IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA.

(1)

IMP P JUR PLEMENT KELAS V PROGRAM RUSAN PE U TASI PEM VB SD NEG

Diajukan k Univ untuk M guna Memp

M STUDI P ENDIDIKA FAKUL UNIVERSI MBELAJAR GERI TEG SKR kepada Faku versitas Neg Memenuhi Se peroleh Gel Ol Hendra Ja NIM 1010 PENDIDIK AN PRA SE LTAS ILM ITAS NEGE MARE RAN TEMA GALREJO RIPSI

ultas Ilmu P geri Yogyak ebagian Per lar Sarjana P

leh ati Puspita 08241066 KAN GURU EKOLAH D MU PENDID ERI YOGY ET 2016 ATIK TER 1 YOGYA Pendidikan karta rsyaratan Pendidikan U SEKOLA DAN SEKO DIKAN YAKARTA RPADU PAD AKARTA AH DASAR OLAH DAS A DA R SAR


(2)

  IMP P JUR   PLEMENTA KELAS V D g PROGRAM RUSAN PEN UN ASI PEMBE VB SD NEGE

Diajukan kep Univer untuk Mem guna Mempe H N

M STUDI PE NDIDIKAN FAKULT NIVERSITA ELAJARAN ERI TEGA SKRIP pada Fakulta rsitas Neger menuhi Seba eroleh Gelar Oleh Hendra Jati P NIM 101082 ENDIDIKAN PRA SEKO TAS ILMU AS NEGER MARET 2 N TEMATI ALREJO 1 Y

SI

as Ilmu Pend ri Yogyakart agian Persya Sarjana Pen

Puspita 241066

N GURU SE OLAH DAN PENDIDIK RI YOGYAK 2016 IK TERPAD YOGYAKA didikan ta aratan ndidikan EKOLAH D N SEKOLA KAN KARTA DU PADA ARTA DASAR AH DASAR


(3)

(4)

(5)

(6)

 

MOTTO

“Manusia cenderung menolak ide, pikiran & langkah baru. Apalagi kalau merasa sudah mapan. Inilah resistensi terhadap perubahan. Enough is not good enough,

harus lebih giat lagi, must do more, berbuat lebih banyak lagi.” (Susilo Bambang Yudhoyono)

“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”


(7)

 

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT dan dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas karunia Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang Ibu Sumiyati dan Bapak Suroso, serta Adikku tersayang.

2. Almamater Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNY. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.


(8)

 

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1 YOGYAKARTA

Oleh

Hendra Jati Puspita NIM 10108241066

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas, siswa kelas VB, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan tematik terpadu yang dilakukan guru sudah memuat kriteria minimal perencanaan pembelajaran,yakni memuat a) tujuan pembelajaran, b) materi pembelajaran, c) metode pembelajaran, d) sumber belajar, dan e) penilaian. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru belum diuraikan secara detail langkah-langkah pembelajaran dan jenis penilaian yang digunakan. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang dilaksanakan guru ada mata pelajaran yang tidak dipadukan, yakni mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PJOK. Namun, pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sudah memunculkan karakteristik pembelajaran tematik terpadu, diantaranya menggunakan pemaduan mata pelajaran Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran, setiap KD memiliki materi tersendiri. Pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, pendekatan saintifik sudah dilaksanakan. Kegiatan mengamati, menanya, kegiatan mencoba, kegiatan menalar, dan kegiatan mengkomunikasikan sudah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. Kegiatan mencoba dilakukan hanya satu kali dari delapan kali kegiatan pembelajaran tematik terpadu. Penilaian otentik juga telah dilaksanakan oleh guru, adapun penilaian otentik yang dilakukan guru adalah penilaian proses, penilaian kinerja, penilaian portofolio, dan tes tertulis.

Kata kunci: pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik  


(9)

 

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir Skripsi yang berjudul “Implementasi Pembelejaran Tematik Terpadu pada Kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kebijakan untuk memberikan kesempatan belajar di UNY dan menyelesaikan tugas akhir Skripsi.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan tugas akhir Skripsi.

4. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang selalu sabar dan tulus dalam memberikan motivasi serta bimbingan sehingga tugas akhir Skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Bapak Banu Setyo Adi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga selalu sabar dan tulus dalam memberikan motivasi serta bimbingan sehingga tugas akhir Skripsi ini dapat selesai dengan baik.


(10)

(11)

 

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 10

1. Pengertian Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 10

B. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 11

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 11

a. Silabus ... 12

1) Pengertian Silabus ... 12

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 14


(12)

 

2) Komponen RPP ... 16

3) Prinsip Penyusunan RPP ... 19

C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 23

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 23

2. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 24

a. Kegiatan Pendahuluan ... 24

b. Kegiatan Inti ... 25

1) Pembelajaran Tematik Terpadu ... 25

a) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 25

b) Model Pembelajaran Terpadu ... 26

c) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu ... 31

d) Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu ... 33

2) Pendekatan Saintifik ... 34

c. Kegiatan Penutup ... 39

D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 40

1. Pengertian Penilaian Autentik ... 40

2. Jenis Penilaian Autentik ... 41

3. Karakteristik Penilaian Autentik ... 43

E. Pertanyaan Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 45

B. Jenis Penelitian ... 45


(13)

 

D. Subjek Penelitian... 46

E. Sumber Data ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Instrumen Penelitian ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 57

I. Keabsahan Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan ... 93

C. Keterbatasan Penelitian ... 103

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 104

B. Saran... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN ... 109  

                   


(14)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada pelaksanaan observasi ... 49

Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 53 Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 54

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 55

Tabel 5. Kisi-kisi Pendoman Wawancara untuk Kepala Sekolah ... 55

Tabel 6. Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas VB ... 56

Tabel 7. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa ... 57

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di kelas VB ... 64

Tabel 9 Perencanaan Kegiatan Inti (Pendekatan Saintifik) ... 73

Tabel 10.Keterpaduan Aspek Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 80

Tabel 11. Kegiatan Mengamati ... 84

Tabel 12. Kegiatan Menanya ... 86


(15)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Webbed Model ... 30

Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model) ... 58

Gambar 3. Guru melakukan pendampingan di kelas………80

Gambar 4. Penilaiann sikap, hasil kerja portofolio……….. 91


(16)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perpaduan KD mata pelajaran ... 110

Lampiran 2. Pedoman Observasi Awal ... 112

Lampiran 3. Hasil Observasi Awal ... 114

Lampiran 4. Pedoman Observasi Kegiatan Siswa ... 116

Lampiran 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa ... 118

Lampiran 6. Pedoman Observasi Guru ... 151

Lampiran 7. Hasil Observasi Guru... 154

Lampiran 8. Pedoman Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 191

Lampiran 9. Hasil Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 192

Lampiran 10. Pedoman Wawancara Guru ... 200

Lampiran 11. Pedoman Wawancara Siswa ... 202

Lampiran 12. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 204

Lampiran 13. Hasil Wawancara Guru ... 206

Lampiran 14 Hasil Wawancara Siswa ... 211

Lampiran 15. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 223

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 228


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dalam dunia pendidikan selalu diupayakan guna mencerdaskan bangsa. Salah satu bentuk perubahan nyata yang dilakukan adalah dengan memperbaiki kurikulum. Pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Sebelum kurikulum 2013 ini benar-benar diterapkan dalam dulia pendidikan di Indonesia, Pemerintah telah melakukan persiapan dan uji publik. Berdasarkan bahan uji publik yang disampaikan oleh kemdikbud, diketahui bahwa kurikulum 2006 memiliki beberapa kekurangan, antara lain beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan

soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam

kurikulum, standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

Kurikulum 2013 yang diajukan pemerintah merupakan salah satu upaya menjawab permasalahan yang dimiliki oleh kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 memiliki cita-cita luhur berupa berkarakter mulia, keterampilan yang relevan, proses pembelajaran berpusat pada siswa (student centered active learning), sifat pembelajaran yang kontekstual dan terpadu, penilaian yang menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara proposional.


