3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian memberikan penjelasan materi dari guru kepada
anggota kelompoknya. 4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kepada kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Pemberian reward kepada kelompok yang mendapat nilai
tertinggi.
2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arum Yuniati, pada jurnalnya yang berjudul
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING
UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP K3LH DI SMK NEG
ERI 6 YOGYAKARTA” hasil penelitiannya menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
hasil belajar K3LH di SMK Negeri 6 Yogyakarta, dengan melihat
peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran K3LH, terbukti pada siklus II rata- rata nilai hasil pengamatan aktivitas belajar meningkat
sebesar 30 menjadi 97 dari siklus I yang perolehan rata- rata nilai hasil pengamatan aktivitas belajar masih di bawah indikator keberhasilan yaitu
75. Peningkatan hasil belajar K3LH siswa berdasarkan ranah kognitif, terbukti siswa yang tuntas pada pra siklus hanya sebanyak 22 siswa
61,1 dengan rata- rata kelas 68,6. Setelah dikenai tindakan telah memenuhi standar pencapaian Kriteria Ketuntasan Belajar KKM. Pada
siklus I, siswa tuntas meningkat sebanyak 31 siswa 86,1 dengan rata- rata kelas 75,8. Untuk memantapkan hasil tersebut, maka
dilaksanakan siklus II. Ketuntasan pada siklus II ini meningkat dari siklus I sebesar 13,9 sebanyak 36 siswa 100 dengan rata- rata kelas 83,9.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman, pada jurnalnya yang berjudul
“Penerapan Model Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di
SMP” hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Berdasarkan perhitungan W prosentase aktivitas mengamati demonstrasi pada RPP I sebesar
76,66 dan RPP II sebesar 78,33. Mengamati demonstrasi adalah siswa menyimak dan memperhatikan demonstrasi yang dijelaskan oleh
guru. Prosentase aktivitas menjawab pertanyaan pada RPP I sebesar 85 dan pada RPP II sebesar 90. Pada aktivitas menjawab pertanyaan ini siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Prosentase aktivitas diskusi dalam kelompok pada RPP I sebesar 91,66 dan RPP II sebesar
95. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi dapat merangsang siswa untuk aktif
terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak berjalan pada satu arah saja, melainkan terjadi interaksi dua arah dari
guru ke siswa serta dari siswa ke siswa. Prosentase aktivitas menyampaikan hasil diskusi kelompok pada RPP I sebesar 100 dan
RPP II 100. Dalam aktivitas ini siswa menyampaikan hasil diskusinya dengan benar serta merasa percaya diri setelah mengamati demonstrasi dan
melakukan diskusi. Prosentase aktivitas dalam diskusi kelas pada RPP I sebesar 96,66 dan RPP II sebesar 98,33. Hal ini menunjukkan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi baik digunakan untuk meningkatkan keterbukaan siswa dalam mengeluarkan
pendapat untuk membuat pertanyaan dari permasalahan yang diberikan guru. Siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Sehingga dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing disertai diskusi guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Hasil analisis rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing disertai diskusi secara
klasikal sebesar 91,16. Kriteria aktivitas belajar termasuk dalam kategori sangat aktif. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe snowball
throwing disertai diskusi dalam pembelajaran mendorong siswa aktif
dan kreatif mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapkan pada siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aris Susanti, pada skripsinya yang berjudul
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MAPEL PAI
MATERI POKOK PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAH SEMESTER GANJIL KELAS VIII SMPN 23 MIJEN SEMARANG TAHUN AJARAN
20112012” hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dalam penggunaan model Snowball Throwing adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII-
C SMPN 23 Semarang dalam mapel PAI materi pokok puasa wajib dan puasa sunah dapat meningkat , hal ini dapat ditandai aktivitas dan hasil
belajar siswa selama mengikuti pembelajran pada siklus I mengalami peningkatan. Pada pada prasiklus rata-rata nilai kelas 6,9 meningkat
menjadi 7,56 pada siklus I, dan siklus II mencapai 8,82. Ketuntasan belajar klasikal prasiklus 43, pada siklus I meningkat menjadi 97,14,
siklus II ketuntasan belajar klasikal meningkat 100. Aktivitas belajar antar siswa siklus I mencapai 57,6, dan pada siklus II meningkat
menjadi 82,16. Aktivitas belajar siswa dengan guru pada siklus I mencapai 70 dan pada siklus II meningkat menjadi 84,17.
Berdasarkan beberapa penelitian menggunakan metode Snowball Throwing
yang telah dilakukan, diketahui hasilnya dapat membuat kemampuan siswa lebih baik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih
efektif. Oleh sebab itu, penggunaan metode Snowball Throwing dianggap
tepat untuk meningkatkan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK.
2.3 KERANGKA BERPIKIR