Tahap Pelaksanaan Tindakan Acting

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Aswaja materi kepengurusan jamiyah NU pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata siswa 69,1dan ketuntasan belajar 62, dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 18 anak dan siswa yang tidak tuntas 11 anak. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai yang di capai belum tuntas dengan sempurna karena lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85 .Dari perolehan prosentase di atas hasil belajar siswa menunjukan bahwa pemahaman materi kepengurusan jamiyah NU masih dikategorikan kurang dan belum meningkat.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi ini terdiri atas observasi guru dan observasi siswa. Adapun hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi bisa dilihat pada lampiran 7. 8 Dan hasil analisis data terhadap observasi aktivitas guru di atas pada siklus pertama masih tergolong cukup, dengan perolehan skor 111 padahal idealnya mendapatkan skor 176.Perolehan skor ini karena guru masih kurang maksimal dalam melaksanakan tahap- tahap model pembelajaran Artikulasi. Aktivitas guru pada tahap kegiatan pendahuluan dalam membuka pelajaran dengan mengajak semua siswa berdoa, 8 Lampiran 7, Hasil Aktivitas Guru Siklus I, hlm. 47 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menanyakan kabar dan mengaitkan materi pembelajaran sudah mendapat kategori baik. Akan tetapi ketika guru memberi motivasi dalam kategori cukup karena guru dalam memberikan motivasi kurang semangat sehingga siswa juga kurang menanggapinya.Dan dalam pemnelajaran guru tidak mengajukan pertanyaan menantang dan menyampaikan manfaat materi pembelajaran sehinggamendapat nilai 1 yang berarti kategori kurang.Selanjutnya dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru mendapat kategori baik. Tahap berikutnya pada kegiatan inti, guru tidak menyampaikan kemampuan yang akan dicapai siswa sehingga mendapat kategori kurang. Dalam menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi guru mendapat nilai baik.Kemudian dalam membentuk kelompok terdiri dari 2 orang berpasangan secara heterogen dan menyampaikan langkah kerja model pembelajaran Artikulasi guru menyampaikannya dengan tegas dan jelas sehingga mendapat nilai sangat baik. Kemudian guru tidak mengamati secara kontekstual saat siswa melakukan diskusi dengan model pembelajaran Artikulasi, dan tidak memfasilitasi siswa atau menjadi moderator diskusi guru sehingga memperoleh nilai cukup. Namun guru memberi penguatan terhadap hasil kerja kelompok dan mendapat nilai 3 kategori baik. Kemudian guru memberikan pertanyaan dalamlembar kerja kepada siswa secara individu, mendapat nilai 4 kategori sangat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id baik.Akan tetapi guru kurang memancing siswa untuk bertanya serta memberikan pertanyaan siswa untuk menalar proses berfikir yang logis dan sistematis sehingga mendapat nilai 1 kategori kurang. Aktivitas guru dalam tahap penguasaan materi ajar guru menyampaikan materi dengan bahasa yang tinggi dan kurang jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh siswa serta tidak ada variasi dalam penjelasan aspek ini mendapat nilai 2 kategori cukup. Dalam kecakupan materi terhadap kompetensi dan keluasan materi ajar mendapat nilai 3 kategori baik, hal ini dibuktikan pada saat guru menjelaskan materi secara berurutan. Pada tahap performance aktivitas guru mendapat kategori baik, hal ini dibuktikan bahwa dalam penyampaian materi guru bisa mengatur suara, intonasi dan nada.Akan tetapi guru cukup baik dalam gerak tubuh, dan ekspresi muka serta interaksi perhatian pada siswa sehingga mendapat nilai 2. Pada model pembelajaran yang digunakan mendapat kategori sangat baik, karena kesesuaian model artikulasi sudah sesuai dengan indikator dari karakter siswa dan karakter materi ajar.Dalam variasi model pembelajaran guru mendapat nilai baik.Akan tetapi guru kurang dalam penguasaan teknis penggunaan media sehingga mendapat nilai 2 kategori kurang. Untuk tahap bertanya mendapat kategori baik, karena guru memberikan pertanyaan kepada siswa sudah merata secara jelas dan konkrit sehingga mudah difahami dan juga sudah sesuai dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id indikator kompetensi. Dalam pertanyaan guru melakukan dengan baik sehingga memberikan waktu berfikir untuk siswa dalam menjawab pertanyaan sehingga dalam poin ini guru mendapat nilai 3 kategori baik.Tetapi pertanyaan yang diberikan guru cukup merata kepada siswa sehingga guru mendapat nilai 2 kategori cukup baik.Selanjutnya tahap reinforment memberi penguatan guru kurang memberikannya dengan baik sehingga mendapat nilai 1 kategori kurang karena tidak memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal serta tidak memberikan feedback. Tahap kegiatan penutup, dalam menyimpulkan materi guru mendapat nilai 2 kategori cukup karena dalam hal ini guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi, dalam memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa guru mendapat nilai 3 karena guru memberikannya dengan baik. Guru tidak melakukan refleksi sehingga mendapat nilai kurang, tetapi dalam melakukan evaluasi guru melakukannya dengan sangat baik, mendapat nilai 4.Akan tetapi guru tidak memberi dorongan psikologis untuk siswa agar semangat balajar sehingga guru mendapat nilai 1 kategori kurang. Guru mengajak siswa berdoa bersama dengan baik dan mendapat nilai 3 kategori baik. Terakhir guru mengucapkan salam penutup mendapat nilai 4 kategori sangat baik hal ini terbukti guru melakukannyadengan sangat baik.

Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran IPA melalui strategi practice rehearsal pairs siswa kelas IV MI Al-Ihsan Gedangan Sidoarjo.

0 2 119

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan pemahaman IPA Materi Gaya melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa Kelas Iv MI Nurul Falah Wonoayu Sidoarjo.

0 0 113

PENINGKATAN KEMAMPUAN CARA MENGKRITIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI CRITICAL INCIDENT PADA SISWA KELAS VI MI AL-HIDAYAH BENOWO SURABAYA.

0 1 102

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MATERI PEMERINTAHAN PROVINSI MELALUI STRATEGI RODA KEBERUNTUNGAN PADA SISWA KELAS IV MI AL HIDAYAH GEDANGAN SIDOARJO.

0 0 115

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKN MATERI BANGGA BERBANGSA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM GEDONGAN SIDOARJO.

0 2 94

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT ID MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA KELAS 4B MI AL ASYHAR GRESIK.

0 8 109

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MEMERANKAN DRAMA PADA SISWA KELAS V A MI AL-ITTIHAD JOMBANG.

13 62 106

A. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Melalui Metode Demontrasi pada Mata Pelajaran Fikih di MAN Rejoso Peterongan Jombang - PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MAN REJOSO PETERONGAN JOMBANG - Institutional Repository of

0 0 25

Manajemen Kepemimpinan Kurikulum di Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Budug Tugusumberejo Peterongan Jombang

0 0 24