1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah dasar bagi berlangsungnya kehidupan di dunia. Pendidikan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dituangkan dalam
pembukaan UUD 1945. Suatu negara yang dikatakan maju apabila negara memiliki kriteria tinggi bagi tingkat pendidikannya. Pendidikan itu sendiri terdiri
dari beberapa jenis yaitu pendidikan formal, nonformal dan informal. Di Indonesia sendiri pendidikan formal memakai Kurikulum tahun 2013 untuk
beberapa sekolah yang siap dan Kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk sekolah yang belum siap melaksanakannya.
Sesuai dengan prinsip KTSP dimana guru sendirilah yang menentukan indikator dan materi pokok pelajaran karena sekolah dipandang lebih mampu
untuk menentukan karakteristik dan kondisi sekolahnya masing – masing.
Kurikulum KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan
membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; 2 KTSP berorientasi pada hasil belajar learning outcomes dan keberagaman; 3 Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; 4 Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif; 5 penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
TIK Teknik Informatika dan Komputer adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat pada Kurikulum KTSP. Mata pelajaran TIK adalah salah satu
upaya dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam pelajaran ini siswa dibekali pengetahuan
untuk mengerti dunia melalui teknologi. TIK terdiri dari 2 cara penilaian yaitu penilaian praktik dan penilaian teori. Dalam penyampaian dan pencapaian hasil
diharapkan siswa mendapat nilai yang setara baik dalam teori maupun praktik. Dalam mewujudkannya, suasana kelas harus dibuat semenarik mungkin guna
meningkatkan minat belajar siswa yang berpengaruh pada hasil belajarnya. Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMPN 1 Bawen pada
tanggal 11 Februari 2015 didapat bahwa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan angket observasi awal terlampir bahwa
siswa masih sibuk dengan aktivitas sebelumnya dan tidak menyiapkan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran seperti buku pelajaran dan LKS
TIK. Saat pelajaran telah dimulai, siswa di kelas tidak terlibat di dalam proses pembelajaran dan siswa masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Bahkan dalam
proses pembelajarannya siswa tidak aktif dalam menanggapi setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru bahkan siswa cenderung pasif. Siswa mau menanggapi
pertanyaan guru dengan cara ditunjuk, siswa lain yang ada di dalam kelas tetap tidak respon dengan adanya siswa yang ditunjuk untuk maju ke depan kelas. Hal
ini berubah ketika guru memberikan motivasi dengan pengadaan hukuman kepada
siswa satu kelas apabila siswa yang maju ke depan kelas tidak mampu mengerjakan soal yang diberikan, siswa lain di dalam kelas ikut andil dalam
menanggapi soal tersebut. Menyikapi permasalahan tersebut maka seorang guru harus mampu membuat
suasana pembelajaran lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar serta dapat mengikutsertakan semua siswa
dalam kelas agar suasana lebih menarik dan tidak membosankan. Dari beberapa metode kooperatif yang ada metode Snowball Throwing
adalah merupakan metode dengan cara bermain namun tetap menekankan pada pemahaman materi belajar siswa. Snowball Throwing adalah salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang menyenangkan. Model pembelajaran ini adalah dengan membagi siswa di dalam kelas menjadi beberapa kelompok dan menuntut
siswa untuk aktif dalam proses pembelajarannya. Suprijono berpendapat 2011: 8, Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid
dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu
masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola kertas pertanyaan kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Sedangkan menurut Kisworo 2012 model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing murid
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola kertas pertanyaan lalu dilempar
ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arum Yuniati, Snowball Throwing
dapat meningkatkan hasil belajar dengan peningkatan hasil belajar sebesar 13,9 sebanyak 36 siswa 100 dengan rata- rata kelas 83,9. Menurut
hasil penelitian Aris Susanti2012 menyebutkan bahwa dalam penggunaan model Snowball Throwing dapat meningkat aktivitas dan hasil belajar siswa
selama mengikuti pembelajran secara signifikan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman,hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi dapat
merangsang siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak berjalan pada satu arah saja, melainkan terjadi interaksi
dua arah dari guru ke siswa serta dari siswa ke siswa. Berdasarkan beberapa penelitian menggunakan metode Snowball Throwing
yang telah dilakukan, diketahui hasilnya dapat membuat kemampuan siswa lebih baik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif. Oleh sebab itu, penggunaan
metode Snowball Throwing dianggap tepat untuk meningkatkan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK.
Metode Snowball Throwing adalah sebuah metode pembelajaran dengan teknik diskusi guru dan siswa dimana siswa harus siap dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh teman lainnya dengan cara menjawab soal dari
gulungan kertas. Dengan demikian seluruh siswa dapat berpartisipasi dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Siswa dituntut untuk mampu membuat
dan memberikan pertanyaan, hal ini mampu meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa yang mendukung pendalaman materi dari siswa.
Dari latar belakang seperti yang disebutkan di atas maka penulis mengambil judul :
“Implementasi Metode Snowball Throwing Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bawen”
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH