Tujuan Pidana Bersyarat PENUTUP

merupakan penundaan penjatuhan pidana yang seperti dalam sistem probation. Pengadilan hendaknya menentukan sebagai sikap bahwa di dalam peradilan pidana hendaknya diutamakan kemungkinan penjatuhan pidana bersyarat. Pengecualian terhadap asas ini dapat dibatasi yakni terhadap kejahatan – kejahatan yang sangat berat Muladi 2008: 195. Menurut Muladi 2008: 176 menyatakan bahwa yang harus ditekankan dalam hal sanksi pidana bersyarat adalah bahwa sanksi pidana bersyarat harus dapat menjadi suatu lembaga hukum yang lebih baik daripada sekedar merupakan suatu kebaikan dan kelonggaran atau kemurahan hati sebagaimana dihayati oleh sebagian besar masyarakat dewasa ini, dan menjadi sarana koreksi yang tidak hanya bermanfaat bagi terpida melainkan juga bermanfaat bagi masyarakat.

2.6 Tujuan Pidana Bersyarat

Penerapan pidana bersyarat harus diarahkan pada manfaat – manfaat sebagai berikut Muladi, 2008: 197 : a. Pidana bersyarat tersebut di satu pihak harus dapat meningkatkan kebebasan individu, dan di lain pihak mempertahankan tertib hukum serta memberikan perlindungan kepada masyarakat secara efektif terhadap pelanggaran hukum lebih lanjut; b. Pidana bersyarat harus dapat meningkatkan persepsi masyarakat terhadap falsafah rehabilitasi dengan cara memelihara kesinambungan hubungan antara narapidana dengan masyarakat secara normal; c. Pidana bersyarat berusaha menghindarkan dan melemahkan akibat – akibat negatif dari perampasan kemerdekaan yang seringkali menghambat usaha pemasyarakatan kembali narapidana ke dalam masyarakat; d. Pidana bersyarat mengurangi biaya – biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sistem koreksi yang berdaya guna; e. Pidana bersyarat diharapkan dapat membatasi kerugian dari penerapan pidana pencabutan kemerdekaan, khususnya terhadap mereka yang kehidupannya tergantung kepada si pelaku tindak pidana; f. Pidana bersyarat diharapkan dapat memenuhi tujuan pemidanaan yang bersifat integratif , dalam fungsinya sebagai sarana pencegahan umum dan khusus, perlindungan masyarakat, memelihara solidaritas masyarakat dan pengimbalan. Menurut Maidin Gultom 2010: 125 dalam bukunya Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia memberikan penjelasan bahwa Hakim Anak tidak menjatuhkan pidana semata – mata sebagai imbalan atau pembalas an atas perbuatan anak. Hakim harus melihat masa depan anak atau mempertimbangkan perkembangan fisik, mental dan sosial anak. Hukuman percobaan probation bagi anak lebih banyak manfaatnya daripada haukuman bentuk lain, sambil diberikan peringatan keras bahwa orangtuawali atau orangtua asuh akan mempertanggungjawabkan tingkah lakunya. Penjelasan lain mengenai tujuan pidana bersyarat diungkapkan oleh Marlina 2009: 113 bahwa program pemasyarakatan bagi anak bertujuan agar anak dapat terhindar dari mengulangi perbuatan pidana yang pernah dilakukannya dan tetap dapat menjalani kehidupannya secara normal. Program yang dibuat dalam lembaga pemasyarakatan lebih mengutamakan kerja sosial dan aktivitas yang dapat mengembangkan kemampuan anak di masa depan. Tujuan lain agar anak tetap dapat melanjutkan sekolahnya dan mempersiapkan keterampilan kerja untuk bekal selasai menjalani pembinaan Bartollas, 1985: 94. Dari aspek tujuan pemidanaan sebenarnya pidana bersyarat ini lebih ditujukan pada resosialisasi terhadap pelaku tindak pidana daripada pembalasan terhadap perbuatannya. Oleh karena tujuan dari penjatuhan sanksi bukan karena orang telah melakukan kejahatan, melainkan supaya orang jangan melakukan kejahatan. Berdasarkan hal tersebut pada umumnya orang lembaga pidana bersyarat ini lebih dikenal dengan hukuman percobaan dengan masa percobaan yang dijatuhkan oleh Pengadilan terhadap terdakwa sumber internet : http:www.hukumonline.comklinikdetailcl4841pidana-bersyarat , Diakses : 3 Januari 2013, Pukul 14.15 WIB .

2.7 Pertimbangan dan Ukuran dalam Penjatuhan Pidana

Dokumen yang terkait

Analisis Penilaian Hakim Atas Peranan Petugas Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Dalam Pelaksanaan Pengawasan Dan Pembinaan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Di BAPAS Klas I Medan)

0 20 115

Peranan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Dalam Peradilan Pidana Anak (Studi Kasus Balai Pemasyarakatan Klas I Medan)

0 22 135

Pelaksanaan Pengawasan Dan Pembinaan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Di Kejaksaan Negeri Medan Dan...

0 27 5

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PENGAWASAN TERHADAP ANAK YANG DIJATUHI PIDANA BERSYARAT (Studi di Wilayah Hukum Bandar Lampung)

0 3 67

PENDAHULUAN KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 3 10

PENUTUP KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 2 5

PENDAHULUAN PEMBIMBINGAN ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I YOGYAKARTA.

0 4 16

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK. (Studi Kasus di Balai Pemasyarakatan Klas I Padang).

0 4 6

Efektivitas Pembebasan Bersyarat Dalam Pembimbingan Klien Pemasyarakatan (Studi di Balai Pemasyarakatan Klas 1 Semarang).

0 0 2

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN. A. Pembebasan Bersyarat - Pembebasan Bersyarat dan Tingkat Pelanggaran yang Dilakukan Klien Pemasyarakatan (Riset di Balai Pemasyarakatan Kelas I Medan)

0 0 46