diuji kebenarannya dapat diterapkan dan dimanfaatkan untuk mempermudah kehidupan manusia secara langsung dalam bentuk teknologi.
Penelitian ini menerapkan IPA sebagai teknologi untuk mengimplikasikan bahwa setelah mempelajari IPA, siswa diharapkan mampu menerapkannya untuk
menciptakan teknologi baru dimana untuk menjaga proses daur air agar kehidupan manusia tidak kekurangan air bersih. Sebagai contoh pembuatan filtrasi air
penyaringan. Sesuai dengan hakikat IPA di atas, maka pembelajara IPA seharusnya
mencakup keempat aspek tersebut agar pembelajaran IPA bermakna dan dapat mencapai tujuan secara optimal. Keempat aspek tersebut akan diaplikasikan
dalam pembelajaran IPA pada penelitian ini.
2.1.6.3 Pembelajaran IPA di SD
IPA sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar karena 1 IPA berfaedah bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi. 2 IPA
merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. 3 Bila diajarkan melalui percobaan, jadi IPA tidaklah pelajaran yang bersifat
hapalan. 4 IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Samatowa, 2010:4.
Struktur kognitif anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan, anak perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-
keterampilan proses IPA dan yang perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahapan perkembangan kognitifnya. Samatowa: 2010:5.
Berkaitan dengan hal diatas, Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi: 1 sensorimotor 0-2 tahun; 2 praoperasional 2-7 tahun; 3
operasional konkret 7-11; 4 operasional formal 11-15 tahun. Di Indonesia pada umumnya anak SD berusia sekitar 7-12 tahun, dimana sesuai tahap
perkembangan kognitif tersebut anak berada pada tahap akhir praoperasional sampai tahap awal operasional formal. Haryono, 2013:50.
Sesuai dengan teori Piaget tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar umumnya memiliki sikap rasa ingin tahu yang kuat, senang bermain,
mengatur dirinya sendiri suka mencoba-coba, belajar efektif bila merasa senang dengan situasi yang ada, serta belajar dengan cara bekerja dan suka mengerjakan
apa yang dia bisa kepada temannya. Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan logika namun dalam bentuk benda konkret. Oleh karena itu, guru SD perlu
memberikan variasi pada pembelajaran dengan mengahadirkan benda konkret dan alat peraga media dalam pembelajaran IPA. Serta menciptakan lingkungan
belajar yang menarik siswa dan memungkinkan siswa memperoleh berbagai pengalaman belajar.
Berdasarkan karakteristik siswa SD tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD akan efektif bila siswa berperan aktif dalam
pembelajaran. Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang efektif sesuai dengan tahap perkembangan anak untuk menarik minat siswa sehingga siswa
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPA sangat penting diajarkan di
dalam pendidikan dasar, dan dalam mengarjarkan IPA di dalam pendidikan dasar
harus menyesuaikan perkembangan kognitif siswa SD.Penggunaan model serta penggunaan media sangat berperan aktif dalam pembelajaran di SD, oleh karena
itu penggunaan model dan media harus sesuai dengan tahap kognitif anak supaya minat anak dalam mengikuti pembelajaran lebih tinggi. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa anak dapat belajar IPA melalui beberapa keterampilan yang harus dikuasai anak serta mencakup 4 komponen hakekat IPA yaitu produk,
proses, sikap, dan teknologi serta menerapkan model pembelajaran TPS berbantuan media video, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dalam
kurikulum IPA SD dapat tercapai secara optimal.
2.1.7 Media Pembelajaran