Konjungsi p q Disjungsi p v q Implikasi p→q Modus Ponens : Modus Tallens : Di Kuadran II 90 Di Kuadran IV270 Segiempat jumlah sudutnya 360

Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 19

4. Operasi pada logika matematika

a. Konjungsi p q

Operasi konjungsi merupakan operasi biner operasi yang dikenakan pada dua pernyataan yang dilambangkan dengan tanda “ ”. Dengan operasi ini dua pernyataan dihubungkan dengan kata “ dan “. Tabel kebenaran : P Q p  q B B B B S S S B S S S S

b. Disjungsi p v q

Operasi disjungsi merupakan operasi biner yang dilambangkan dengan tanda ” v ”. Operasi ini menggabungkan dua pernyataan menjadi satu dengan kata hubungan “atau”. Tabel kebenaran : P Q p  q B B B B S B S B B S S S

c. Implikasi p→q

Operasi implikasi kondisional adalah operasi penggabungan dua pernyataan yang menggunakan kata hubung “ jika …maka ….” Implikasi dilambangkan dengan “→“. Syarat: Tabel kebenaran : P Q p  q B B B B S S S B B S S B

d. Biimplikasi p↔q

Syarat : Kalau ada S → pasti SALAH Syarat : Kalau ada B → pasti BENAR  Jika komponennya sama maka pasti BENAR  Jika komponennya tidak sama maka lihat ujungnya: Jika ujungnya B, maka pasti BENAR Jika ujungnya S, maka pasti SALAH Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 20 B iimplikasi yaitu pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “…jika dan hanya jika ….” dinotasikan “↔” . Syarat: Tabel kebenaran : P Q p  q B B B B S S S B S S S B

5. Konvers, Invers,Kontraposisi

6. Negasi Pernyataan Majemuk

7. Penarikan Kesimpulan

a. Modus Ponens :

Modus ponens dapat juga dirumuskan dengan : {p  q  p}  q

b. Modus Tallens :

Modus Tallens dapat juga dirumuskan dengan : {p  q  ~q}  ~p  Jika komponennya sama maka pasti BENAR  Jika komponennya tidak sama maka pasti SALAH Pernyataan : P  Q jika P maka Q Konvers : Q  P jika Q maka P Invers : ~P  ~Q jika bukan P maka bukan Q Kontraposisi : ~Q  ~P jika bukan Q maka bukan P Ingkaran : P  ~Q P dan bukan Q Negasi dari Konjungsi : ~ p  q = ~p  ~q Negasi dari Disjungsi : ~ p  q = ~p  ~q Negasi dari Implikasi : ~ p  q = = p  ~q Negasi Biimplikasi : ~ p  q = ~p  q = p  ~q Premis 1 : p  q dibaca jika p maka q benar Premis 2 : p benar Kesimpulan : q benar Premis 1 : p  q dibaca jika p maka q benar Premis 2 : q salah ~q Kesimpulan : p salah ~p Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 21

c. Silogisme : 8.

Kalimat berkuantor Pernyataan atau kalimat yang menggunakan kata-kata kuantor dinamakan kalimat berkuantor. Pernyataan berkuantor biasanya menggunakan : 1. Semua yang artinya setiap 2. Beberapa atau ada yang artinya sekurang-kurangnya 3. Tidak ada yang artinya semua tidak Premis 1 : p  p dibaca jika p maka q Premis 2 : q  r dibaca jika q maka r Kesimpulan : p  r dibaca jika p maka r Ingkaran kalimat berkuantor : Semua p adalah q  ingkarannya : Beberapa p bukan q atau ada p yang bukan q Beberapa p adalah q  ingkarannya : Semua p bukan q Ada p yang merupakan q  ingkarannya : tidak ada p yang merupakan q Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 22 a b c α TRIGONOMETRI

1. Rumus Trigonometri untuk segitiga siku-siku

sin = miring sisi depan sisi  sin  = c a ; cosec = depan sisi miring sisi  cosec  = a c cos = miring sisi dekat sisi  cos  = c b ; sec = dekat sisi miring sisi  sec  = b c tg = dekat sisi depan sisi  tg  = b a ; cotg = depan sisi dekat sisi  cotg  = a b