(18)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, ada delapan standar nasional yang mengalami perubahan, kedelapan standar nasional pendidikan itu antara lain; standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Perubahan yang dilakukan secara mendasar pada kurikulum 2013 dapat dilihat secara jelas ditinjau dari standar proses dan standar penilaian yang digunakan. Standar proses berupa penggunaan model pembelajaran tematik terpadu dan pendekatan saintifik (scientific approach), sedangkan pada standar penilaian menggunakan penilaian autentik (authentic assessment).

Penerapan kurikulum 2013 dimulai pada tahun ajaran 2013/14. Penerapan kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas pada kelas 1 dan kelas IV, dengan 2598 Sekolah Dasar (SD) Sasaran dan 287 SD yang melaksanakan secara mandiri. Tidak semua SD mengimplementasikan kurikulum 2013, hanya beberapa sekolah saja yang ditunjuk Kemdikbud untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Berdasarkan Kemdikbud (2013) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri hanya terdapat 64 SD yang ditunjuk oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Di Kota Yogyakarta sendiri terdapat 15 SD. 15 SD tersebut antara lain SD Negeri Pujokusuman I, SD Negeri Glagah, SD Negeri Ungaran I, SD Negeri Serayu, SD Negeri Lempuyangwangi, SD Negeri Jetisharjo, SD Negeri Tegalrejo I, SD Muhammadiyah Sokonandi II, SD Islam Terpadu Luqman Al-Hakim, SD


(19)

Kanisius Baciro, SD Muhammadiyah Demangan, SD Muhammadiyah Sapen I, SD Muhammadiyah Sapen II, SD Muhammadiyah Suronatan, dan SD Kristen Kalam Kudus.

Berdasarkan hasil observasi awal, didapati SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta merupakan salah satu SD yang telah melaksanakan pilot project kurikulum 2013. Sarana dan prasarana di sekolah tersebut cukup baik, seperti tersedianya internet, LCD, dan beberapa sarana pendukung kegiatan belajar mengajar. SD tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan di daerah kota Yogyakarta, sehingga menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project kurikulum 2013. Pada pilot project tersebut, kelas yang menerapkan kurikulum 2013 adalah kelas I dan IV, sedangkan tahun 2014 ini pemerintah mewajibkan semua sekolah melaksanakan kurikulum 2013 pada kelas I,II, IV, dan V. Kelas I dan IV sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama satu tahun, sedangkan kelas II seharusnya melaksanakan tematik sejak kurikulum lama, maka peneliti menentukan kelas V sebagai kelas untuk dilakukan penelitian, karena pada kelas V tersebut baru melaksanakan tematik terpadu.

Pelaksanaan kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV, dan V ini memunculkan beberapa permasalahan. Sebagaimana disampaikan Yuliani (2014), implementasi kurikulum 2013 masih terkendala belum siapnya perangkat pembelajaran berupa buku teks untuk siswa, guru merasa pelatihan yang diberikan pemerintah pusat belum cukup, karena pelatihan hanya berlangsung singkat dan sudah harus menerapkan kurikulum. Berdasarkan pengamatan di sekolah lain, SDN


(20)

Ringinharjo dan SDN 01 Gentungan, guru W dan guru Sm belum merasa belum siap melaksanakan kurikulum 2013. Berbagai permasalahan tersebut dapat menjadi penghalang dalam kesuksesan pengimplementasian kurikulum 2013.

SD Negeri Tegalrejo I Yogyakarta sendiri termasuk salah satu dari 14 sekolah yang menjadi Labschool Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Edy Heri Suasana (dalam Abdul Hamid Razak, 2014), mengatakan bahwa UNY juga melakukan pendampingan implementasi kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 setiap SD harus melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran tematik terpadu dan pendekatan saintifik.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 harus menggunakan pembelajaran tematik terpadu, hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, mengenai Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahawa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu”.

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Dokumen Kurikulum 2013). Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga siswa tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada siswa seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.


(21)

Hesty (2008: 3) menyebutkan keberhasilan pembelajaran tematik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kualitas guru, karakteristik siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta faktor lingkungan seperti kepemimpinan kepala sekolah. Berdasarkan observasi di SD N Tegalrejo I, didapati bahwa: pertama, kualitas guru yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan diawal penerapan kurikulum 2013 serentak di Indoensia banyak terdapat masalah, seperti yang dikutip dalam Yuliani (2014), di antaranya belum adanya buku cetak yang sesuai kurikulum 2013, guru dengan inisiatifnya sendiri menggunakan buku sekolah elektronik (BSE) untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menampilkan dengan proyektor LCD, tidak semua materi yang ada dalam BSE, namun guru memilah materi yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas.. Selain dengan BSE, guru juga mengambil beberapa sumber belajar dari internet, seperti mengambil contoh gambar pohon dan bagian-bagiannya yang ada kaitannya dengan pembelajaran, artinya guru mampu mengembangkan dan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran tematik terpadu di kelas VB.

Kedua, ketersediaan sarana dan prasarana, dalam ruang kelas VB sudah dilengkapi dengan sarana maupun prasana yang baik untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas seperti meja dan kursi yang nyaman untuk siswa, LCD Proyektor untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran, serta fasilitas pendukung lainnya. Ketiga, kepemimpinan kepala sekolah, di SDN Tegalrejo 1 Yogyakarta kepala sekolah mendukung sekali pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu


(22)

sesuai kurikulum 2013. Hal tersebut juga didukung dengan kepala sekolah selalu memantau proses pembelajaran di kelas melalui CCTV yang dipasang di setiap kelas. Berdasarkan faktor keberhasilan pembelajaran tematik yang diungkapkan Hesty (2008: 3) dan hasil observasi pada hari Rabu tanggal 10 September 2014 pukul 08:00 sampai dengan 12.30 WIB, kelas VB sudah terdapat tiga dari empat faktor keberhasilan pembelajaran tematik. Faktor yang belum muncul yakni karakteristik siswa, di mana dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, siswa yang aktif hanya mau berkelompok dalam satu kelompok, dan banyak yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan 3 orang siswa kelas VB pada saat jam istirahat hari Rabu tanggal 10 September 2014 pukul 08:45 WIB dan pukul 10.30 WIB, siswa mengungkapkan bahwa pembelajaran di kelas VB sudah tidak menggunakan mata pelajaran, melainkan tematik. Pada pembelajaran tematik, siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan buku yang harus dibawa lebih sedikit, serta banyak praktik. Pada saat pembelajaran tema 1 tentang benda-benda di lingkungan sekitar, siswa mengutarakan belajar di luar kelas dan mengamati serta mendata tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Berdasarkan penjelasan awal yang diberikan guru, didapatkan data bahwa guru kelas VB telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Uraian di atas mendorong peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana guru merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian pembelajaran tematik


(23)

terpadu pada kelas VB, dengan mengetengahkan judul “Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu pada kelas VB SDN Tegalrejo 1.”

