Syarat – syarat yang dibebankan dalam Pidana Bersyarat

Sistem pengawasan yang baik dan efektif dalam pelaksanaan pidana bersyarat oleh jaksa, terdapat beberapa upaya yang menunjang hal tersebut diantaranya terdapatnya fasilitas dan sarana yang berguna demi kepentingan pembimbingan dan pengawasan. Selanjutnya untuk meningkatkan upaya keberhasilan dalam pelaksanaan pidana pengawasan khususnya bagi anak, harus ada pola keseragaman dan sinergi untuk saling memberikan bimbingan dan pengawasan dalam batas kewenangan masing – masing.

4.2.2.1 Syarat – syarat yang dibebankan dalam Pidana Bersyarat

Penjatuhan pidana bersyarat yang dilakukan oleh hakim di dalam putusannya terdapat syarat – syarat yang harus dilakukan oleh terpidana. Sehubungan dengan hal tersebut, maka bagi terpidana anak harus diberimenerima salinan putusan yang menyatakan telah dijatuhi pidana bersyarat. Selain tercantum syarat – syarat tersebut, dalam putusan juga dijelaskan mengenai konsekuensi bilamana terjadi pelanggaran terhadap syarat – syarat yang diberikan tersebut. Menurut Muladi 2008: 205 dalam memberikan pidana bersyarat maka terdapat pedoman pengenaan syarat – syaratnya, antara lain : 1 Merupakan syarat umum dari pidana bersyarat bahwa terpidana bersyarat tidak boleh melakukan pelanggaran hukum selama masa percobaan. Di samping syarat umum ini, pengadilan dapat membebankan syarat – syarat khusus yang berkaitan dengan keadaan – keadaan masing – masing perkara. Syarat – syarat khusus ini adalah terpidana dalam waktu yang lebih pendek daripada masa percobaannya harus mengganti segala atau sebagian kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatan terpidananya. Di samping itu dapat pula ditetapkan syarat khusus lainya mengenai tingkah laku terpidana yang harus dipenuhi selama masa percobaan atau selama sebagian masa percobaan. 2 Syarat – syarat yang dijatuhkan oleh hakim oleh pengadilan tersebut di atas harus diarahkan untuk membantu terpidana bersyarat menaati aturan, dalam kerangka rehabilitas dan tidak terlalu membatasi kemerdekaannya atau bertentangan dengan kebebasan beragamanya dan berpolitik. Persyaratan tersebut tidak boleh samar – samar sehingga tidak jelas. 3 Syarat – syarat tersebut sebaiknya harus berkaitan dengan hal – hal sebagai berikut : a Kerjasama di dalam program – program pengawasan; b Pemenuhan tanggungjawab keluarga; c Mempertahankan pekerjaan yang tetap atau mencarikan atau menhentikan dari pekerjaan atau jabatan tertentu; d Keikutsertaan di dalam pendidikan atau latihan keterampilan yang telah ditentukan; e Menjalani pembinaan kesehatan baik fisik maupun psikis; f Mempertahankan suatu tempat tinggal di suatu daerah yang telah ditentukan atau di suatu fasilitas tempat tinggal khusus yang disediakan; g Menghentikan pergaulan dengan orang – orang tertentu atau kunjungan ke tempat – tempat tertentu; h Memberikan ganti kerugian kepada korban kejahatan atau melakukan perbaikan terhadap kerusakan – kerusakan yang diakibatkan oleh tindak pidana yang dilakukan. 4 Segala persyaratan dalam bentuk ganti rugi, perbaikan kerusakan dan bantuan kekeluargaan tidak boleh di luar kemampuan terpidana. 5 Terpidana bersyarat tidak diperkenankan untuk membayar biaya – biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan pidana bersyarat. Pada penelitian ini juga melakukan wawancara dengan hakim anak di Pengadilan Negeri Semarang, yang bernama Ibu Endang Sri Widayati, S.H yang menjelaskan dalam melakukan penjatuhan pidana bersyarat adalah sebagai berikut : “Hakim dalam menjatuhkan pidana bersyarat yang akan dijatuhkan kepada anak sebagai pelaku tindak pidana, hakim akan melihat dan mempertimbangkan hasil penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Dalam hasil penelitian tersebut akan menunjukkan riwayat pribadi pelaku, faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan, dan sebagainya. Kemudian hakim juga mempertimbangkan saran – saran dari Pembimbing Kemasyarakatan tersebut sebagai pedoman untuk menjatuhkan pidana yang tepat bagi anak. Jika melihat dalam putusan akan tercantum mengenai hal – hal yang memberatkan dan hal – hal yang meringankan dalam penjatihan pidananya. Mengingat relatif selama ini anak yang melakukan pidana masih bersekolah maka itu yang menjadi alasan dapat dijatuhkan pidana bersyarat, selain itu pertimbangan lainnya yang meringankan pidananya ialah pelaku menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatanya serta orang tua akan sanggup ikut mengawasi pidana bersyarat tersebut Wawancara dilakukan pada hari Senin, 28 Januari 2013, Pukul 09.30 WIB.” Penjelasan yang di atas telah menyebutkan bahwa dalam hal ini peran hakim yang utama sebagai upaya untuk memberikan hukuman yang tepat bagi anak. Karena apapun yang menjadi tuntutan dan ancaman yang diberikan kepada terdakwa, hakimlah nanti yang akan memutuskan atau memberi vonis. Dalam wawancara di atas juga disebutkan bahwa hakim dalam menjatuhkan pidana bersyarat pada pelaku anak masih di bawah umur selalu mempertimbangkan apa yang terdapat dalam penelitian kemasyarakatan yang dibuat oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Serta pertimbangan dalam putusan mengenai hal – hal yang meringankan dan memberatakan bagi terdakwa dalam menerima hukuman putusan. Hakim juga berusaha memberikan hukuman yang tepat bagi anak mengingat kepentingan anak tersebut untuk masa depannya.

4.2.2.2 Berakhirnya Masa Pidana Bersyarat Masa Percobaan

Dokumen yang terkait

Analisis Penilaian Hakim Atas Peranan Petugas Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Dalam Pelaksanaan Pengawasan Dan Pembinaan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Di BAPAS Klas I Medan)

0 20 115

Peranan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Dalam Peradilan Pidana Anak (Studi Kasus Balai Pemasyarakatan Klas I Medan)

0 22 135

Pelaksanaan Pengawasan Dan Pembinaan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Di Kejaksaan Negeri Medan Dan...

0 27 5

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PENGAWASAN TERHADAP ANAK YANG DIJATUHI PIDANA BERSYARAT (Studi di Wilayah Hukum Bandar Lampung)

0 3 67

PENDAHULUAN KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 3 10

PENUTUP KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 2 5

PENDAHULUAN PEMBIMBINGAN ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I YOGYAKARTA.

0 4 16

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK. (Studi Kasus di Balai Pemasyarakatan Klas I Padang).

0 4 6

Efektivitas Pembebasan Bersyarat Dalam Pembimbingan Klien Pemasyarakatan (Studi di Balai Pemasyarakatan Klas 1 Semarang).

0 0 2

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN. A. Pembebasan Bersyarat - Pembebasan Bersyarat dan Tingkat Pelanggaran yang Dilakukan Klien Pemasyarakatan (Riset di Balai Pemasyarakatan Kelas I Medan)

0 0 46