26
banyak melakukan keterbukaan diri; 5 kepribadian, orang yang pandai bergaul dan ekstrovert melakukan keterbukaan diri lebih
banyak dibanding orang yang kurang bergaul dan introvert; 6 topik dimana seseorang lebih cenderung membuka diri tentang
topik tertentu seperti informasi pekerjaan dan hobi; 7 jenis kelamin, wanita lebih terbuka dibandingkan pria, meski bukan
berarti pria tidak melakukan keterbukaan diri. Bedanya pria lebih mengugkapkan dirinya kepada orang yang dipercaya
sedangkan wanita mengungkapkan dirinya kepada orang yang disukai; 8 budaya, nilai-nilai dan budaya yang dipahami
individu mempengaruhi tingkat keterbukaan diri seseorang; 9 usia, faktor usia berpengaruh terhadap frekuensi keterbukaan
diri seseorang.
4. Tingkatan-Tingkatan Keterbukaan Diri
Self Disclosure
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam keterbukaan diri. Menurut Powell A. Supratiknya, 1995:
32-34 tingkatan-tingkatan keterbukaan diri
self disclosure
dalam komunikasi, yaitu :
a. Basi-basi merupakan taraf keterbukaan diri yang paling lemah atau
dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, tetapi tidak terjadi
hubungan antar
pribadi. Masing-masing
individu berkomunikasi basa-basi sekedar kesopanan.
27
b. Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi
hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini
individu tidak mengungkapkan diri. c.
Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.
d. Perasaan: setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang
sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda- beda. Setiap hubungan yang
menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka dan
menyarankan perasaan-perasaan yang mendalam. e.
Hubungan puncak: keterbukaan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati
perasaan yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang mendalam dan sejati haruslah berdasarkan pada keterbukaan diri dan
kejujuran yang mutlak. Sementara Altman dan Taylor mengemukakan suatu model
perkembangan hubungan dengan keterbukaan diri sebagai media utamanya. Proses untuk mencapai keakraban hubungan antar pribadi
disebut dengan istilah penetrasi sosial. Penetrasi sosial ini terjadi dalam dua dimensi utama yaitu keluasan dan kedalaman. Dimensi
keluasan yaitu dimana seseorang dapat berkomunikasi dengan siapa
28
saja baik orang asing atau dengan teman dekat. Sedangkan dimensi kedalaman dimana seseorang berkomunikasi dengan orang, dekat yang
diawali dan perkembangan hubungan yang dangkal sampai hubungan yang sangat akrab, atau mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi
tentang dirinya. Pada umumnya ketika berhubungan dengan orang asing keterbukaan diri sedikit mendalam dan rentang sempit topik
pembicaraan sedikit. Sedangkan perkenalan biasa, keterbukaan diri lebih mendalam dan rentang lebih luas. Sementara hubungan dengan
teman dekat ditandai adanya keterbukaan diri yang mendalam dan rentangnya terluas topik pembicaraan semakin banyak Sears, dkk
1989: 251. Berdasarkan penjelasan di atas maka, tingkatan-tingkatan
keterbukaan diri dapat disimpulkan sebagai berikut: 1
Basa-basi; 2Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar
dirinya; 3 Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat; 4 Perasaan; 5 Hubungan puncak.
5. Fungsi Keterbukaan Diri