Transmisi virus HIVAIDS 1. Epidemiologi HIVAIDS

DNA utas tunggal komplementer terhadap RNA virus. Berikutnya enzim RNase- H akan mendegradasi RNA virus dan menggantinya dengan mensintesis DNA utas kedua, sehingga terbentuk double stranded DNA. DNA virus akan bermigrasi dari sitoplasma ke nukleus dan kemudian akan mengalami sirkularisasi nonkovalen yang berhubungan dengan Long Terminal Repeat sequences LTR. Enzim Integrase mengintegrasikan DNA virus secara acak ke dalam DNA host. LTR virus berperan sebagai promoter ekspresi gen virus. Transkripsi terjadi karena bantuan faktor transkrisi dari host, antara lain adalah NF-Kb Nuclear Factor kappa B dan NF-AT Nuclear Factor Activated T cell. Protein komponen virus terekspresi dari mRNA berbeda yang berasal dari DNA proviral. Protein prekursor 55kDa akan terpotong menjadi semua protein core virus yang dipotong pada N terminal oleh protease virus menjadi protein sub unit gag p17, p24, p7, dan p9. Protein Pol berupa prekursor dari protein RT, RNase, protease, dan integrase. Protein turunan Protein Pol tersebut segera dikemas dalam inti dari virus baru. Protein prekursor gp160 Env ditranslasi dari transkrip ssRNA. Prekursor gp160 akan mengalami pembelahan oleh enzim seluler dalam apparatus golgi menjadi protein matur gp41 dan gp120 Widodo Lusida, 2007 Virion lengkap tersusun pada sitoplasma sel host dekat tepi membran.Core virus yang tersusun segera mengalami budding pada permukaan membran sel yang terinfeksi, dengan membawa komponen envelope berupa membran sel host beserta protein envelope virus Widodo Lusida, 2007

2.1.4. Transmisi virus

Menurut Fauci Lane 2008, Virus HIV ditularkan melalui beberapa cara yaitu: 1. Transmisi Seksual Virus HIV merupakan salah satu penyakit menular seksual PMS. HIV berada bebas dan menginfeksi mononuklear pada cairan semen. Meningkat jumlahnya seiring meningkatnya jumlah sel mononuklear pada epididimis dan uretritis. Virus juga didapatkan pada cairan vaginal dan hapusan serviks. Universitas Sumatera Utara Terdapat hubungan penularan HIV melalui hubungan seksual kelamin-anus. Hal ini terjadi karena mukosa rektum yang tipis dan mudah terjadi luka mengakibatkan adanya kontaminasi sperma yang mengandung virus HIV dengan luka pada mukosa rektum. Penularan HIV juga terjadi pada hubungan seksual kelamin-kelamin. Walaupun mukosa vagina lebih tebal, namun juga dapat terjadi luka yang akan terkontaminasi oleh sperma yang mengandung HIV. Hubungan seksual kelamin-oral, menurut beberapa penelitian memiliki tingkat penularan HIV yang sangat rendah. Namun, asumsi tersebut tidak dapat menjamin sepenuhnya. 2. Darah HIV juga dapat ditularkan melalui transfusi darah, transplantasi jaringan, ataupun penggunaan jarum suntik yang bergantian. 3. Penularan ibu ke bayi Infeksi HIV dapat ditularkan dari ibu ke janinnya saat hamil, persalinan, ataupun ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke janin adalah 15-25 pada negara maju dan 25-35 pada negara berkembang. Tingginya kemungkinan penularan berkaitan dengan beberapa faktor. Salah satunya adalah tingginya viremia pada ibu. Pada 552 ibu hamil di Amerika Serikat, tingkat penularan ibu ke bayi pada ibu dengan 1000copy RNA HIVml darah adalah 0, pada ibu dengan 1000-10.000copy RNA HIVml darah adalah 16,6, 21,3 pada ibu dengan 10.001-50.000 copyml darah, 30,9 pada ibu dengan 50.001-100.000 copyml darah, dan 40,6 pada ibu 100.000copyml. Penularan melalui ASI bergantung pada jumlah virus yang terdeteksi pada ASI, adanya mastitis, jumlah CD4 ibu yang rendah, dan defisiensi vitamin A pada ibu. Risiko penularan HIV melalui ASI sangat tinggi pada awal- awal bulan menyusui. Oleh sebab itu, pemberian ASI eksklusif harus dihindari pada ibu yang terinfeksi HIV. 4. Penularan melalui cairan tubuh lain Universitas Sumatera Utara Walaupun HIV dapat diisolasi dalam jumlah sedikit pada saliva, namun tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa HIV dapat ditularkan melalui saliva.

2.1.5. Patogenesis HIV