1. Faktor internal, yaitu tediri dari: perkembangan yang tidak seimbang antara
perkembangan usia dengan pertumbuhan fisik, bersikap terhadap pekerjaan, jenis kelamin, berat badan.
2. Faktor eksternal, yang terdiri dari: pengalaman waktu di sekolah, pengaruh
dari sikap orang tua, pengaruh penerimaan dan sikap teman sebaya di sekolah. Dari kedua faktor di atas yaitu faktor internal dan faktor eksternal sama-
sama memberikan pengaruh dan saling terkait dalam pembentukan minat seseorang. Dari kedua faktor tersebut, yang paling berpengaruh besar adalah
faktor eksternal karena seseorang yang hidup dengan keluarga termasuk keluarga inti dan hidup di masyarakat akan mudah terpengaruh oleh lingkungan jika dalam
diri individu tersebut tidak punya komitmen yang kuat dan mampu melakukan assertif atau penolakan.
2.3.8 Pembentukan Minat Siswa untuk Studi Lanjut ke ke Sekolah
Menengah Kejuruan SMK
Minat pada dasarnya dapat dibentuk dalam hubungannya dengan objek. Menurut Chamid dan Rochmanudin 2010:15. Adapun pembentukan minat dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Memberikan informasi yang seluas-luasnya, baik keuntungan maupun kerugian yang ditimbulkan oleh obyek yang dimaksud. Informasi yang
diberikan dapat berasal dari pengalaman penjelasan langsung maupun tidak langsung, media cetak buku, brosur, Koran, dll, media elektronik
TV, internet, dll
b.Memberikan rangsangan, dengan cara memberikan hadiah berupa barang atau sanjungan yang dilakukan individu yang berkaitan dengan obyek.
c. Mendekatkan individu terhadap obyek, dengan cara membawa individu
kepada obyek atau sebaliknya mengikuti individu-individu pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh obyek yang dimaksud.
d.Belajar dari pengalaman.
Siswa dalam menentukan dan memilih pendidikan untuk studi lanjutnya perlu direncanakan serta memperhatikan minat yang dimiliki, karena dengan
minat tersebut siswa memiliki perasaan senang terhadap bidang keahlian atau jurusan di sekolah yang akan dipilih oleh siswa tanpa dorongan dari lingkungan
luar akan tetapi keinginan studi lanjut tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri.
2.3.9 Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Dalam spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor: 251CKEPMN2008, memuat tiga spektrum keahlian Chamid, 2011:41:
1. Program Studi Keahlian
2. Bidang Studi Keahlian
3. Kompetensi Keahlian.
Pada intinya bidang studi keahlian yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan SMK terdiri dari 6 bidang keahlian sesuai dengan keputusan Direktur
Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar
dan Menengah
Nomor :
251CKEPMN2008, yaitu: 1.
Bidang Teknologi dan Rekayasa Kelompok ini berkaitan dengan teknologi industri dan aplikasinya serta
bentuk kegiatan pabrikasi dan rekayasa. 2.
Bidang teknologi Informasi dan Komunikasi
Kelompok bidang ini berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi serta aplikasinya di industri.
3. Bidang Kesehatan
Kelompok ini berkaitan dengan kesehatan yang meliputi keperawatan, analisis kesehatan dan obat-obatan.
4. Bidang Seni, Kerajinan dan Pariwisata
5. Kelompok bidang ini berkaitan dengan kesenian, kerajinan dan pariwisata.
6. Bidang Agribisnis dan Agroteknologi
Kelompok bidang ini berkaitan dengan pertanian, perternakan, kehutanan, serta berbagai macam budidaya.
7. Bidang Bisnis dan Manajemen
Kelompok bidang ini berkaitan pengelolaan usaha yang meliputi administrasi, akutansi, pemasaran.
Berdasarkan uraian spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan di atas, maka dapat dikatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang ada
di Indonesia memiliki tiga spectrum keahlian dan enam bidang keahlian yang mana hal tersebut tidak semuanya tersedia di setiap Sekolah Menengah Kejuruan
SMK yang ada di daerah-daerah dan kota-kota namun juga menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi sekolah masing-masing.
2.4 Layanan Informasi Karier