikinya semaksimal mungkin. Potensi lestari Maximum Sustainable Yield sumberdaya ikan di perairan laut Indonesia diperkirakan mencapai 6,4 juta ton per tahun Dahuri 2003. Hasil laut tersebut merupakan kekayaan alam yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan. Salah satu hasil komoditi perikanan saat ini yang mulai berkembang pesat dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi adalah rajungan. Rajungan Portunus pelagicus atau swimming crab merupakan salah satu jenis kepiting laut yang banyak terdapat di Indonesia. Permintaan komoditas rajungan atau kepiting baik dalam bentuk segar, beku atau produk kaleng yang terus meningkat, baik pasaran dalam maupun luar negeri, telah menjadikan hewan ini sebagai salah satu komoditas andalan untuk ekspor setelah udang windu. Permintaan yang terus meningkat ini, selain disebabkan oleh rasa dagingnya yang sangat gurih, juga oleh kandungan gizinya yang cukup tinggi Juwana dan Kasijan 2000. Salah satu kandungan gizi yang terdapat pada rajungan adalah lemak. Lemak di dalam makanan yang memegang peranan penting adalah yang disebut lemak netral, atau trigliserida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada gliserol tersebut dengan ikatan ester Sediaoetomo 2008. Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida, termasuk lipida sederhana, fosfogliserida, glikolipida, sfingolipid, ester koleterol, lilin dan lain-lain, dan telah diisolasi lebih dari 70 macam asam lemak dari berbagai sel dan jaringan berupa rantai hidrokarbon dengan ujungnya berupa gugus hidroksil Girindra 1987. Selain lemak dan asam lemak, komoditas rajungan juga memiliki kandungan kolesterol. Kolesterol merupakan substrat untuk pembentukan beberapa zat esensial, yaitu asam empedu yang dibuat oleh hati, hormon-hormon steroid, vitamin D, dan pembentukan semua membran sel. Kolesterol diproduksi dalam tubuh terutama oleh hati tetapi jika produksi kolesterol berlebihan dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh arteri Freeman dan Junge 2005. Rajungan hanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang diolah dengan cara perebusan atau pengukusan oleh masyarakat. Pengukusan merupakan cara memasak dengan menggunakan banyak air, tetapi air tidak bersentuhan langsung dengan produk Harris dan Karmas 1989. Rajungan mempunyai potensi ekonomis dan prospek yang menguntungkan. Rajungan selain sebagai bahan pangan dapat dimanfaatkan juga sebagai sumber kitin. Penelitian ini penting karena informasi mengenai kandungan gizi rajungan ini masih sangat sedikit, padahal rajungan ini bernilai ekonomis tinggi di pasaran. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai kandungan gizi rajungan guna meningkatkan pengetahuan akan komposisi gizi hasil komoditi perikanan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan.

1.2 Tujuan