B. Fokus Penelitian

Implementasi pembelajaran tematik terpadu dalam penelitian ini difokuskan pada:

1. Perencanaan perangkat pembelajaran. 2. Pelaksanaan pembelajaran.

3. Penilaian hasil pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1?

3. Bagaimana guru memberi penilaian pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan cara guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu


(24)

2. Mendeskripsikan cara guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1.

3. Mendeskripsikan cara guru memberi penilaian pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD N Tegalrejo 1.

E. Manfaat Penelitian

Sesuai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat: 1. Secara Teoritis

Secara teoritis dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu pada Kelas V.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Memberikan gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tematik terpadu dan dapat menjadi masukan bagi guru dalam pengembangan pembelajaran tematik terpadu.

b. Bagi Siswa

Memberikan gambaran pada aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran tematik terpadu.

c. Bagi sekolah

1. Memberikan gambaran dan acuan sejauh mana implementasi pembelajaran tematik terpadu telah mampu dilaksanakan.


(25)

2. Memberikan informasi kepada kepala sekolah terkait implementasi pembelajaran tematik terpadu sehingga semua alat dan sumber belajar yang ada disekolah dapat dioptimalkan


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu

Jeffri L.Pressman & Aaron B.Wildavski dalam (Jones, Charles O., 1996: 295), mengartikan implementasi sebagai suatu proses interaksi antara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu untuk meraihnya. Sebelum ada tindakan dari program yang disusun, terlebih dahulu guru membuat suatu perencanaan yang sesuai dengan tujuan. Usman (2002: 70) menyatakan bahwa, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian implementasi adalah kegiatan atau proses interaksi antara suatu perangkat tujuan dan tindakan, pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi sebagai bahan tindak lanjut kegiatan berikutnya guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, implementasi yang dimaksud adalah implementasi pembelajaran tematik terpadu yang meliputi aktivitas guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran tematik terpadu. Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian tematik terpadu.


(27)

B. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

. Burden & Byrd (Santrock, 2012: 399) menyebutkan “planning is a critical aspect of being a competence teacher”. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru yang berkompeten adalah guru yang merencanakan dengan baik kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Coombs dalam (Udin Syaefudin, 2011: 8) menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para siswa dan masyarakatnya. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus membuat suatu perencanaan, yaitu perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang disusun secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah silabus, RPP, dan media pembelajaran yang dihasilkan guru pada pembelajaran tematik terpadu kelas VB SDN Tegalrejo 1 Yogyakarta.


(28)

Secara rinci masing-masing perencanaan pembelajaran tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

a. Silabus

1) Pengertian silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123). Silabus dapat dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi yang disesuaikan kembali dengan pola pembelajaran, kebutuhan dan keadaan satuan pendidikan dalam satu tahun. O’Brien (2008: 5) menyatakan bahwa,”sections of the syllabus can communicate not only what you will do to help students meet course objectives but also what students can do to meet the objectives”. Pernyataan tersebut berarti bagian-bagian silabus dapat mengkomunikasikan tidak hanya apa yang akan dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam belajar namun juga siswa dapat memahami apa yang dipelajari. Silabus tidak hanya berguna bagi guru saja, tetapi juga dapat berguna bagi siswa. Di dalam silabus juga terdapat beberapa komponen yang dapat menjelaskan gambaran apa saja yang akan dipelajari oleh siswa.


(29)

Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana (2008: 169), menyebutkan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Setiap KD yang terdapat dalam silabus dapat dituangkankan menjadi satu RPP. Silabus dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh masing-masing guru.

Permendikbud No. 65 th 2013 menyebutkan bahwa silabus paling sedikit memuat:

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran hanya khusus

SMP/MTs/SMPLB/ Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan, karena pada SD/MI/SDLB/ Paket A menggunakan tema.

b) Identitas sekolah

Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

c) Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

d) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.


(30)

e) Tema (khusus SD/MI/SDLB/ Paket A); f) Materi pokok

Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g) Pembelajaran,

Pembelajaran yang dimaksud adlah kegiatan yang dilakukan pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

h) Penilaian

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.

i) Alokasi waktu

Alokasi waktu disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran dam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

j) Sumber belajar

Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa silabus adalah acuan pembuatan RPP yang memuat tema pelajaran, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran dan penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam penelitian ini, silabus yang dimaksud adalah silabus yang dipakai atau dihasilkan guru dalam pembelajaran tematik terpadu kelas VB SDN Tegalrejo1 dan tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia.


(31)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Jarolimek (1981: 189-190) “The daily lesson plan contains specific provisions for teaching and learning. These provisions make possible the successful interactions of instruction and management. Components of a daily lesson plan: purpose, learning resources, sequence of lesson, and summary and evaluation”.

Rencana pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan pembelajaran dan memudahkan pengaturan kelas. Adapun bagian-bagian dari rencana pembelajaran antara lain tujuan, sumber belajar, urutan kegiatan pembelajaran, ringkasan dan evaluasi.

Jakman (2013: 63) menyebutkan bahwa rancangan pembelajaran merupakan pengembangan dari tema yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang dikembangkan berdasarkan pada perkembangan anak, gaya belajar, minat siswa, tujuan dan sasaran kegiatan, dan ketersediaan perangkat, perlengkapan serta sumber daya. Selain itu, dalam Permendikbud No.65 tahun 2013 menyebutkan bahwa:

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,


(32)

menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa RPP adalah rencana pelaksanaan yang berorientasi pembelajaran tematik terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. RPP disusun setiap kali pertemuan.

2) Komponen RPP

Rencana pembelajaran perlu dituangkan dalam suatu format, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran. Savage & Amstrong (1996: 152) Lesson plans often feature the following categories of

information: Instructional objectives, teaching approaches,

organizing and managing learners. Dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran dapat memuat berbagai informasi mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, diantaranya tujuan pembelajaran, pendekatan/metode pembelajaran, pengelolaan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Dalam Permendikbud nomor 65 Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013 pada bagian pedoman umum pembelajaran, menyatakan bahwa RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih. RPP terdiri dari beberapa komponen, komponen RPP meliputi:


(33)

a. Mencantumkan identitas

Identitas meliputi: (1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, (2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema, (3) Kelas/semester, (4) kelas/semester, dan (5) materi pokok.

a. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

b. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan


(34)

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

d. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamatai dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Materi pembelajaran

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

f. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karateristik, situasi dan kondisi peserta didik, dengan KD yang hendak dicapai.


