Homogenitas Ruang-Waktu FORMULASI LAGRANGAN YANG DIPERUMUM DAN

33 Pada langkah terakhir suku berikutnya lenyap dengan menggunakan teorema Gauss pada ruang berdimensi tiga dan diasumsikan integrand suku tersebut lenyap di |~r| → ∞. Karena x = ct, akhirnya diperoleh d dt Z ∞ −∞ n X j =1 j X k =1 −1 k− 1 ∂ k− 1 ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ k−1 ∂L ∂ ∂ j ψ ∂t∂x µ1 ···∂x µk−1 ∂x µk+1 ···∂x µj ×∆ ∂ j−k ψ ∂x µ k+1 · · · ∂x µ j − 1 c T ν δx ν d 3 x = 0. III.27 Persamaan III.27 menunjukkan terdapatnya suatu besaran yang lestari akibat ke- setangkupan terhadap transformasi yang digambarkan oleh persamaan III.7 dan III.8. Dengan demikian tampak bahwa teorema Noether merupakan konsekuensi dari prinsip aksi terkecil.

3. Homogenitas Ruang-Waktu

Jika transformasi III.7 merupakan suatu translasi, x ν → x ν + a ν ; δx ν = a ν , III.28 maka medan ψ mengalami transformasi ψ → ψ ′ dengan ψ ′ x = ψx − a ν ∂ψ ∂x ν , yang berarti δψ = −a ν ∂ψ ∂x ν . III.29 34 Turunan-turunan medan ψ juga mengalami transformasi serupa ∂ j ψ ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ j → ∂ j ψ ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ j − a ν ∂ ∂x ν ∂ j ψ ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ j , yang berarti δ ∂ j ψ ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ j = −a ν ∂ ∂x ν ∂ j ψ ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ j . III.30 Jika persamaan III.29 dan III.30 disubstitusikan ke dalam persamaan III.19, diperoleh ∆ψ = 0 = ∆ ∂ j ψ ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ j . III.31 Karena hukum fisika harus berlaku sama di mana-mana menandakan bah- wa ruang-waktu bersifat homogen, dengan demikian translasi III.28 tidak menye- babkan perubahan rapat Lagrangan L dan aksi I, yang berarti persamaan III.27 berlaku. Dengan mensubstitusi persamaan III.28 dan III.31 ke dalam persamaan III.27 diperoleh d dt 1 c Z ∞ −∞ T ν d 3 x = 0, III.32 dengan kuantitas yang lestari adalah P ν = 1 c Z ∞ −∞ T ν d 3 x. III.33 Kuantitas ini didefinisikan sebagai momentum-4 kovarian dari medan ψ. Pendefin- isian ini dapat dipertegas sebagai berikut: kuantitas lestari yang menyertai kese- tangkupan terhadap suatu translasi ruang-waktu adalah momentum-4 . Kompo- 35 nen ν = 0 dari P ν adalah P = 1 c Z ∞ −∞ n X j =1 j X k =1 ∂ k− 1 ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ k−1 ∂L ∂ ∂ j ψ ∂t∂x µ1 ···∂x µk−1 ∂x µk+1 ···∂x µj ×−1 k− 1 ∂ ∂t ∂ j−k ψ ∂x µ k+1 · · · ∂x µ j − L d 3 x = 1 c H, III.34 dengan didefinisikannya tenaga total atau Hamiltonan medan ψ sebagai H = Z ∞ −∞ T d 3 x. III.35 Integrand persamaan III.35 merupakan rapat Hamiltonan medan ψ. Sedangkan komponen ν = i dari P ν adalah P i = Z ∞ −∞ n X j =1 j X k =1 −1 k− 1 ∂ k− 1 ∂x µ 1 ∂x µ 2 · · · ∂x µ k−1 ∂L ∂ ∂ j ψ ∂t∂x µ1 ···∂x µk−1 ∂x µk+1 ···∂x µj × ∂ ∂x i ∂ j−k ψ ∂x µ k+1 · · · ∂x µ j d 3 x, III.36 yang merupakan momentum-3 kovarian medan ψ. Kuantitas 1 c T i didefinisikan seba- gai rapat momentum medan ψ. Dengan demikian kesetangkupan terhadap translasi ruang-waktu membawa konsekuensi berlakunya hukum kelestarian momentum-4. Kelestarian momentum dan tenaga medan ψ disebabkan karena medan ψ tidak berinteraksi dengan lingkungan luar, dengan kata lain sistem yang ditinjau adalah suatu sistem yang tertutup. Setiap rapat Lagrangan yang tidak gayut pada x ν secara eksplisit tidak akan berubah terhadap translasi III.28, sehingga aksi yang berkaitan dengan rapat Lagrangan tersebut juga tidak berubah terhadap translasi III.28. Hal ini berarti bahwa setiap rapat Lagrangan L yang tidak gayut pada x ν secara eksplisit menggambarkan suatu sistem yang tidak berinteraksi dengan lingkungan luar. 36

4. Isotropi Ruang