Gejala klinis Stadium Klinis HIVAIDS

Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis tidak menimbulkan gejala, pada waktu itu terjadi replikasi HIV yang tinggi, 10 pertikel setiap hari. Replikasi ini disertai mutasi dan seleksi virus sehingga virus menjadi resisten. Bersamaan dengan replikasi virus, terjadi kehancuran limfosit CD4 yang tinggi Djoerban Djauzi, 2009. Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh, penderita mulai menampakkan gejala-gejala akibat infeksi oportunistik seperti berat badan menurun, demam lama, rasa lemah, pembesaran kelnjar getah bening, diare, tuberkulosis, infeksi jamur, herpes, dan lain sebagainya Djoerban Djauzi, 2009

2.1.7. Gejala klinis

Menurut Fauci Lane 2008, gejala klinis HIVAIDS adalah: 1. Sindroma HIV akut Gejala klinis yang khas pada sindroma HIV akut adalah demam, ruam kulit, faringitis dan mialgia. Gejala ini bertahan selama satu atau beberapa minggu dan perlahan mereda akibat respon imun dan menurunnya jumlah virus dalam darah. 2. Fase asimtomatik Pada stadium ini terjadi replikasi yang progresif HIV. Pada pasien yang tingkat replikasi dan penuruan jumlah CD4 yang tinggi akan lebih cepat untuk masuk ke fase selanjutnya. 3. Fase simtomatik Gejala dari penyakit HIV dapat muncul kapan saja dalam perjalan penyakit ini. Hal ini berkaitan dengan jumlah CD4. Hal yang dapat menimbulkan komplikasi yang sangat membahayakan pada HIV terjadi pada pasien dengan CD4 200mikroliter. Dapat teradi infeksi-infeksi lain yang menyertai penderita HIV pada fase ini seperti: P.jiroveci, mikobakterium atipik, CMV, mikobakterium, dan organisme lain yang tidak menimbulkan gangguan pada orang dengan sistem imun baik. Universitas Sumatera Utara

2.1.8. Stadium Klinis HIVAIDS

Menurut Kemenkes 2009, stadium klinis HIVAIDS adalah sebgai berikut: I. Stadium 1 a Tidak ada gejala b Limfadenopati Generalisata Persisten II. Stadium 2 a Penurunan berat badan bersifat sedang yang tak diketahui penyebabnya 10 dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya b Infeksi saluran pernafasan yang berulang sinusitis, tonsillitis, otitis media, faringitis c Herpes zoster d Keilitis angularis e Ulkus mulut yang berulang f Ruam kulit berupa papel yang gatal Papular pruritic eruption g Dermatisis seboroik h Infeksi jamur pada kuku III. Stadium 3 a Penurunan berat badan bersifat berat yang tak diketahui penyebabnya lebih dari 10 dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya b Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya selama lebih dari 1 bulan c Demam menetap yang tak diketahui penyebabnya d Kandidiasis pada mulut yang menetap e Oral hairy leukoplakia f Tuberkulosis paru g Infeksi bakteri yang berat contoh: pneumonia, empiema, meningitis, piomiositis, infeksi tulang atau sendi, bakteraemia, penyakit inflamasi panggul yang berat h Stomatitis nekrotikans ulserative akut, gingivitis atau periodontitis i Anemi yang tak diketahui penyebabnya 8gdl, netropeni 0.5 x 109l danatau trombositopeni kronis 50 x 109l Universitas Sumatera Utara IV. Stadium 4 a Sindrom wasting HIV b Pneumonia Pneumocystis jiroveci c Pneumonia bacteri berat yang berulang d Infeksi herpes simplex kronis orolabial, genital, atau anorektal selama lebih dari 1 bulan atau viseral di bagian manapun e Kandidiasis esofageal atau kandidiasis trakea, bronkus atau paru f Tuberkulosis ekstra paru g Sarkoma Kaposi h Penyakit Cytomegalovirus retinitis atau infeksi organ lain, tidak termasuk hati, limpa dan kelenjar getah bening i Toksoplasmosis di sistem saraf pusat j Ensefalopati HIV k Pneumonia Kriptokokus ekstrapulmoner, termasuk meningitis l Infeksi mycobacteria non tuberkulosis yang menyebar m Leukoencephalopathy multifocal progresif n Cyrptosporidiosis kronis o Isosporiasis kronis p Mikosis diseminata histoplasmosis, coccidiomycosis q Septikemi yang berulang termasuk Salmonella non-tifoid r Limfoma serebral atau Sel B non-Hodgkin s Karsinoma serviks invasif t Leishmaniasis diseminata atipikal u Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yang simtomatis

2.1.9. Pemeriksaan Penunjang HIVAIDS