2. Tabel Trigonometri

15 o 30 45 60 75 o 90 Sinus 2 6 4 1  2 1 2 2 1 3 2 1 2 6 4 1  1 Cosinus 1 2 6 4 1  3 2 1 2 2 1 2 1 2 6 4 1  Tangens 3 2  3 3 1 1 3 3 2  ∞ Cotangens ∞ 3 2  3 1 3 3 1 3 2  Catatan : tabel diatas untuk sudut 0 o s.d. 90 o kuadran I 2. Rumus Perbandingan Trigonometri sudut berelasi a. Di Kuadran I 0 - 90 Di kuadran I semua bernilai positif sin α = cos 90 - α  Contoh: sin 30 = cos 90 - 30 = cos 60 = 12 cos α = sin 90 - α  Contoh: cos 60 = sin 90 - 60 = sin 30 = 2 1 tan α = cotan 90 - α  Contoh: tan 30 = cotan 90 - 30 = cotan 60 = 3 3 1 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 23

b. Di Kuadran II 90

- 180 Di kuadran II yang positif adalah sin c. Di Kuadran III 180 - 270 Di kuadran III yang positif adalah tan

d. Di Kuadran IV270

- 360 Di kuadran IV yang positif adalah cos

e. Relasi antara sudut

 dan -

3. Koordinat Kartesius dan Koordinat Kutub

P x , y  P r ,  y P cos  = r x  x = r . cos  r y sin  = r y  y = r . sin   x r = 2 2 y x  dan tg  = x y x Hubungan Perbandingan Trigonometri suatu sudut sin α = sin 180 - α  Contoh: sin 120 = sin 180 - 120 = sin 60 = 3 2 1 cos α = -cos 180 - α  Contoh: cos 150 = -cos 180 - 150 = -cos 30 = - 3 2 1 tan α = -tan 180 - α  Contoh: tan 135 = -tan 180 - 135 = -tan 45 = -1 sin α = -sin 180 + α  Contoh: sin 225 = -sin 180 + 45 = -sin 45 = - 2 2 1 cos α = -cos 180 + α  Contoh: cos 240 = -cos 180 + 60 = -cos 60 = -12 tan α = tan 180 + α  Contoh: tan 210 = tan 180 + 30 = tan 30 = 3 3 1 sin α = -sin 360 - α  Contoh: sin 300 = -sin 360 - 300 = -sin 60 = - 3 2 1 cos α = cos 360 - α  Contoh: cos 330 = cos 360 - 330 = cos 30 = 3 2 1 tan α = -tan 360 - α  Contoh: tan 315 = -tan 360 - 315 = -tan 45 = - 1 sin -  = - sin  cos -  = cos  tg -  = - tg  cotg -  = - cotg  Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 24 Menurut dalil Phytagoras : Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya. y r 2 = x 2 + y 2 r 2 = r . cos  2 + r . sin  2 r 2 = r 2 . cos 2 θ + r 2 . sin 2 θ r y r 2 = r 2 . cos 2 θ + sin 2 θ θ cos 2 θ + sin 2 θ = 1 x Jadi : sin 2 θ + cos 2 θ = 1 x Dari Koordinat Kartesius : tg θ =   cos . r sin . r x y  cotg θ =  tg 1 =   cos sin 1 Dari rumus dalil Phytagoras didapat perbandingan antara sisi siku-siku dan sisi miring. a. Aturan Sinus :     sin c sin b sin a   b a   c b. Aturan cosinus :  a 2 = b 2 + c 2 – 2bc cos  atau cos  = bc 2 a c b 2 2 2   b a b 2 = a 2 + c 2 – 2ac cos  atau cos  = ac 2 b c a 2 2 2    c  c 2 = a 2 + b 2 – 2ab cos  atau cos  = ab 2 c b a 2 2 2   Menentukan Luas Segitiga a. Segitiga siku-siku : t a tg θ =   cos sin cotg θ =   sin cos Luas = ½ alas x tinggi L = ½ . a . t Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 25 b. Segitiga sama sisi : t a c. Segitiga dengan sudut apit diketahui b t c  a Rumus Jumlah dan Selisih dua sudut sin  +  = sin  . cos  + cos  . sin  sin  -  = sin  . cos  - cos  . sin  cos  +  = cos  . cos  - sin  . sin  cos  -  = cos  . cos  + sin  . sin  tg  +  =     tan . tan 1 tan ta   tg  -  =     tg . tg 1 tg tg   Rumus sudut rangkap Rumus jumlah dan selisih Luas = ½ alas x tinngi L = ½ . a . t t = 2 2 1 2 a a  Luas = ½ alas x tinggi L = ½ . a . b . sin  1 sin 2  = 2 sin  . cos  2 cos 2  = cos 2  - sin 2  3 cos 2  = 2 cos 2  - 1 4 cos 2  = 1 – 2 sin 2  5 tg 2  = α tg 1 α tg 2 2  Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 26 1. six x = a, ditulis dalam bentuk : sin x = sin  x =  + k . 360 o atau x = 180 o –  + k . 360 o 2. cos x = a, ditulis dalam bentuk : cos x = cos  x =  + k . 360 o atau x = –  + k . 360 o 3. tg x = a, ditulis dalam bentuk : tg x = tg  → x =  + k . 180 o sin  + sin  = 2 . sin 2 1  +  . cos 2 1  -  sin  - sin  = 2 . cos 2 1  +  . sin 2 1  -  cos  + cos  = 2 . cos 2 1  +  . cos 2 1  -  cos  - cos  = - 2 . sin 2 1  +  . sin 2 1  -  Rumus Perkalian sin  . sin  = 2 1 { cos  -  – cos  +  cos  . cos  = 2 1 { cos  +  + cos  -  cos  . sin  = 2 1 { sin  +  – sin  -  sin  . cos  = 2 1 {sin  +  + sin  -  Persamaan Trigonometri a. Bentuk : sin x = a, cos x = a dan tg x = a pada 0 o ≤ x ≤ 360 o b. Bentuk : a cos x + b sin x = c Persamaan trigonometri bentuk a cos x + b sin x = c diubah menjadi : r cos x –  = c dengan r = 2 2 b a  dan tg  = a b c. Bentuk : sin x +  ± sin x –  = c dan cos x +  ± cos x –  = c Rumus yang digunakan : sin x +  + sin x –  = 2 sin x . cos  sin x +  – sin x –  = 2 cos x . sin  cos x +  + cos x –  = 2 cos x . cos  cos x +  – cos x –  = -2 sin x . sin  Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 27 RELASI DAN FUNGSI

