Lokasi Penelitian Fokus Penelitian

bersyarat dan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Semarang kepada anak yang menjalani pidana bersyarat. Metode pendekatan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen. Metode ini digunakan berdasarkan beberapa pertimbangan, Moleong, 2011 : 9-10 yaitu: 1. Metode yuridis sosiologis menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. 2. Metode yuridis sosiologis lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengarus bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

3.3 Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi untuk melakukan penelitian sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan data – data yang akan diperoleh. Lokasi penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui kejelasan penelitian tersebut dilaksanakan. Tempat dilakukannya penelitian ini mengacu dimana permasalahan obyek itu berasal yaitu Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang dan Kejaksaan Negeri Semarang. Namun lokasi lain yang dapat digunakan untuk penelitian agar memperoleh data – data pendukung seperti Pengadilan Negeri Semarang dan Lembaga Swadaya Masyarakat Perlindungan Anak.

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian berarti penentuan permasalahan dan batas penelitian. Dalam pemikiran fokus terliput di dalam perumusan latar belakang studi dan permasalahan Azwar, 1998: 12. Fokus penelitian ini pada dasarnya merupakan masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau pengetahuan yang diperolehnya dalam kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya Moleong, 2011: 97. Dalam penetapan fokus ini sangat penting, karena dengan adanya fokus maka seorang peneliti dapat membatasi penelitian atau studi. Penetapan fokus penelitian yang jelas, maka penelitian dapat membuat keputusan yang tepat didalam mencari data – data yang akan diambil. Fokus dalam penelitian ini akan didasarkan pada perumusan masalah yang telah disebutkan penulis antara lain : a. Bagaimana perbandingan pengaturan pidana bersyarat di dalam Kitab Undang – undang Hukum Pidana, Undang – undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Konsep Kitab Undang – undang Hukum Pidana Nasional Tahun 2012 dan Undang – undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ? b. Bagaimana pelaksanaan pembimbingan dan pengawasan anak pada pidana bersyarat oleh Kejaksaan Negeri Semarang dan Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang ?

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Penilaian Hakim Atas Peranan Petugas Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Dalam Pelaksanaan Pengawasan Dan Pembinaan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Di BAPAS Klas I Medan)

0 20 115

Peranan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Dalam Peradilan Pidana Anak (Studi Kasus Balai Pemasyarakatan Klas I Medan)

0 22 135

Pelaksanaan Pengawasan Dan Pembinaan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Di Kejaksaan Negeri Medan Dan...

0 27 5

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PENGAWASAN TERHADAP ANAK YANG DIJATUHI PIDANA BERSYARAT (Studi di Wilayah Hukum Bandar Lampung)

0 3 67

PENDAHULUAN KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 3 10

PENUTUP KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 2 5

PENDAHULUAN PEMBIMBINGAN ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I YOGYAKARTA.

0 4 16

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK. (Studi Kasus di Balai Pemasyarakatan Klas I Padang).

0 4 6

Efektivitas Pembebasan Bersyarat Dalam Pembimbingan Klien Pemasyarakatan (Studi di Balai Pemasyarakatan Klas 1 Semarang).

0 0 2

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN. A. Pembebasan Bersyarat - Pembebasan Bersyarat dan Tingkat Pelanggaran yang Dilakukan Klien Pemasyarakatan (Riset di Balai Pemasyarakatan Kelas I Medan)

0 0 46