16
terjadinya tindak pidana. Padahal dalam penerapannya, tegasnya dalam kasus konkret, pelanggaran terhadap norma-norma hukum
pidana yang dilakukan seseorang, yang harus dibuktikan oleh seorang penuntut umum adalah unsur-unsur dalam perumusan
tindak pidana yang dituduhkan.
E. Sifat Melawan Hukum Sebagai Unsur
Para legislator karena alasan teknik perundang-undangan, sering kehabisan kata-kata untuk dapat melukiskan gambaran secara
umum, singkat tetapi jelas, tingkah laku atau keadaan-keadaan yang dimaksudkan dengan tindak pidana. Penetapan bahwa dalam isi
rumusan tindak pidana mengharuskan adanya sifat melawan hukum atau dapat dicelanya perbuatan itu, tidak selalu dipenuhi dan
karenanya juga tidak selalu dicantumkan, tetapi sebagai tetap ada. Keberadaan terlihat dari kelakuan-kelakuan tertentu, keadaan-
keadaan tertentu, atau akibat-akibat tertentu yang dilarang atau yang diharuskan.
Ajaran sifat melawan hukum yang formal mengatakan bahwa apabila suatu perbuatan telah memenuhi semua unsur dalam
rumusan tindak pidana, maka perbuatan tersebut adalah tindak pidana atau perbuatan yang dapat dikenakan pidana. Suatu
perbuatan dapat dikenakan pidana apabila telah memenuhi empat anasir pidana, yaitu:
1. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dapat dikenakan
pidana; 2. Perbuatan tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaku
tindak pidana; 3. Perbuatan itu berupa kejahatan atau kealpaan;
4. Tiada alasan pemaaf atau pembenar. Jika ada alasan-alasan pembenar atau pemaaf, maka alasan-
alasan tersebut harus juga disebutkan secara tegas dalam undang- undang. Ajaran sifat melawan hukum yang materil mengatakan
mengatakan bahwa disamping memenuhi syarat-syarat formal, yaitu memenuhi semua unsur yang tercantum dalam rumusan delik, maka
perbuatan itu harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tidak patut atau tercela. Karena itu pula ajaran ini
mengakui alasan-alasan pembenar di luar undang-undang. Dengan
17
perkataan lain bahwa alasan pembenar dapat berada pada hukum yang tidak tertulis. Konsekuensi pencantuman unsur-unsur dalam
rumusan delik menyebabkan juga beban pembuktian bagi Jaksa Penuntut Umum, sebab dengan menuduhkan pasal tertentu tersebut
mewajibkan Jaksa Penuntut Umum untuk memuat unsur-unsur tindak pidana dalam surat dakwaan dan membuktikan dakwaannya.
Pengertian sifat melawan hukum materil yang dianut oleh Yurisprudensi di Indonesia, setidak-tidaknya dalam perkara korupsi