113 siklus I nilai performansi guru sebesar 83,54 dengan kriteria AB dan pada siklus II
meningkat menjadi 91,25 dengan kriteria A. Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai 1 pemaknaan temuan
penelitian dan 2 implikasi hasil penelitian. Pemaknaan temuan penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuktikan bahwa penelitian
yang telah dilaksanakan dan hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang mendasari. Implikasi hasil penelitian merupakan dampak pelaksanaan penelitian
tentang penggunaan tangram dengan menerapkan model PAIKEM yang nantinya dapat memberikan manfaat. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
4.3.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan, guru sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media tangram sekaligus menerapkan model
PAIKEM dengan baik. Aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, persentase aktivitas belajar siswa sebesar 75,15 dengan kriteria
sangat tinggi dan pada siklus II sebesar 79,61 dengan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis data, aktivitas belajar siswa sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian, melalui media tangram dan penerapan model PAIKEM, aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Pener 01
pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dapat ditingkatkan. Media tangram yang digunakan, dimanipulasi oleh siswa sehingga terbentuk
bangun datar. Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan terlihat selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II.
Pada saat menjelaskan materi, guru menggunakan media tangram serta media bentuk bangun datar lainnya. Siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi
114 potongan tangram sehingga terbentuk bangun datar. Selanjutnya, siswa dibimbing
untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Hal tersebut sesuai dengan teori belajar Bruner 1960 dalam Rifa’i dan Anni 2009: 33 yang menyatakan bahwa
anak SD akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari. Melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi
media yang digunakan, siswa menjadi lebih aktif, kreatif, serta mudah untuk memahami materi yang diajarkan.
Guru melibatkan siswa untuk mengukur panjang sisi, besar sudut, menghitung jari-jari dan diameter lingkaran, dan sebagainya dalam kegiatan
pembelajaran. Guru juga sering mengajukan pertanyaan kepada siswa. Siswa juga terlibat aktif baik dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas individu.
Guru juga menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk berani bertanya, menjawab pertanyaan, dan belajar dalam kelompok.
Dengan demikian, pembelajaran dapat dikatakan aktif karena sesuai dengan pengertian pembelajaran aktif menurut Jauhar 2011:156, bahwa pembelajaran
aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual.
Guru menerapkan model number heads together NHT, example non example, tebak kata, serta permainangames pada saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran siklus I dan II. Model yang digunakan guru bervariasi dan merupakan model yang inovatif. Sejalan dengan pendapat Jauhar 2011: 169,
yang menyatakan bahwa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran inovatif meliputi: 1 example non example, 2 number heads
together, 3 cooperative script, 4 number heads structure, 5 student teams
115 achievement divisions STAD, 6 jigsaw, dan 7 problem based instructions
PBI. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi juga dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan serta untuk memenuhi karakteristik siswa yang berbeda-
beda. Saat guru menggunakan model number heads together, games, dan tebak kata, siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Selain itu, media yang digunakan guru juga bervariasi dan menarik. Saat
guru memperlihatkan media pembelajaran, siswa sangat tertarik dan perhatiannya terpusat. Apalagi saat siswa diminta untuk membentuk bangun datar dari
potongan tangram maupun puzzle, siswa sangat antusias dan tekun. Melalui media tangram dan puzzle, siswa merasa tertantang untuk menggabungkan potongan
tangram sehingga terbentuk bangun datar. Dengan demikian, guru sudah mampu menciptakan pembelajaran yang
inovatif dan kreatif. Menurut Jauhar 2011: 158, segala aspek metode, bahan, perangkat, dan sebagainya dapat dipandang baru atau bersifat inovatif apabila
metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru lain. Jauhar 2011: 162 juga
menyatakan bahwa pembelajaran kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa dan gaya belajar siswa. Guru sudah dikatakan inovatif dan kreatif karena mampu menciptakan model dan media pembelajaran yang baru dan bervariasi.
Siswa juga dapat dikatakan inovatif karena mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku. Selain itu, siswa dikatakan kreatif karena diberi
kesempatan untuk membuatmerancang sesuatu, yang dalam hal ini yaitu membuat bangun datar dari potongan tangram dan puzzle.
116 Kegiatan pembelajaran yang dirancang guru juga bervariasi agar siswa tidak
bosan mengikuti proses pembelajaran. Upaya guru untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dimaksudkan agar siswa senang dan tidak
bosan saat mengikuti pembelajaran matematika. Dengan demikian, pembelajaran matematika yang dirasa menakutkan dan membosankan berubah menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan. Sejalan dengan pendapat Amri dan Ahmadi 2010: 16 yang menyatakan
bahwa pembelajaran yang menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang tidak membosankan sehingga memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu tercurah secara komprehensif. Dengan demikian, suasana pembelajaran yang terjadi pada siklus I dan II sudah berlangsung secara
menyenangkan. Hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran yang hidup, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, dan mendorong pemusatan perhatian siswa untuk
belajar. Siswa merasa asyik, terlihat aktif, tertantang, dan perhatiannya terpusat pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hamalik 2008: 27 yang menyatakan bahwa belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Selain itu, apabila siswa kreatif
dan merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran, maka perhatian siswa juga akan terpusat dan materi menjadi bermakna. Keadaan yang demikian dapat
membuat siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Pitajeng 2006: 1 yang menyatakan bahwa belajar matematika
117 akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. Berdasarkan hasil tes
formatif yang diperoleh, persentase ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai indikator yang ditetapkan sekurang-kurangnya 75 dari jumlah siswa. Pada
siklus I, persentase tuntas belajar klasikal sebesar 66,67 dengan kriteria tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 84,21 dengan kriteria sangat tinggi.
Dengan demikian, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pener 01 Kabupaten Tegal pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar meningkat
melalui media tangram dengan penerapan model PAIKEM. Selain dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, pembelajaran
menggunakan media tangram dan model PAIKEM pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar juga dapat meningkatkan performansi guru. Hal
tersebut terlihat dari kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan performansi guru, nilai performansi
guru sudah mencapai indikator yang ditetapkan, yaitu nilai performansi guru minimal 71 dengan kriteria B. Nilai performansi guru pada siklus I sebesar 83,54
dengan kriteria AB dan pada siklus II meningkat menjadi 91,25 dengan kriteria A. Guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Guru sudah
menerapkan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media tangram dan menerapkan model PAIKEM membawa dampak baik pada aktivitas
dan hasil belajar siswa maupun performansi guru. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil
118 belajar siswa serta performansi guru pada pembelajaran matematika materi sifat-
sifat bangun datar di SD Negeri Pener 01 Kabupaten Tegal. Keadaan tersebut dibandingkan saat guru belum menggunakan media tangram dengan menerapkan
model PAIKEM pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan terbukti. Melalui penggunaan tangram
dengan penerapan model PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta performansi guru pada pembelajaran matematika materi sifat-sifat
bangun datar pada siswa kelas V SD Negeri Pener 01 Kabupaten Tegal.
4.3.2 Implikasi Hasil Penelitian