(35)

g. Media pembelajaran

Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

h. Sumber belajar

Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

i. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

j. Penilaian hasil pembelajaran

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

Permendikbud nomor 81 A tentang implementasi kurikulum menyebutkan bahwa: “RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian.”

3) Prinsip penyusunan RPP

Jarolimek (1986: 53) menyatakan bahwa “Thorough planning will not ensure successful teaching, but it will do


(36)

much to give the teacher a margin of confidence that will enhance the possibility of more effective teaching”. Perencanaan pembelajaran tidak menjamin sebuah keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, namun sebuah perencanaan dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif. Oleh karenanya, perencanaan harus disusun sebagai langkah agar pembelajaran lebih terarah dan efektif guna mencapai tujuan yang telah ditentukann.

Jarolimek (1986: 53-56) menyatakan a planning approach based on a topic or subject has some of the same

characteristics as the one just discussed, The steps a make

planning based on a topic or subject,

1. Examines the curriculum guide and the

textbook to find out what topics and units are expected to be included in the program.

2. Uses some teaching suggestions from the

teacher’s guide and curriculum guide but develops many of his or her own ideas for learning activities and teaching procedures.

3. Develops and uses learning packets, self-paced


(37)

contracts; also, individualizes learning through use of small groups.

4. Plans for and uses many instructional

resources in addition to the textbook. This includes pictures, packets, library book, films, film-strips, recordings, and artifacts.

5. Uses a variety of informal evaluative

techniques and devices such as discussion, observation, student conferences, teacher-made tests, checklists, and experience summaries. Perencanaan pembelajaran berdasarkan sebuah topik atau tema yang memiliki kesamaan seperti pembahasan yang sama, langkah-langkah dalam merencanakan pembelajaran berdasarkan topik adalah: (1) Mengkaji kurikulum dan buku teks untuk mencari topik/tema yang sama; (2) Menggunakan buku guru dan kurikulum yang berlaku guna membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran;(3) Mengembangkan dan menggunakan pendekatan-pendekatan pembelajaran, baik berupa pembelajaran secara individual maupun secara kelompok; (4) Merencanakan dan menambah materi baik dari buku teks dan dari berbagai macam sumber, seperti buku diperpustakaan, gambar, dll; (5)


(38)

Menggunakan berbagai macam teknik evaluasi, seperti diskusi, pengamatan, tes, checklist.

Permendikbud Nomor 81 A tentang Implementasi kurikulum (2013: 38) menguraikan prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.

a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus

b. RPP dikembangkan guru sesuai dengan kondisi satuan pendidikan.

c. Mendorong partisipasi aktif siswa. d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum.

e. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. f. Proses pembelajarn dalam RPP dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. h. Keterkaitan dan keterpaduan.

i. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Demi tercapainya efektivitas suatu pelaksanaan pembelajaran tergantung pada terlaksana tidaknya perencanaan, karena perencanaan menjadikan pengajaran menjadi baik dan efektif.


(39)

4) Langkah-Langkah Pengembangan RPP tematik Terpadu

Deni Kurniawan (204: 125) menyebutkan prosedur pengembangan RPP tematik terpadu adalah mengkaji silabus, membuat jaringan tema, mengembangkan RPP (komponen indikator, tujuan, strategi,materi serta evaluasi pembelajaran). Dalam pengembangan RPP guru harus terlebih dahulu mengkaji silabus yang ada disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, membuat jaringan tema atau tema apa yang akan diajarkan, kemudian mengembangkan komponen-komponen yang ada dalam RPP, seperti indikator ketercapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, strategi pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.

Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disiapkan guru sebelum melaksnakan pembelajaran tematik terpadu pada Kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136). B. Suryobroto (2002: 26), menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan peristiwa


(40)

interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru harus melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dengan sebaik-baiknya guna menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pengertian ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah langkah-langkah pelaksanaan dari perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.

2. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013, pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Berikut adalah langkah-langkah dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang harus dilaksanakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum 2013.

a. Kegiatan Pendahuluan

Beberapa hal yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.


(41)

2) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan yang akan dilakukan siswa.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran atau tema. Guru dapat menggunakan pembelajaran tematik terpadu dan menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

1) Pembelajaran Tematik Terpadu

a) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Abdul Majid (2014: 4). Dikatakan bermakna karena dengan pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep


(42)

yang dipelajari melalui pengalaman secara langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah dipahami. Pengertian pembelajaran tematik terpadu seperti yang termuat dalam dokumen kurikulum 2013 adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI menyebutkan bahwa tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran.

b) Model Pembelajaran terpadu

Berdasarkan pola pengintergrasiannya, Fogarty (2009: 12) menjelaskan ada sepuluh model pembelajaran terpadu, yaitu:


(43)

(1) Pembelajaran Terpadu Model Cellular

Cellular Model adalah model pemisahan tradisional

dan secara nyata memisahkan bidang studi. Guru mengaplikasikannya dalam bidang studi matematika, science, social studies, language art or sciences, humanities, fine and practical arts (Fogarty, 2009: 22). (2) Pembelajaran Terpadu Model Connected

Pembelajaran terpadu tipe terhubung mengaitkan satu pokok bahasan terhadap pokok bahasan berikutnya, satu konsep terhadap konsep berikutnya, pada bidang studi tertentu (Fogarty, 2009: 31).

(3) Pembelajaran Terpadu Model Nested

Pembelajaran terpadu model nested (tersarang) merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan sejumlah keterampilan belajar yang diberikan dalam satu unit pembelajaran demi ketercapaian materi pelajaran (Fogarty, 2009: 39).

(4) Pembelajaran Terpadu Model Sequenced

Pembelajaran terpadu model sequenced adalah pembelajaran terpadu yang memadukan topik– topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel (Fogarty, 2009: 48).


(44)

(5) Pembelajaran Terpadu Model Shared

Model pembelajaran shared (terbagi) adalah model pembelajaran terpadu yang muncul karena adanya ketumpang tindihan materi pada dua mata pelajaran atau lebih (Fogarty, 2009: 57).

(6) Pembelajaran Terpadu Model Webbed

Pembelajaran terpadu tipe terhubung menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pembelajaran dengan menggunakan tema–tema tertentu dapat memotivasi dan menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik terhadap pembelajaran. (Fogarty, 2009: 65).

(7) Pembelajaran Terpadu Model Threaded

Pembelajaran terpadu model threaded (galur) adalah model pembelajaran terpadu yang memadukan bentuk– bentuk keterampilan seperti kemampuan berpikir (thinking skills), kemampuan sosial (social skill), graphic organizers, teknologi, dan pendekatan multiple intelligences (Fogarty, 2009: 79).


