3. Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak
usah harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya. 4.
Mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan untuk mempelajarai metematika orang harus menjalani sendiri
peroses itu dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan guru.
5. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran
lain yang juga dianggap unggul yaitu antara pendekatan pemecahan masalah, pendekatan konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran yang
berbasis lingkungan. Kelemahan pembelajaran matematika realistik menurut Suwarsono,
sebagaimana dikutip oleh Hadi 2003 adalah sebagai berikut. 1.
Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak terlalu mudah untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari peserta didik.
2. Penilaian dan pembelajaran matematika realistik lebih rumit daripada
pembelajaran konvensional. 3.
Pemilihan alat peraga harus cermat sehingga dapat membantu peroses berfikir peserta didik.
2.1.7 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria
paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM individual di SMP Negeri 2 Karanganyar sebesar 70, sedangkan KKM klasikalnya
sebesar 75. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan
beberapa ketentuan sebagai berikut. 1.
Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui profesional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajarkan mata pelajaran di sekolah. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan. 2.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar KD merupakan rata-
rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu
apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi SK merupakan rata-
rata KKM kompetensi dasar KD yang terdapat dalam SK tersebut.
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua
KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar LBH atau rapor.
6. Indikator merupakan acuantujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian UH, ulangan tengah semester UTS maupun ulangan akhir semester UAS. Soal ulangan maupun tugas-tugas harus
mampu mencerminkan atau menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan
seluruh hasil ulangan karena semunya memiliki hasil yang setara. 7.
Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal Depdiknas, 2008.
Berikut ini contoh perhitungan Kriteria Ketuntasan Minimal Nama Sekolah : SMP N 2 Karanganyar
KelasSemester : VII2 Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Pelajaran: 20122013
Kompetensi Dasar Indikator
Penentuan KKM Dari Faktor Rata-
rata Kompleksitas
Daya Dukung
Intake 6.3 Menghitung
keliling dan luas bangun segitiga
dan segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan
masalah Menurunkan rumus
luas bangun segitiga dan segiempat
71 70
70 70
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun segitiga dan
segiempat 70
71 68
70
Rata-rata 71
71 69
70
2.1.8 Berpikir Kreatif