24
peningkatan pada hasil belajar siswa yaitu hasil pretest sebagai hasil belajar awal siswa dengan 32,5 . Data postest siklus I dengan rata-rata nilai 62,5
berarti ada peningkatan hasil belajar siswa sebesar 30 . Sedangkan, data postest siklus I I dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 87,5 berarti ada
peningkatan hasil belajar siswa dari postest siklus I ke postest siklus I I sebesar 25 . Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan aktivitas
siswa sebesar 50 . Siklus I sebesar 35 sedangkan Siklus I I sebesar 85 .
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penjelasan di atas, hasil belajar terdiri dari 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi hasil belajar kognitif,
aspek afektif meliputi keaktifan siswa dan aspek psikomotorik meliputi keterampilan siswa. Rendahnya hasil belajar siswa diakibatkan penggunaan
model pembelajaran yang masih bersifat teacher center. Hal tersebut dapat dilihat pada latar belakang bahwa pada aspek kognitif masih sedikit siswa yang
mencapai nilai kriteria ketuntasan, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik siswa lebih cenderung pasif dan kurang berkembang dalam kegiatan
pembelajaran sehingga perlu adanya perubahan sistem pembelajaran dari teacher
center menjadi
pembelajaran student
center. Namun
pola pembelajaran student center belum diterapkan pada SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Salah satu pola pembelajaran yang menggunakan student center adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berdasarkan penelitian yang relevan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, keaktifan
25
siswa dan keterampilan siswa selama pembelajaran. Sehingga dengan kondisi tersebut diharapkan penggunaan PBL dapat meningkatkan pula hasil belajar
kognitif serta mendorong siswa bersikap aktif dalam pembelajaran dan membiasakan siswa untuk terampil dalam praktik. Lebih jelasnya, kerangka
berpikir tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut:
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
M at a Pelajaran PDPRT
Hasil Belajar
Sisw a
Aspek Psikom ot orik Aspek Afekt if
Aspek Kognit if
Model Pembelajaran Problem Based Learning
I nvestigasi mandiri kelompok
Orientasi masalah
Organisasi kegiatan
Analisis evaluasi masalah
Penyajian Hasil
26
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat disimpulkan pertanyaan tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif hasil belajar kognitif, aspek afektif keaktifan siswa dan aspek psikomotorik
keterampilan siswa kelas X jurusan TI TL pada mata pelajaran Perawatan Dasar Peralatan Rumah Tangga di SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta. 2.
Apakah faktor penghambat dan pendukung pemahaman materi mata pelajaran Perawatan Dasar Peralatan Rumah Tangga pada siswa kelas X
jurusan TI TL di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta
27
BAB I I I METODE PENELI TI AN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Melalui Problem Based Learning Pada Topik Pembelajarn Perawatan Dasar Peralatan Rumah
Tangga Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta” menggunakan dengan teknik penelitian: Classroom Action Research atau lebih dikenal dengan
Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang terjadi
dalam sebuah kelas. Arikunto, 2006 : 3 Penggunaan jenis penelitian tindakan kelas dianggap tepat dikarenakan
penelitian ini dapat mengamati proses secara langsung sehingga memperoleh gambaran permasalahan nyata yang jelas dan bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Perawatan Dasar Peralatan Rumah Tangga. PTK terdiri dari beberapa model tindakan diantaranya model John Elliot,
model Kemmis model McTaggart , model Kurt Lewin serta model tindakan lainnya. Pada dasarnya, model – model tindakan tersebut adalah sama yaitu
penelitian tindakan kelas dilakukan secara bersiklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahap yakni perencanaan planning, pelaksanaan acting, pengamatan
observing dan refleksi reflecting yang mengacu pada pendapat Arikunto 2006 : 16 - 20. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil model
tindakan menurut Kemmis Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas yang menggunakan Model Kemmis Mc Taggart terdiri empat langkah yang