(45)

(8) Pembelajaran Terpadu Model Integrated

Pembelajaran terpadu model integrated atau integratif merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Dalam pembelajaran terpadu model integrated, guru dapat memilih konsep – konsep atau topik–topik tertentu yang saling tumpang tindih untuk kemudian diintegrasikan menjadi bidang studi tertentu (Fogarty, 2009: 92).

(9) Pembelajaran Terpadu Model Immersed

Pembelajaran terpadu model immersed (celupan) adalah model pembelajaran terpadu yang membantu siswa untuk memadukkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa (Fogarty, 2009: 102).

(10) Pembelajaran Terpadu Model Networked

Pembelajaran terpadu model networked (jaringan)

adalah pembelajaran terpadu yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah peserta didik melakukan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda (Fogarty, 2009: 110).


(46)

Pembelajaran tematik terpadu yang dilaksanakan dikelas tinggi (IV, V, dan IV) termasuk dalam salah satu model pembelajaran terpadu menurut Robin Forgaty (1991) yaitu webbed model (model jaring laba-laba). “webbed curricula represent the thematic approach to integrating subject matter”, Robin Fogarty (2009:65). Pernyataan diatas meberikan penjelasan bahwa kurikulum jaring laba-laba menggambarkan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan materi pembelajaran. Berikut model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model):

Gambar 1. Webbed Model (Robin Fogarty, 2009: 65)

Gambar di atas menjelaskan bahwa bidang studi diikat oleh tema. Pendekatan webbed model

Subject  Matter    Theme

Subject  Matter 

 

Subject  Matter 

  Subject 

Matter  Subject 

Matter 

Subject  Matter 


(47)

pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati antara guru dengan siswa atau guru dengan guru, kemudian dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang–bidang studi (Trianto, 2013: 41) Selanjutnya dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. Modul implementasi kurikulum 2013 (kemendikbud, 2013: 196) menyebutkan bahwa beberapa tema telah disiapkan menyertai dokumen Kurikulum 2013. Dalam penerapannya, guru dapat mengembangkan atau memilih tema mana saja yang akan dibelajarkan kepada siswa.

c) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Agus Wasisto (2013: 37-38) menyebutkan pembelajaran tematik memiliki karateristik-karakteristik sebagai berikut:

(1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.


(48)

(2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct experience). Pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (kongret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

(3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

(4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

(5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkunagan dimana sekolah dan siswa berada


(49)

(6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu adalah berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat luwes atau fleksibel, dan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

d) Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu

Guru dalam penerapan pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merancang model pembelajaran tematik terpadu. Tujuan dari mengikuti langkah-langkah tersebut adalah agar pembelajaran sudah memiliki suatu konsep yang baik dan sesuai alur, agar pembelajaran yang tercipta berjalan dengan lancar dan tidak salah arah. Di dalam bahan sosialiasi kurikulum 2013 oleh Kemendikbud, disebutkan ada 4 tahap pembelajaran tematik terpadu, yaitu:


(50)

(1) Menentukan tema yang dimungkinkan disepakati bersama siswa.

(2) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(3) Mendesain rencana pembelajaran yang mencakup ruanglingkup tema tersebut.

(4) Melaksanakan aktivtitas pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara aktif.

2) Pendekatan Saintifik

Pembelajaran tematik terpadu sesuai dengan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), sehingga dalam langkah-langkah kegiatan pembelajarannya harus sesuai dengan pendekatan tersebut. Panduan Teknis Kurikulum 2013 memaparkan, “pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah (Kemendikbud, 2013: 9). Lebih lanjut dalam materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 (2013: 201) diuraikan bahwa proses pembelajaran menggunaan pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi


(51)

menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum diuraikan implementasi kegiatan pembelajaran terkait kelima sifat pendekatan saintifik tersebut sebagai berikut.

a) Mengamati

“observing is the most fundamental of basic science process skills and includes sight and the other senses”, Settlage & Southerland (2007: 31). Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan mengamati adalah hal yang paling mendasar dari keterampilan proses sains dan menggunakan penglihatan dan indera lainnya. Kegiatan mengamati ini dapat dilakukan dengan menggunakan panca indera, dan siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan dengan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Kegiatan mengamati mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, melatih kemampuan siswa dalam menggunakan alat inderanya untuk menemukan suatu benda atau fakta terkait materi pembelajaran serta membuat pembelajaran lebih bermakna karena siswa sendiri yang menemukan keterkaitan fakta yang ditemukan dengan materi


(52)

yang sedang diajarkan guru. Sesuai Permendikbud No.81 A tahun 2013, kompetensi yang dapat dikembangkan dalam pendekatan saintifik untuk aspek mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian siswa dalam mencari informasi.

b) Menanya

Kegiatan menanya ini terkait dengan kegiatan mengamati yang sebelumnya dilakukan siswa. Siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati kepada guru sehingga siswa terpancing rasa keingintahuan mereka. Dapat juga guru yang melakukan kegiatan menanya tentang apa yang didapat oleh siswa dalam kegiatan mengamati, sehingga mengarahkan siswa untuk mendapati suatu kesimpulan sementara. Sesuai Permendikbud No.81 A tahun 2013, kompetensi yang dapat dikembangkan dalam pendekatan saintifik untuk aspek menanya adalah Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikirankritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.


(53)

c) Mencoba/eksperimen

Kemendikbud dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2013: 222) menguraikan aktivitas pembelajaran yang nyata untuk eksperimen adalah: 1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; 2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; 3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; 4) melakukan dan mengamati percobaan; 5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; 6) menarik kesimpulan atas hasil percobaan; dan 7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Kegiatan mengamati sendiri dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

d) Mengasosiasikan/menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan (Kemendikbud, 2013:217). “inferring is an attempt to explain the reason or cause for what has has been observed,” Settlage & Southerland (2007: 31). Pendapat diatas dapat memberi


(54)

penjelasan bahwa kegiatan menyimpulkan merupakan upaya untuk menjelaskan alasan atau penjelasan apa yang telah diamati. Menyimpulkan suatu hasil observasi dilakukan dengan menalar apa yang didapat saat mengobservasi. Kegiatan menalar membantu mengembangkan siswa untuk membuat suatu simpulan yang sebelumnya didahului kegiatan mengumpulkan informasi. Macam-macam kegiatan menalar antara lain: 1) analogi, yaitu suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan, 2) hubungan sebab- akibat, yaitu hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat, 3) hubungan akibat-sebab, yaitu hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya (Kemendikbud, 2013:220-221).

e) Mengkomunikasikan

Abruscato dalam Nasution, (2005: 144) menjelaskan bahwa mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Penyampaian hasil pengamatan dapat


(55)

disampaikan dengan tulisa, lisan ataupun tabel. Trianto (2013:144) mengkomunikasikan adalah mengatakan apa yang diketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa secara individu atau hasil belajar siswa secara berkelompok.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatam saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah dalam memahami materi pelajaran. Keterampilan ilmiah yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran antara lain mengamati, menanya, mencoba, menganalisis, dan mengkomunikasi.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup, hal yang dilakukan guru bersama siswa baik secara individual ataupun kelompok melakukan refleksi dan mengevaluasi:

1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.


