74
1. Pra tindakan
Tahap pra tindakan penelitian mengenai  peningkatan keterbukaan diri pada  siswa  kelas  VII  SMP  IT  Abu  Bakar  Yogyakarta  melalui  konseling
kelompok, adalah sebagai berikut: a.
Menyebarkan  skala  keterbukaan  diri
self  disclosure
kepada  siswa kelas VII di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta.
b. Menyebarkan  skala
pretest
.  Pemberian
pretest
dilakukan  untuk mengetahui  tingkat  keterbukaan  diri
self  disclosure
siswa  sebelum diberi tindakan.
c. Peneliti  serta  guru  BK  membentuk  tim  penelitian  yang  terdiri  dari
peneliti,  guru  BK  dan  observer.  Peneliti  berperan  sebagai  pihak  yang memberikan alternatif penelitian tindakan guna memecahkan masalah.
Guru  BK  berperan  sebagai  pemimpin  kelompok  dalam  konseling kelompok, kemudian antara peneliti dan guru BK berkolaborasi dalam
menentukan  langkah  dan  strategi  tindakan.  Observer  membantu peneliti  dalam  melakukan  observasi  terhadap  subyek  dan  proses
berlangsungnya konseling kelompok.
d. Peneliti berdiskusi dengan guru BK di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta
mengidentifikasi  masalah  mengenai  keterbukaan  diri
self  disclosure
yang  rendah  kemudian  membuat  kesepakatan  untuk  melakukan tindakan.
e. Peneliti  berdiskusi  dengan  guru  BK  mengenai  cara  melakukan
tindakan.
75
2. PutaranSiklus
a. Perencanaan
Sebelum  melakukan  tindakan,  peneliti  melakukan  beberapa kegiatan  agar  penelitian  dapat  berjalan  dengan  lancar.  Kegiatan
tersebut meliputi: 1
Peneliti  dengan  guru  BK  menentukan  siswa  yang  sesuai  dengan kriteria berdasarkan skala keterbukaan diri
self disclosure
. Siswa yang  menjadi  subyek  penelitian  adalah  siswa  yang  berada  pada
kriteria sedang atau rendah. 2
Peneliti berkoordinasi dengan guru BK untuk menyiapkan tempat, waktu  dan  alat-alat  yang  diperlukan  dalam  pelaksanaan  proses
konseling kelompok. 3
Peneliti  menyiapkan  pedoman  observasi  untuk  membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
4 Peneliti  menentukan  kriteria  keberhasilan  setelah  dilakukan
tindakan pada hasil penelitian. b.
PerlakuanTindakan Tindakan  dalam  penelitian  ini  menggunakan  konseling
kelompok  dengan
person  centered  approach
,  pendekatan  ini menekankan  pada  mutu  pribadi  konselor  atau  pemimpin  kelompok
daripada  ketrampilan  teknisnya  dalam  memimpin  kelompok.  Untuk menciptakan  iklim  subur  dan  sehat  didalam  kelompok.  iklim  tersebut
dibentuk  antara  anggota-anggota  kelompok  dengan  fasilitator  dengan
76
menciptakan  hubungan  yang  didasari  oleh  sikap  tertentu  seperti pemahaman
empatik, penerimaan,
penghargaan, kehangatan,
perhatian,  rasa  hormat,  keaslian,  spontan,  dan  keterbukaan  diri
self disclosure
.  Adapun  langkah-langkah  pelaksanaan  tindakan  adalah sebagai berikut:
1. Tahap Awal atau pembentukan
a. Perkenalan, pemimpin kelompok dan anggota kelompok saling
memperkenalkan  diri,  saling  mempercayai  dan  saling menerima satu sama lain agar terjalin suasana yang akrab.
b. Pemimpin  kelompok  membahas  cara  dan  norma  aturan  yang
berlaku dalam konseling kelompok. c.
Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  menentukan jadwal  kegiatan  konseling  kelompok  selanjutnya  yang  telah
disepakati bersama. 2.
Tahap peralihan a.
Pemimpin  kelompok  mulai  membahas  kegiatan  yang  akan dilakukan dalam proses konseling kelompok.
b. Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  saling  membahas
masalah  anggota  kelompok  yang  akan  dijadikan  masalah pertama yang akan dibahas secara bersama.
c. Pemimpin  kelompok  mengamati  dan  menawarkan  kepada
anggota  kelompok  apakah  sudah  siap  untuk  memasuki  tahap selanjutnya.
