Model Pembelajaran KAJIAN TEORI

Menurut Suprijono 2011: 46 melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Chauhan menyebutkan fungsi model pembelajaran secara khusus adalah : a. Pedoman. Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan guru. b. Pengembangan kurikulum. Model pembelajaran dapat membantu dalam pengembangan kurikulum untuk satuan kelas yang berbeda dalam pendidikan. c. Menetapkan bahan-bahan mengajar. Model pembelajaran menetapkan secara rinci bentuk-bentuk bahan pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu perubahan yang baik dari kepribadian siswa. d. Membantu perbaikan dalam mengajar. Model pembelajaran bisa membantu proses belajar mengajar dan meningkatkan keefektifan pembelajaran. Iru, 2012: 8 Dari pendapat para ahli diatas, fungsi dari model pembelajaran dapata disimpulakan yaitu sebagai pedoman yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran bisa terpenuhi dengan baik. 2.1.1.3 Model Pembelajaran TGT Team Games Tournamaent 2.1.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Team Games Tournament Model pembelajaran TGT Team Games Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa adanya perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas siswa dengan model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disampung menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Hamdani, 2011 : 92 Rusman 2012: 224 menjelaskan bahawa TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. TGT Menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana peran siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Slavin, 2005: 163 Jadi model pembelajaran TGT Team Games Tournament merupakan salah satu model pembelajran kooperatif dimana bagiannya terdiri dari penyampaian materi secara klasikal, pengelompokan, permainan, turnamen, dan penghargaan kelompok. Model TGT Team Games Tournament akan dapat menambah motivasi, rasa percaya diri, toleransi, kerjasama dan pemahaman materi siswa. 2.1.1.3.2 Komponen Pembelajaran TGT Team Games Tournament Taniredja 2011:67-68 menjabarkan komponen-komponen dalam Teams Games Tournament, yaitu: 1 Penyajian Kelas Class Presentation Penyajian kelas pada pembelajran Kooperatif tipe TGT tidak berbeda dengan pengajaran biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pengajaran lebih difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Ketika penyajian kelas berlangsung mereka sudah berada dalam kelompoknya sehingga mereka akan memperhatikan dengan serius selama pengajaran penyajian kelas berlangsung sebab setelah ini mereka harus mengerjakan games akademik dengan sebaik- baiknya dengan skor mereka akan menentukan kelompok mereka. 2 Kelompok Teams Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-5 orang yang mewaili pencampuran dari berbagai keragaman dalam kelas seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. 3 Permainan Games Pertanyaan dalam game harus dirancang dari materi yang relevan dengan materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. 4 KompetisiTurnamen Turnaments Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit atau pokok bahasan, setelah guru memberikan penyajian kelas dan kelompok mengerjakan lembar kerjanya. Slavin, 2005: 168 Bagan 2.1 . Penempatan Siswa ke Meja Turnamen 5 Pengakuan Kelompok Teams Recognition Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi penghargaan berupa hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang disepakati bersama. Penghitungan skor tim dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: Tabel 2.1 Menghitung Poin-poin Turnamen untuk Permainan dengan Tiga Pemain Pemain Tidak ada yang seri Seri nilai tertinggi Seri nilai terendah Seri 3 macam Peraih skor tertinggi 60 poin 50 poin 60 poin 40 poin Peraih skor tengah 40 poin 50 poin 30 poin 40 poin Peraih skor rendah 20 poin 20 poin 30 poin 40 poin Slavin, 2005: 175 Ada tiga penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan tim. Penghargaan tim dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tim B B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Tim C C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Turnamen Meja 1 Turnamen Meja 4 Turnamen Meja 2 Turnamen Meja 3 Tim A A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Tabel 2.2 Penghargaan Tim Kriteria rata-rata tim Penghargaan 40 45 50 Tim Baik Tim Sangat Baik Tim Super Slavin, 2005: 175 2.1.1.3.3 Kelebihan Model Pembelajaran TGT Team Games Tournament Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament menurut Taniredja 2011: 72 adalah: a. Siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya dalam kelas kooperatif. b. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi. c. Perilaku mengganggu siswa lain menjadi lebih kecil. d. Motivasi belajar siswa bertambah. e. Pemahaman lebih mendalam terhadap pokok bahasan yang dipelajari. f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa denga siswa dan antara siswa dengan guru. g. Siswa dapat mempelajari pokok bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada di dalam diri siswa dapat keluar, selain itu kerja sama antar siswa juga siswa dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan. 2.1.2 Media Pembelajaran 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan Djamarah, 2010: 120 Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Hamdani, 2011: 243 Media pembelajaran menurut Sukiman 2011:29 adalah segla sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerimasehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga prose belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Jadi, media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat membawa pesan dari pengirim ke penerima yang membantu proses belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan pembellajaran secara efektif. 2.1.2.2 Fungsi Media Pembelajaran Secara umum, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1 menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau; 2 mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang; 3 memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil; 4 mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung; 5 mengamati dengan teliti binatang- binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap; 6 mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati; 7 mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar diawetkan; 8 dengan mudah membandingkan sesuatu; 9 dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat; 10 dapat melihat secara lambat gerakan- gerakan yang berlangsung secara cepat; 11 mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara langsung; 12 melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat; 13 melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama; 14 dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak; 15 dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing Hamdani 2011: 246. 2.1.2.3 Media Powerpoint Powerpoint merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan oleh orang-orang dalam mempresentasikan bahan ajar atau laporan, karya atau status mereka Arsyad, 2013:193 Menurut Razaq, Powerpoint merupakan salah satu produk unggulan Microsoft Corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Hal ini dkarenakan banyak kelebihan didalamnya dengan kemudahan yang disediakan. Dengan Powerpoint kita dapat merancang dan membuat presentasi yang lebih menarik dan professional. Pemanfaatan media presentasi ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik maupun peserta didik untuk mempresentasikan materi pelajaran maupun tugas-tugas yang akan diberikan Sukiman, 2012: 213. Pengembangan media Powerpoint harus dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip media pembelajaran. Menurut Kethut dan Rahadi beberapa prinsip yang perlu kita kembangkan ketika akan mengembangkan media presentasi adalah : 1. Harus dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan instruksional, karena pada dasarnya media presentasi yang dibahas adalah untuk keperluan pembelajaran. 2. Media presentasi berfungsi sebagai alat bantu mengajar. 3. Pengembangan media presentasi seyogyanya mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal segala potensi dan karalteristik yang dimiliki oleh jenis media presentasi ini. 4. Prinsip kebenaran materi dan kemenarikan sajian Sukiman, 2013: 217. Jadi, media Powerpoint adalah salah satu produk dari Microsoft Corporation yang dapat digunakan sebagai media presentasi maupun media pembelajaran yang dapat memaparkan materi dengan tampilan yang menarik yang dapat memotivasi siswa peserta didik untuk dapat tertarik dalam materi yang disampaikan.