(56)

3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok.

4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa di mana guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo1.

D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses kurikulum 2013 menyebutkan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.

1. Pengertian Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran anak didik melalui


(57)

berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Abdul Majid, 2007: 186-187). Kunandar (2013: 36) menjelaskan, penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang harusnya dinilai baik proses maupun hasilnya dengan berbagai instrumen penelitian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi atau kompetensi inti dan kompetensi dasar. Penilaian autentik ini dilakukan guru mulai dari awal pembelajaran, selama pembelajaran dan diakhir pembelajaran sehingga diketahui kompetensi atau tujuan belajar telah dikuasai siswa. Penilaian autentik ini banyak dilakukan dalam proses pembelajaran bukan menekankan pada hasil belajar saja.

2. Jenis Penilaian Autentik

Berikut adalah jenis penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian autentik.

1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakuan sesuatu, (Sarjiwi Suwandi,2010:72). Penilaian ini digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi tertentu dengan cara guru mengamati kemampuan serta kinerja siswa dalam melakukan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Abdul Majid, (2007: 200)


(58)

menyatakan penilaian kinerja ini dibuat oleh guru menurut kriteria yang diinginkan guru sesuai dengan keterampilan apa yang ingin dinilai.

Metode/teknik penilaian kinerja menurut Abdul Majid (2007: 200-201) dibedakan menjadi 2 yaitu:

(1) metode holistik, yaitu penilaian yang hanya memberikan satu buah skor atau nilai (single ratting) kepada kinerja peserta berdasarkan kriteria secara keseluruhan.

(2) metode analytic, yaitu penskor memberikan penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai menggunakan checklist atau rating scale.

2) Penilaian Proyek

Sarjiwi Suwandi (2010:86) mengartikan penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode /waktu tertentu. Penilaian ini menilai penyelesaian tugas yang diberikan kepada siswa, mulai dari siswa merencanakan,pengumpulan data, pengorganisasian, mengolah data, sampai dengan mengkomunikasikan.

3) Penilaian Portofolio

Genesee dan Upshur (Sarwiji Suwandi, 2010: 92) mengatakan, portofolio adalah sekumpulan pekerjaan siswa yang dapat


(59)

menunjukkkan kepada mereka (juga bagi yang lain) atas usaha, kemajuan, dan pencapaian mereka dalam bidang studi tertentu. Penilaian portofolio ini dapat berupa kumpulan-kumpulan hasil pekerjaan siswa baik secara individu maupun kelompok, kemudian siswa diajak untuk merefleksikan hasil pekerjaan dan guru melakukan evaluasi terhadap pekerjaan siswa tersebut.

4) Penilaian Tertulis

Abdul Majid (2007: 195) mengemukakan bahwa Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam penilaian tertulis lebih baik guru menggunakan tes berbentuk uraian, karena dapat mengetahui seberapa jauh siswa mampu mengingat, mengetahui, mengorganisasi, dan lain sebagainya, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

3. Karakteristik Penilaian Autentik

Menurut Kunandar (2013: 39), karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut:

a. Bisa digunakan untuk formatif maupun ke sumatif artinya penilaian autentik.

b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta)


(60)

c. Berkesinambungan dan terintegrasi. d. Dapat digunakan sebagai feed back.

Berdasarkan penjelasan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autrntik adalah proses pengumpulan informasi yang berupa kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh agar dapat membuktikan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Penilaian yang dimaksud penelitian ini adalah penilaian yang digunakan guru setelah melaksanakan tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1.

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

4. Bagaimana cara guru merencanakan pembelajaran tematik terpadu kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?

5. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran tematik terpadu kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?

6. Bagaimana penilaian autentik yang dilakukan pada pembelajaran tematik terpadu kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 pada tema 5 Bangga sebagai Bangsa Indonesia?


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami olehsubjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy J. Moleong, 2006: 6).

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada penelitian deskriptif kualitatif jika digolongkan berdasarkan tujuannya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan (Suharsimi Arikunto, 2010: 234). Nana Syaodih Sukmadinata (2010; 54) menyampaikan bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.

Penelitian deskriptif akan menggambarkan dan menginterpretasikan objek yang diteliti menggunakan kata-kata, bukan dengan angka. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan menggambarkan implementasi Pembelajaran Tematik pada kelas VB SD


(62)

Negeri Tegalrejo I. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo I, khususnya di kelas VB. SD Negeri Tegalrejo 1 ini terletak di Jl. Bener No.40, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2014.

D. Subjek Penelitian

Sugiyono (2012: 299) menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang yang dianggap tahu tentang situasi sosial tersebut. Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut informan. Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek utama penelitian yaitu guru, siswa kelas VB dan Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 1. Guru yang menjadi subjek penelitian adalah guru kelas VB. Siswa kelas VB terdiri dari 29 orang pada saat kegiatan observasi pembelajaran, dan 3 orang siswa saat kegiatan wawancara.

E. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2010: 88) mendefinisikan sumber data sebagai benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang data. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong, 2006: 157). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer


(63)

dan sumber sekunder (Sugiyono, 2012: 308). Sumber data yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data Primer (utama)

Moh Nazir (2005: 50) menyatakan, data Primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama. Dalam hal ini adalah data utama yang diperoleh dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data primer berupa kata-kata atau tindakan yang didapat oleh peneliti dengan melakukan pengamatan dan atau wawancara terhadap informan yakni 1orang guru kelas VB, 29 siswa kelas VB orang pada saat kegiatan observasi pembelajaran, 3 orang siswa kelas VB saat kegiatan wawancara, dan 1 orang kepala sekolah terkait implementasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I. 2. Data Sekunder (tambahan)

Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung pembahasan yang ada dalam penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal-soal evaluasi, hasil belajar siswa, dan foto terkait dengan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan


(64)

data (Sugiyono, 2009: 224). Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langasung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2011: 105). Kemudian, Nasution dalam Sugiyono (2012: 226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan di dunia memperoleh data atau ilmu yang mereka temukan mealalui sebuah tahapan yang bernama observasi.

Sugiyono (2010: 204) mengatakan dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant

observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation (obervasi non partisipan). Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non participant karena peneliti tidak terlibat langsung dan sebagai pengamat independen. Peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang implementasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I. Sementara itu, dari segi


(65)

instrumentasi, peneliti menggunakan observasi terstruktur karena observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan, dan di mana tempatnya. Sebelum melakukan observasi, peneliti membuat pedoman observasi sebagai acuan dasar agar proses pelaksanaan observasi tetap fokus dan tidak keluar dari konteks yang menjadi tujuan utama penelitian yakni mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.