77
3. Tahap kegiatan
a. Pemimpin  kelompok  mempersilahkan  masing-masing  anggota
kelompok bergiliran untuk mengungkapkan masalahnya. b.
Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  saling  menerima ungkapan  masalah  dari  masing-masing  anggota  kelompok
dengan  menunjukkan  perhatian,  empati,  saling  menghargai, dan  penerimaan.  Serta  anggota  kelompok  saling  bergantian
mengutarakan permasalahannya. c.
Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  saling  membantu antar anggota untuk saling percaya dalam mengungkapkan diri
atau  membuka  diri  terhadap  masalah  yang  terkait  tentang keterbukaan  diri.  Serta  menerima  ungkapan  anggota  lainnya
dengan  penuh  perhatian,  berempati,  dan  menghargai  satusama lain..
d. Pemimpin kelompok dan anggota kelompok saling menentukan
salah  satu  masalah  dari  anggota  kelompok  yang  akan  dibahas untuk pertama kali.
e. Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  kemudian  saling
membahas penyelesaian masalah tiap-tiap anggota. f.
Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  melakukan kegiatan  berefleksi  atas  keterbukaan  dalam  sharing  bersama
dengan menunjukkan adanya kebersamaan yang hangat dengan saling mengutarakan isi hati.
78
g. Pemimpin  kelompok  dan  anggota  kelompok  membahas  upaya
yang akan
dilakukan dalam
menyelesaikan masalah
keterbukaan  diri
self  disclosure
yang  dialami  oleh  anggota kelompok  dengan  cara  menentukan  alternatif-alternatif  pilihan
yang  dibahas  bersama  untuk  mengatasi  masalah  rendahnya keterbukaan diri.
h. Pemimpin kelompok dan anggota kelompok saling mendorong
untuk menyatakan kesediaannya dalam melaksanakan alternatif pilihan yang sudah dipilih.
4. Tahap evaluasi dan penutup
a. Pemimpin  kelompok  mengungkapkan  bahwa  kegiatan
konseling kelompok akan berakhir. b.
Pemimpin  kelompok  melakukan  evaluasi  setelah  proses kegiatan konseling kelompok.
c. Pemimpin  kelompok  serta  anggota  kelompok  memberikan
ringkasan tentang jalannya layanan proses konseling kelompok selama pertemuan.
d. Pemimpinkelompok  dan  anggota  kelompok  mempersilahkan
untuk saling
mengungkapkan pengalamannya
selama pertemuan-pertemuan  serta  menyatakan  perasaannya    serta
kesan selama mengikuti kegiatan konseling kelompok. e.
Pemimpin  kelompok  memberikan  sanjungan  atau  pujian kepada seluruh anggota kelompok konseli.
79
f. Pemimpin  kelompok  menawarkan  bantuan  apabila  masih
dibutuhkan. g.
Pemimpin kelompok mengakhiri kegiatan konseling kelompok. Kegiatan-kegiatan  di  atas  dilaksanakan  dalam  beberapa  kali
sesi  pertemuan  sesuai  alokasi  waktu  60-90  menit  tiap  pertemuan. Apabila  dalam  melakukan  tindakan  pada  siklus  I  belum
menunjukkan keberhasilan maka tindakan akan dilaksanakan pada siklus  ke  II  dengan  mengacu  kelemahan  dan  kekuatan  yang  ada
pada siklus I. c.
PengamatanObservasi Pengamatan  terhadap  perilaku  siswa  saat  diberikan  layanan
konseling  kelompok  dengan  menggunakan  lembar  observasi.  Hal-hal yang diamati pada saat pelaksanaan tindakan adalah mengenai perilaku
siswa dalam kemampuan keterbukaan diri siswa di lingkungan sekolah berdasarkan pedoman observasi yang telah dirancang sebelumnya.
d. Refleksi
Refleksi adalah
kegiatan untuk
mengkaji dan
mempertimbangkan dari hasil pengamatan. Data yang diperoleh sudah dapat  meningkatkan  atau  masih  belum.  Dari  hasil  refleksi  ini  dapat
diketahui  kebermanfaatan  dari  konseling  kelompok  dengan
person centered approach
yang telah dilakukan.
80
F. Teknik Pengumpulan Data