Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri

22 Berdasarkan paparan di atas mengenai aspek-aspek keterbukaan diri, peneliti lebih cenderung menggunakan aspek keterbukaan diri self disclosure menurut Altman dan Taylor yaitu; 1 ketepatan; 2 motivasi; 3 waktu; 4 keintensifan; 5 kedalaman dan keluasan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterbukaan Diri

Self Disclosure Berhasil maupun tidak berhasil dengan baik tingkat keterbukaan diri bukan hanya dipengaruhi oleh diri individu itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor di luar diri individu, sehingga semua faktor sangat menentukan tingkat keterbukaan diri. Ifdil 2013: 114. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keterbukaan diri, antara lain: a. Budaya culture Nilai-nilai dan budaya yang dipahami seseorang mempengaruhi tingkat keterbukaan diri seseorang. Begitu pula kedekatan budaya antar individu.Baik budaya yang dibangun dalam keluarga, pertemanan, daerah, negara memainkan peranan penting dalam mengembangkan keterbukaan diri seseorang. b. Usia Terdapat perbedaan frekuensi keterbukaan diri dalam grup usia yang berbeda. Keterbukaan diri pada teman dengan gender berbeda meningkat dari usia 17-50 tahun dan menurun kembali. Sedangkan menurut Devito 2008: 38-39 keterbukaan diri dipengaruhi oleh besar kelompok, perasaan menyukai, efek diadik, 23 kompetensi, kepribadian, topik, jenis kelamin. Lebih lanjut, faktor- faktor keterbukaan diri self disclosure akan dipaparkan pada bagian dibawah ini: a. Besar kelompok Berapa banyak anggota kelompok dalam pembentukan kelompok sangat mempengaruhi tingkat keterbukaan diri.Keterbukaan diri lebih besar kemungkinannya terjadi dalam komunikasi dengan kelompok kecil. Jika kelompok komunikasi itu besar jumlahnya maka akan sulit mengontrol dan menerima umpan balik dari anggota lainnya. Apabila kelompok kecil saja maka anggota bisa mengontrol situasi komunikasi dan bisa melihat umpan balik itu. b. Perasaan menyukai Tingkat keakraban adalah sebagai penentu kedalaman keterbukaan diri, maka lawan komunikasi atau mitra dalam hubungan akan menentukan keterbukaan diri itu. Seseorang melakukan keterbukaan diri kepada orang lain yang dianggap sebagai orang yang dekat, misalnya teman dekat atau sesama anggota keluarga. Hal tersebut dikarenakan orang yang disukai akan bersikap mendukung dan positif. Di samping itu, seseorang juga akan memandang bagaimana respon orang lain. Apabila dipandang lawan komunikasi itu orang yang hangat dan penuh perhatian maka seseorang akan melakukan keterbukaan diri, 24 apabila sebaliknya yang terjadi maka seseorang akan lebih memilih untuk menutup diri. c. Efek diadik Seseorang melakukan keterbukaan diri apabila orang lain juga melakukan keterbukaan diri. Keterbukaan diri seseorang yang mendorong lawan komunikasi dalam interaksi diantara dua orang untuk membuka diri juga. Inilah yang dinamakan efek diadik. Efek diadik ini dapat membuat seseorang merasa lebih aman, nyata, dan memperkuat perilaku keterbukaan diri sendiri. d. Kompetensi Orang yang kompeten lebih banyak melakukan dalam keterbukaan diri dari pada orang yang kurang kompeten, sebab orang kompeten lebih bersifat provisional. e. Kepribadian Orang-orang yang pandai bergaul dan ekstrovert melakukan keterbukaan diri lebih banyak daripada orang-orang yang kurang pandai bergaul dan lebih introvert. f. Topik Topik pembicaraan mempengaruhi kualitas dan tipe keterbukaan diri. Seseorang lebih cenderung membuka diri tentang topik tertentu dari pada topik yang lain, seperti informasi tentang pekerjaan dan hobi dari pada tentang kehidupan seks atau situasi keuangan. Seseorang lebih 25 memberikan informasi yang positif daripada hal yang bersifat negatif. g. Jenis kelamin Faktor terpenting yang mempengaruhi keterbukaan diri adalah jenis kelamin. Wanita lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Namun, beberapa penelitian menunjukkan ternyata wanita memang lebih terbuka dibandingkan dengan pria. Meski bukan berarti pria juga tidak melakukan keterbukaan diri. Bedanya, apabila wanita mengungkapkan dirinya pada orang yang dia sukai maka pria mengungkapkan dirinya pada orang yang dipercayainya. Neukrug 2007: 134, menyatakan bahwa keterbukaan diri perlu dilakukan secara bersama dan dilakukan pada saat yang tepat hal ini berpengaruh terhadap pembentukan keterbukaan diri seseorang. Berdasarkan beberapa pendapat di atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterbukaan diri yaitu: 1 besar kelompok merupakan berapa banyak anggota kelompok dalam pembentukan kelompok; 2 perasaan menyukai yang merupakan apabila lawan komunikasi individu tersebut hangat dan penuh perhatian maka seseorang akan melakukan keterbukaan diri; 3 efek diadik yaitu seseorang melakukan keterbukaan diri apabila orang lain juga melakukan keterbukaan diri; 4 kompetensi adalah orang yang lebih berkompeten lebih 26 banyak melakukan keterbukaan diri; 5 kepribadian, orang yang pandai bergaul dan ekstrovert melakukan keterbukaan diri lebih banyak dibanding orang yang kurang bergaul dan introvert; 6 topik dimana seseorang lebih cenderung membuka diri tentang topik tertentu seperti informasi pekerjaan dan hobi; 7 jenis kelamin, wanita lebih terbuka dibandingkan pria, meski bukan berarti pria tidak melakukan keterbukaan diri. Bedanya pria lebih mengugkapkan dirinya kepada orang yang dipercaya sedangkan wanita mengungkapkan dirinya kepada orang yang disukai; 8 budaya, nilai-nilai dan budaya yang dipahami individu mempengaruhi tingkat keterbukaan diri seseorang; 9 usia, faktor usia berpengaruh terhadap frekuensi keterbukaan diri seseorang.

4. Tingkatan-Tingkatan Keterbukaan Diri

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN CLIENT CENTERED PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

3 17 66

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

1 6 113

PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK HOMEROOM DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE).

0 0 16

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN TEAMWORK TERHADAP KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE) SISWA KELAS X DI MAN YOGYAKARTA 1.

0 4 210

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN GESTALT TERHADAP PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KALIMANAH, PURBALINGGA.

3 24 188

PENINGKATAN PENGUNGKAPAN DIRI (SELF-DISCLOSURE) MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2013/2014.

1 4 296

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED.

0 1 187

PENANAMAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN PADA SISWA BOARDING SCHOOL DI SMP IT ABU BAKAR YOGYAKARTA.

0 17 230

HUBUNGAN KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE) DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA DI SMA NEGERI 3 BANTUL YOGYAKARTA

0 0 14

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

0 0 21