Tabel 1. Daftar Tema dan Mata Pelajaran pada saat Pelaksanaan Observasi

No. Hari/Tanggal Tema Subtema Mata Pelajaran

yang Ditemakan

1. Kamis, 20

November 2014 5.Bangga sebagai Bangsa Indonesia 1. Indonesiaku Bangsa yang kaya

Bahasa Indonesia SBdP

IPA

2. Jum’at, 21

November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 1.Indonesiaku Bangsa yang Kaya IPS Bahasa Indonesia PPKn Matematika

3. Sabtu, 22

November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 1.Indonesiaku Bangsa yang Kaya Bahasa Indonesia SBdP

4. Senin, 24

November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 1.Indonesiaku Bangsa yang Kaya IPA SBdP Bahasa Indonesia

5. Rabu, 26

November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 2. Indonesiaku, Bangsa yang Berbudaya Bahasa Indonesia Matematika

6. Kamis, 27

November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 3. Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai Matematika Bahasa Indonesia


(66)

7. Jum’at, 28 November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 3. Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai IPA Bahasa Indonesia

8. Sabtu, 29

November 2014 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia 3. Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai SBdP Bahasa Indonesia PPKn 2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2011:130).

Estenberg dalam Sugiyono, (2010: 319) membagi wawancara menjadi 3 yaitu: wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur, karena wawancara ini tergolong dalam in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Selain itu, dengan wawancara semiterstruktur ini peneliti dapat menemukan masalah atau hal-hal yang lain secara terbuka sehingga peneliti dapat menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkap pendapat dan ide-ide dari responden.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara untuk memperlancar jalannya wawancara, agar tetap fokus dan tidak keluar dari konteks yang


(67)

menjadi tujuan utama penelitian ini. Wawancara ini digunakan untuk menggali informasi secara lebih dalam dan informasi yang belum diperoleh dari hasil observasi terkait dengan implementasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.

Untuk melakukan kegiatan wawancara peneliti memilih informannya adalah guru kelas VB, kepala sekolah, dan 3 orang siswa kelas VB. Peneliti memilih informan berdasarkan keterkaitan impelementasi pembelajaran tematik terpadu, yaitu orang-orang yang memiliki peran penting dalam permasalahan yang ingin diketahui untuk menjawab penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data hasil belajar siswa, RPP, kumpulan soal-soal evaluasi yang digunakan guru dalam pembelajaran, serta foto-foto yang digunakan untuk melengkapi data. Dalam penelitian ini digunakan pula alat bantu berupa alat perekam, kamera serta alat tulis guna memperlancar pelaksanaan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010: 203). Sugiyono (2010: 59)


(68)

mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, setelah fokus masalah sudah jelas, maka akan dapat dikembangkan suatu instrumen yang digunakan untuk mempermudah penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Oleh karena itu, penelitian ini dibantu dengan instrumen lembar observasi, pedoman wawancara, alat perekam kamera ponsel, dan alat tulis.

1. Pedoman Observasi

Pedoman obervasi ini digunakan untuk membantu peneliti menelaah proses implementasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SDN Tegalrejo 1. Berikut adalah kisi-kisi pedoman observasi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran tematik terpadu untuk guru kelas.

a. Pedoman observasi rencana pelaksanaan pembelajaran

Pedoman obervasi ini disusun berdasarkan “Panduan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar” (Kemdikbud, 2013: 22-23). Pedoman observasi ini juga disusun berdasarkan teori tentang silabus, pemilihan media pembelajaran dan format penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang dijabarkan di BAB II.


(69)

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran

Pedoman obervasi ini disusun berdasarkan “Panduan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar” (Kemdikbud, 2013: 24-25). Pedoman observasi ini juga disusun berdasarkan teori tentang pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik yang dijabarkan di BAB II.

Aspek Indikator Jumlah

Butir

Nomor Butir A. Silabus 1. Silabus yang digunakan

sesuai dengan kurikulum yang berlaku

1 1a

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Identitas mata

pelajaran/tema

1 2a

3. Perumusan indikator 3 3a, 3b, 3c

4. Perumusan tujuan

pembelajaran

2 4a, 4b

5. Pemilihan materi ajar 3 5a, 5b, 5c

6. Pemilihan sumber

belajar

3 6a, 6b, 6c 7. Pemilihan media belajar 3 7a, 7b, 7c 8. Model pembelajaran 2 8a, 8b 9. Skenario pembelajaran 4 9a,9b, 9c, 9d

10. penilaian 4 10a,10b,

10c, 10d C. Media

Pembelaja ran

11. Pemilihan media

pembelajaran

6 11a,11b,11c, 11d, 11e, 11f


(70)

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Aspek Indikator Jumlah

Butir

Nomor Butir Kegiatan Pra

Pembelajaran

Menyiapkan alat, media, dan bahan ajar

1 1

Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi 5 2a, 2b, 2c,

2d, 2e Penyampaian

Kompetensi dan Rencana Kegiatan

2 3a, 3b

Kegiatan Inti Penguasaan Materi

Pembelajaran

4 4a, 4b, 4c,

4d Penerapan Strategi

Pembelajaran yang Mendidik

6 5a, 5b, 5c,

5d, 5e, 5f

Penerapan pendekatan saintifik

5 6a, 6b, 6c,

6d, 6e Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik Terpadu

5 7a, 7b, 7c,

7d, 7e

Pemanfaatan media/sumber pembelajaran

6 8a, 8b, 8c,

8d, 8e, 8f

Kegiatan penutup

Penutup pembelajaran 4 9a, 9b, 9c,

9d Penilaian

Autentik

Penilaian Autentik 4 10a, 10b,

10c, 10d

c. Pedoman Observasi kegiatan siswa

Pedoman obervasi ini disusun berdasarkan “Panduan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar” (Kemdikbud, 2013: 24-25). Pedoman observasi ini juga disusun berdasarkan teori tentang pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik yang dijabarkan di BAB II.


(71)

Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Kegiatan Siswa

Aspek Indikator Jumlah

Butir

Nomor Butir A. Kegiatan

Pendahuluan

1. Apersepsi dan

motivasi

4 1a. 1b, 1c,

1d 2. Penyampaian

kompetensi dan rencana kegiatan

2 2a, 2b

B. Kegiatan Inti 3. Penguasaan materi

pembelajaran

1 3a

4. Penerapan strategi

pembelajaran tematik terpadu

4 4a, 4b, 4c,

4d

5. Penerapan pendekatan saintifik

5 5a, 5b, 5c,

5d, 5e 6. Pelaksanaan

pembelajaran tematik terpadu

6 6a, 6b, 6c,

6d, 6e, 6f

7. Pemanfaatan media/sumber belajar

4 7a, 7b, 7c,

7d C. Kegiatan

Penutup

8. Penutup pembelajaran 4 8a, 8b, 8c,

8d

D. Penilaian Autentik

9. Penilaian Autentik 4 9a, 9b,

9c,9d

D. Pedoman wawancara

Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman wawancara yang digunakan peneliti. a. Pedoman wawancara untuk kepala sekolah

Pedoman wawancara ini disusun berdasarkan teori tentang pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik yang telah dijabarkan di BAB II.