2.1.3 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran TGT Team Games

Tournament dengan Media Powerpoint Proses belajar yang terjadi tidak terlepas dari teori-teori belajar yang mendasari. Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPS dengan model TGT Team Game Tournament dengan media Powerpoint adalah: 2.1.3.1 Teori Belajar Konstruktivisme Belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah, menemukan discovery sesuatu untuk dirinya sendiri, dan berkutat dengan berbagai gagsan. Inti sari kontruktivisme adalah bahwa peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri Rifa’i dan Anni, 2011: 137. Bedasarkan Sani 2013: 20 kontruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi pembelajaran kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia secara sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Teori ini mendasari munculnya pembelajaran kolaboratifkoperatif, pembelajaran berbasis masalah PBL, dan pembelajaran kontekstual. Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang. Pengetahuan ilmiah berevolusi, berubah dari waktu ke waktu. pemikiran ilmiah adalah sementara, tidak statis, dan merupakan proses Suprijono, 31: 2010 Jadi model pembelajaran TGT Team Games Tournament didasarkan pada teori belajar kontruktivis, dimana siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya dan pemahamannya melalui game yang disajikan. 2.1.3.2 Teori Belajar Kognitif Menurut Suprijono 2010: 22 dalam persepsi teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behaviorial meskipun hal-hal yang bersifat behaviorial tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS III SDN KARANGANYAR 02 SEMARANG

1 12 297

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (Tgt) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada SISWA KELAS V Semester II SD N 03 Jatipurwo Kec

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

0 0 12