Di Indonesia, angka notifikasi kasus BTA positif baru pada tahun 2011 adalah 83 kasus per 100.000 penduduk, yang meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu 78 kasus per 100.000 penduduk Kemenkes,2012.
2.2.2. Mycobacterium tuberculosis
Bakteri penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, berebentuk batang, aerob, berukuran 0,4 x 3 mikrometer, dan tidak berspora.
Mycobacterium tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram negatif ataupun positif. Namun, digolongkan sebagai Bakteri Tahan Asam karena sekali bakteri
tersebut diwarnai, tidak dapat dilunturkan lagi menggunakan asam alkohol Brooks, Butel, dan Morse, 2004.
2.2.3. Patogenesis Tuberkulosis
1. Tuberkulosis Primer Penularan terjadi akibat kuman yang terdapat dalam droplet yang
infkesius terhisap masuk kedalam paru-paru oleh penderita. Kuman pertama kali akan berhadapan dengan neutrofil dan kemudian dengan
makrofag. Kebanyakan bakteri akan dibersihkan oleh makrofag dan sebagian lagi tetap terperangkap pada jaringan paru. Bakteri yang
terperangkap ini akan berkembang biak pada makrofag. Kemudian akan terbentuk fokus primer yang merupakan sarang-sarang tuberkulosis. Dari
fokus primer akan timbul limfangitis lokal menuju hilus dan diikuti pembersaran kelenjar getah bening hilus limfadenitis regional. Hal ini
membentuk kompleks primer Amin Bahar, 2009. 2. Tuberkulosis Pasca Primer
Kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan muncul kembali menjadi tuberkulosis pasca primer sekunder. Tuberkulosis
sekunder terjadi akibat penurunan kekebalan tubuh seperti AIDS, penyakit keganasan, diabetes, dan pada penurunan imun lainnya. Dimulai dengan
pembentukan sarang dini di regio atas paru-paru dan menginvasi ke parenkim paru-paru. Dalam 3-10 minggu sarang dini membentuk suatu
granuloma yang terdiri dari sel histiosit dan datia langerhans yang dikelilingi oleh limfosit dan jaringan ikat. Nekrosis perkejuan terjadi
Universitas Sumatera Utara
akibat jaringan disekitar tuberkel mengalami nekrosis. Nekrosis perkejuan akan menjadi kavitas bila isi-nya keluar akibat dibatukkan. Dapat juga
terjadi TB milier akibat isi kavitas menyebar melalui arteri Amin Bahar, 2009
2.2.4. Gejala Klinis TB
Menurut Amin Bahar 2009, gejala klinis TB adalah: 1. Demam, biasanya subfebril. Dapat terjadi secara kambuh-kambuhan.
2. BatukBatuk darah, akibat terjadinya iritasi pada bronkus. Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Kebanyakan terjadi pada
kavitas, namun juga dapat terjadi pada ulkus dinding bronkus. 3. Sesak nafas, ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dan infiltrasi
meliputi sebagian paru. 4. Nyeri dada, timbul akibat peradangan yang mencapai pleura sehingga
terjadi pleuritis. 5. Malaise, ditemukan berupa anoreksia, badan semakin kurus, sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam.
2.2.5. Pemeriksaan Penunjang TB