Pengertian Implementasi Program Konsep Implementasi Program

13

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Implementasi Program

1. Pengertian Implementasi Program

Kamus Webster mengartikan implementasi sebagai to provide the means for carrying out menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu; to give practical effect to menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu. M. Joko Susilo 2007: 174 mendeskripsikan implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Implementasi juga dianggap sebagai bentuk pengoperasionalan atau penyelenggaraan aktivitas yang telah ditetapkan berdasarkan undang-undang dan menjadi kesepakatan bersama diantara beragam pemangku kepentingan stakeholders , aktor, organisasi, publik atau privat, prosedur, dan teknik secara sinergistis yang digerakkan untuk bekerjasama guna menerapkan kebijakan kearah tertentu yang dikehendaki. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan UU atau aturan dari pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Implementasi merupakan bagian terpenting dari proses kebijakan karena tanpa implementasi maka pembuat keputusan kebijakan tidak akan berhasil. Implementasi pada hakikatnya juga sebagai upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program dilaksanakan. 14 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin 2008: 3-4 berpendapat bahwa ada dua istilah untuk pengertian program, yaitu pengertian secara umum dan khusus. Menurut pengertian secara umum “program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Sedangkan secara khususnya, apabila “program” ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Dalam buku lain Suharsimi 2008: 291 mendefinisikan program sebagai suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Program adalah rencana dan sebuah kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jones dalam Arif Rohman, 2009: 101-102 menyebutkan bahwa program merupakan salah satu komponen dalam suatu kebijakan. Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu relatif lama. Pelaksanaan program selalu terjadi dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang Suharsimi Arikunto, 2004: 15. Sedangkan menurut Farida Yusuf Tayibnapis 2000: 9 mengartikan program sebagai segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dalam buku ini program 15 diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang. Dalam pengertian tersebut ada empat unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu : a. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama. Bukan asal rancangan, tetapi rancangan kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang cerdas dan cermat. b. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. c. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi non formal bukan kegiatan individual. d. Kegiatan tersebut dalam implementasinya atau pelaksanaanya melibatkan banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan orang lain. Terdapat beberapa model implementasi kebijakan atau program yang dikembangkan oleh beberapa para ahli. Charles O. Jones dalam Arif Rohman, 2009: 135 mengatakan bahwa, implementasi adalah suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program. Ada tiga pilar aktifitas dalam mengoperasikan program, yaitu : 16 a. Pengorganisasian, pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit –unit serta metode untuk menjalankan program agar bisa berjalan. b. Interpretasi, yaitu aktivitas menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan. c. Aplikasi, yaitu berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, pembayaran, atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program Arif Rohman, 2009: 135. Keberhasilan implementasi dalam Haedar Akib dan Antonius Tarigan, 2008: 7 dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan Content of policy dan lingkungan implementasi context of implementation . Model ini menggambarkan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh beragam aktor, dimana keluaran akhirnya ditentukan oleh baik materi program yang telah dicapai maupun melalui interaksi para pembuat keputusan dalam konteks politik administratif. Proses politik dapat terlihat melalui proses pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai aktor kebijakan, sedangkan proses administrasi terlihat melalui proses umum mengenai aksi administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu Haedar Akib dan Antonius Tarigan, 2008: 7. Pada penjelasan tersebut terlihat bahwa suatu kebijakan memiliki tujuan yang jelas sebagai wujud orientasi nilai kebijakan. Tujuan 17 implementasi kebijakan diformulasi ke dalam program aksi dan proyek tertentu yang dirancang dan dibiayai. Program dilaksanakan sesuai dengan rencana. Implementasi kebijakan atau program secara garis besar dipengaruhi oleh isi kebijakan dan konteks implementasi. Keseluruhan implementasi kebijakan dievaluasi dengan cara mengukur luaran program berdasarkan tujuan kebijakan. Luaran program dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran yang dituju baik individu dan kelompok maupun masyarakat. Luaran implementasi kebijakan adalah perubahan dan diterimanya perubahan oleh kelompok sasaran Haedar Akib dan Antonius Tarigan, 2008: 8. Subarsono, 2008: 90-92 berpendapat bahwa teori implementasi program atau publik terdapat 4 variabel kritis yaitu; a. Komunikasi Communication berkenaan dengan bagaimana kebijakan dikomunikasikan pada organisasi dan atau publik, ketersediaan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggap dari para pelaku yang terlibat, dan bagaimana struktur organisasi pelaksana kebijakan. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap pelaksana kebijakan untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Bagi suatu organisasi, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide-ide diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh 3 tiga indikator, yaitu penyaluran komunikasi, konsistensi komunikasi dan kejelasan komunikasi. Faktor komunikasi 18 dianggap penting, karena dalam proses kegiatan yang melibatkan unsur manusia dan unsur sumber daya akan selalu berurusan dengan permasalahanbagaimana hubungan yang dilakukan b. Sumber daya Resources : berkenaan dengan sumber daya pendukung untuk melaksanakan kebijakan yaitu; 1 Sumber daya manusia merupakan aktor penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan dan merupakan potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seseorang meliputi fisik maupun non fisik berupa kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengalaman, keahlian, keterampilan dan hubungan personal. 2 Sarana dan prasarana merupakan alat pendukung dan pelaksana suatu kegiatan. Sarana dan prasarana dapat juga disebut dengan perlengkapan yang dimiliki oleh organisasi dalam membantu para pekerja di dalam pelaksanaan kegiatan mereka 3 Pendanaan adalah membiayai operasional implementasi kebijakan tersebut, informasi yang relevan, dan yang mencukupi tentang bagaimana cara mengimplementasikan suatu kebijakan dan kerelaan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan tersebut. Hal ini dimaksud agar para implementator tidak melakukan kesalahan dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut. c. Disposisi , berhubungan dengan kesediaan dari para implementor untuk menyelesaikan kebijakan publik tersebut. Kecakapan saja tidak 19 mencukupi tanpa kesediaan dan komitmen untuk melaksanakan kebijakan. Disposisi menjaga konistensi tujuan antara apa yang ditetapkan pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan. Kunci keberhasilan program atau implementasi kebijakan adalah sikap pekerja terhadap penerimaan dan dukungan atas kebijakan atau dukungan yang telah ditetapkan. d. Struktur Birokrasi bureaucratic strucuture berkenaan dengan kesesuaian organisasi birokrasi yang menjadi penyelenggara implementasi kebijakan publik. Struktur birokrasi menjelaskan susunan tugas dan para pelaksana kebijakan publik, memecahkannya dalam rincian tugas serta menetapkan prosedur standar operasi Van Meter dan Van Hour ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi yaitu Subarsono, 2008: 99-100 a. Standar dan Sasaran Kebijakan Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terstruktur sehingga dapat direalisir. Apabila standar sasaran kebijakan kabur, akan terjadi multiintepretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi b. Sumber Daya Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya non-manusia. c. Hubungan antar Organisasi Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan 20 dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program. d. Karakteristik Agen Pelaksana Karakteristik agen pelaksana mencakup struktur birokrasi dan pola-pola lingkungan yang terjadi dalam birokrasi yang akan mempengaruhi implementasi suatu program. e. Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi Variabel tersebut mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini politik yang ada di lingkungan dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan. f. Disposisi Implementasi Disposisi implementasi mencakup tiga hal penting, yakni 1 Respon implementasi terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melakukan kebijakan; 2 Kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan; 3 Intensitas disposisi implementator, yakni prefensi nilai yang dimiliki oleh implementator. Selain itu, ada pula model kesesuaian implementasi kebijakan atau program yang memakai pendekatan proses pembelajaran. Model yang dibuat oleh David C Korten dalam Haedar Akib dan Antonius Tarigan, 2008: 11 berintikan tiga elemen yang ada dalam pelaksanaan program itu 21 sendiri, pelaksanaan program dan kelompok sasaran program. Gambar 1. Model Kesesuaian Korten, 1988 dalam Haedar Akib Antonius Tarigan, 2008: 12 Gambar 1. Model Kesesuaian Korten, dalam Haedar Akib Antonius Tarigan, 2008, 12 David C Korten dalam Haedar Akib dan Antonius Tarigan, 2008: 12 menyatakan bahwa suatu program akan berhasil dilaksanakan jika terdapat kesesuaian dari tiga unsur implementasi program. Pertama , kesesuaian antara program dengan pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh program dengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran pemanfaat. Kedua , kesesuaian antara program dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antara tugas yang disyaratkan oleh program dengan kemampuan organisasi pelaksana. Ketiga , kesesuaian antara kelompok pemanfaat dengan organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian antara syarat yang diputuskan organisasi untuk dapat memperoleh output program dengan apa yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran program. Pola yang dikembangkan Korten, dapat dipahami bahwa kinerja program tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan kalau tidak PROGRAM PEMANFAAT ORGANISASI Output Tugas Tuntutan Kebutuhan Kompetensi Putusan 22 terdapat kesesuaian antara tiga unsur implementasi kebijakan. Hal ini disebabkan apabila output program tidak sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran, jelas output tidak dapat dimanfaatkan. Jika organisasi pelaksana program tidak memiliki kemampuan melaksanakan tugas yang disyaratkan oleh program, maka organisasinya tidak dapat menyampaikan output program dengan tepat. Atau, jika syarat yang ditetapkan organisasi pelaksana program tidak dapat dipenuhi oleh kelompok sasaran, maka kelompok sasaran tidak mendapatkan output program. Oleh karena itu, kesesuaian antara tiga unsur implementasi kebijakan mutlak diperlukan agar program berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat Haedar Akib dan Antonius Tarigan, 2008: 12-13. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa program merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil tertentu dan program juga adalah salah satu komponen dalam suatu kebijakan. Implementasi program merupakan suatu kegiatan yang dibuat oleh pemerintah atau organisasi yang berisi instruksi untuk melakukan suatu kegiatan yang dilakukan berkesinambungan disuatu kelompok atau organisasi yang diharapkan dapat mempengaruhi orang lain.

2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Program