4. Meminta siswa untuk menuliskan jawaban dari permasalahan yang diajukan
guru sesuai dengan ide yang dipikirkan. 5.
Memasangkan siswa untuk berdiskusi dari hasil jawaban yang dituliskan. 6.
Membimbing diskusi kelompok kecil. 7.
Meminta pasangan untuk menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. 8.
Meneruskan pemutaran video. 9.
Menjelaskan dan mengkonfirmasi tentang materi yang berkaitan.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian yang dilakukan oleh Riani pada tahun 2013 berjudul “Penerapan Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe TPS TPS untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Wonorejo 2313 Surabaya” yang menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil penelitian
berupa observasi tindakan dan rekapitulasi hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus 3 dapat dianalisis sebagai berikut: pada siklus I adalah 64, siklus 2 76,
dan siklus 3 mencapai 88. Dengan nilai rata-rata siswa pada pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS mencapai 80,8.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Murni pada tahun 2013 berjudul “Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan
Teknik TPS di kelas IV” juga menunjukkan peningkatan yang signifikan pada
aktivitas belajar siswa. Aktivitas fisik pada siklus I meningkat menjadi 66,7 dan siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 84,72. Aktivitas mental siswa pada
siklus I meningkat menjadi 67,78 dan siklus 2 juga mengalami peningkatan sebesar 84,4. Sedangkan pada aktivitas emosional peningkatan pada siklus I
mencapai 72,22 dan pada siklus 2 meningkat hingga 84,4. Artinya, model pembelajaran TPS mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Penelitian selanjutnya tentang keefektifan media pembelajaran video yang dilakukan oleh Nurul Aprindyana pada t
ahun 2013 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas IV SDN
Karangpilang I Surabaya”. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan guru,aktivitas siswa,
dan ketuntasan belajar. Pada siklus I aktivitas guru mencapai persentase sebesar 64,7 dan meningkat pada siklus 2 menjadi 81,8. Sedangkan pada aktivitas
siswa, pada siklus I sebesar 73,25 dan siklus ke 2 menjadi 89,9. Pada ketuntasan belajar klasikal siswa terjadi perubahan yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Shella Permatasari pada tahun 2014 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA” menunjukkan bahwa Hasil penelitian siklus I mendapatkan skor performansi guru 81,59 dan siklus II meningkat menjadi 85,93.
Skor aktivitas belajar siklus I mencapai 66,57, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 77,68. Rata-rata skor siklus I 80,00 dan persentase ketuntasan
belajar klasikal 83,34. Siklus II terjadi peningkatan rata-rata skor yakni menjadi 81,87 dan persentase tuntas belajar klasikal mencapai 91,66. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada siswa kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Eni Muntarof pada tahun 2013 yang
berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Dalam Meningkatkan Pembelajaran Matematika Di Kelas IV SD” menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh hasil ketuntasan sebesar 80 kemudian pada siklus II dan III memperoleh hasil ketuntasan sebesar 90.
Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 61,67, siklus II 74,33, dan siklus III 81,33. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model TPS dapat
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut digunakan sebagai
pendukung dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran TPS Berbantuan Media Video untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA Pada Kelas VB SDN Wates 01 Semarang”.
2.3 Kerangka Berpikir