Tabel 5. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah

Aspek Jumlah Butir Nomor Butir

Pelatihan Kurikulum 2013 4 1, 2, 3, 4

Perencanaan pembelajaran tematik terpadu

6 5, 6, 7, 8, 9,10

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu

8 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18


(72)

b. Pedoman wawancara untuk Guru Kelas VB

Pedoman wawancara untuk siswa ini disusun berdasarakan “Panduan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar” (Kemdikbud, 2013: 24-25). Pedoman observasi ini juga disusun berdasarkan teori tentang pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik yang telah dijabarkan di BAB II.

Tabel 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara untuk Guru Kelas VB

Aspek Jumlah Butir Nomor

Butir

Pelatihan Kurikulum 2013 4 1, 2, 3, 4

Perangkat pembelajaran 6 5, 6, 7, 8, 9,

10 Pelaksanaan pembelajaran

tematik terpadu

6 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16

Penilaian autentik 5 17, 18, 19,

20, 21

c. Pedoman wawancara untuk siswa

Pedoman wawancara untuk siswa ini disusun berdasarakan “Panduan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar” (Kemdikbud, 2013: 24-25). Pedoman wawancara ini juga disusun berdasarkan teori tentang pembelajaran tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik yang telah dijabarkan di BAB II.


(73)

Tabel 7. Pedoman wawancara untuk siswa

Aspek Indikator Jumlah

butir Nomor butir Pembelajaran tematik terpadu

Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran

3 1, 2, 3

Penguasaan materi pembelajaran

2 4, 5

Interaksi siswa dalam proses pembelajaran

6 6, 7, 8, 9,

10, 11 Pembelajaran mendukung

dan menumbuhkan keterampilan siswa dalam menggunakan

media/alat/sumber belajar

4 12, 13, 14,

15

Pendekatan saintifik

Keterampilan mengamati 2 16, 17

Keterampilan bertanya 3 18, 19, 20

Keterampilan mencoba/eksperimen

3 21, 22, 23

Keterampilan mengasosiasi/menalar

2 24, 25

Keterampilan mengkomunikasikan

2 26, 27

Penilaian Autentik

Jenis penilaian 4 28, 29, 30,

31

E. Pedoman Dokumentasi

Berikut adalah pedoman dokumentasi yang digunakan peneliti. a. Dokumentasi arsip tertulis

1) Arsip profil sekolah

2) Arsip data siswa kelas IV B

3) Arsip rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

4) Catatan anekdot guru, lembar penilaian autentik asesment. 5) Soal yang digunakan dalam evaluasi dan arsip hasil penilaian b. Dokumentasi Foto

1) Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu .


(74)

H. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong, 2007: 248).

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakuka secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Miles & Huberman dalam Sugiyono, 2012: 337). Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Ketiga hal utama tersebut merupakan satu kesatuan yang saling jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data. Kegiatan analisis data kualitatif mmerupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus.Interaksi tersebut dapat dilihat pada gambar1. di bawah ini.

Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model).

Data Reduction 

Conclusion:Drawing /Verifying 

Data Collection


(75)

Berikut ini adalah penjelasan secara lebih detail analisis data dalam penelitian ini.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Sugiyono (2012:92) menyatakan reduksi data merupakan langkah untuk merangkum, memilih hal yang pokok, menfokuskan pada hal yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Peneliti memilah-milah data yang berupa perencanaan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran dalam impelentasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I. Data yang diperoleh tersebut merupakan data yang masih kompleks, kemudian peneliti memilah-milah data yang didapat dan menyederhanakan agar tetap mengarah ke tujuan yang ingin dicapai. Artinya memilah-milah data-data yang dianggap asing atau tidak diperlukan agar menghasilkan data yang lebih mengarah ke temuan yang dimaksudkan.

Setelah memilah-milah, peneliti menyederhanakan data tersebut. Misalnya, data yang diperoleh dari wawancara dengan guru kelas VB pada hari sabtu, 29 November 2014, “Pembelajaran tematik terpadu itu pembelajaran yang tidak memisahkan satu pembelajaran dengan yang lain, sifatnya adalah tema, pembelajaran dilakukan secara tema. Kemudian muatan pembelajaran masuk ketema itu, jadi itu tematik


(76)

terpadu.” Setelah itu data diredukasi menjadi “Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang tidak memisahkan mata pelajaran, muatan setiap pelajaran diikat tema.”

2. Data Display (penyajian data)

Miles dan Huberman (2009: 17) membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2010: 95). Hasil penelitian ini disajikan dengan bentuk tabel. Peneliti menyajikan data yang berupa perencanaan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran dalam impelentasi pembelajaran tematik terpadu pada kelas VB SD Negeri Tegalrejo I.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2010: 99). Dalam penelitian kualitatif ini diungkapkan makna dari data yang dikumpulkan, dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini menjawab rumusan masalah yang disampaikan.


(1)

270   

 Dengan membuat rancangan hiasan, siswa menggambar dekoratif dengan memanfaatkan motif hias nusantara dengan mandiri.

penutup

-

Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan

/ rangkuman hasil belajar selama sehari

-

Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menanyakan tentang suatu hal yang

belum difahami

-

Guru mengadakan melakukan evaluasi.

- Guru memberi motivasi untuk tetap semangat belajar

15 menit

G. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

i. Metode pembelajaran - Scientivic

- Ceramah - Tanya jawab - Probrem solving - Cooperative.

j. Pendekatan pembelajaran - Tematik terpadu

H. ALAT PEMBELAJARAN

i. Alat pembelajaran.

- LCD

- Gambar pancasila - Gambar hias nusantara j. Sumber Belajar

- Buku paket.

I. EVALUASI PEMBELAJARAN

- Penilaian K I 3 Instrumen terlampir.

Mengetahui

Yogyakarta, 29 November 2014

Kepala

Sekolah

Guru

Kelas

V

Sutarji, M.Pd. Drs. M. Nyono, M.Pd.I NIP. 196501281986041001 NIP. 195906111982021004


(2)

  G               G s                                   G b    

Gambar 5. Dok

Gambar 5a. S sebelum pela

Gambar 5c. S bahan diskus

kumentasi Keg

Siswa menyan ajaran dimula

Siswa berdisku i di perpustak

giatan Pembela

nyikan Lagu In i. 

M

usi dan menc kaan 

271 

ajaran

ndonesia Ray

Gamb Menyanyikan 

cari  

Gambar 5 a  

bar 5b. Guru  lagu Indoesia

5d. Siswa me

datang terlam a Raya sendir

mpresentasik Kelompok

mbat, dan har ri didepan kel

kan hasil disk k di depan kel

rus  as. 

usi  as. 


(3)

                              G                             G    

Gambar 5f. sa Kelompok sis

Gambar 5g. s Mengalami k

 

Gambar 5i. 

alah satu has wa. Aktif di b

iswa memba esulitan. 

Pemakaian LC

il diskusi  beri tanda bin

ntu siswa lain

CD sebagai m

272  tang. 

n yang 

G         media   pembe

Gambar 5e. 

ambar 5h. sis

elajaran 

siswa bertan

swa mencoba Beteng di ha

nya kepada gu

a bermain poj alaman sekola

uru   

jok  ah. 


(4)

(5)

(6)