1. Pengertian fungsi, daerah asal, daerah kawan dan daerah hasil

Fungsi atau pemetaan dari A ke B adalah suatu relasi khusus yang menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. A B a 1 b 2 c 3 d 4 5 2. Menyatakan sebuah fungsi Fungsi dapat dinyatakan dengan notasi, diagram panah, grafik Cartesius dan himpunan pasangan berurutan. FUNGSI LINEAR 1. Grafik fungsi linear Bentuk umum grafik fungsi linear adalah : Gradien Gradien adalah angka kemiringan dari grafik terhadap sumbu x positif. Notasi gradien adalah m. y P x 1 , y 1  x O A = {a , b , c , d} disebut daerah asal atau domain B = {1 , 2 , 3 , 4 , 5} disebut daerah kawan atau kodomain Semua anggota B yang mendapat kawan di A disebut daerah hasil atau range R = {1 , 2 , 3 , 4} f x = ax + b atau y = ax + b, dimana a, b  R. Gradien garis OP M = 1 1 x y atau m = tan  Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 28

2. Persamaan garis melalui satu titik P x

1 , y 1 dengan gradien m Rumus : 3. Menentersamaan garis melalui dua titik P x 1 , y 1 dan Q x 2 , y 2 Rumus : 4. Sudut antara dua garis Jika diketahui persamaan garis y = m 1 x + n 1 dengan gradien m 1 dan persamaan y = m 2 x + n 2 , dengan gradien m 2 seperti terlihat pada gambar y y = m 1 x + n 1 y = m 2 x + n 2  0 x 5. Persamaan garis yang melalui titik P x 1 , y 1 dan sejajar garis y = ax + b Sebuah garis dengan gradien m 1 dikatakan sejajar dengan garis lain yang bergradien m 2 jika m 1 = m 2 Rumus : 6. Persamaan garis yang melalui titik Q x 1 , y 1 dan tegak lurus garis y = ax + b Sebuah garis dengan gradien m 2 akan tegak lurus dengan garis dengan gradien m 1 , jika m 2 = – 1 m 1 . Rumus : y – y 1 = m x – x 1 1 2 1 1 2 1 x x x x y y y y      atau y – y 1 = m x – x 1 dengan m = 1 2 1 2 x x y y   tg  = 2 1 2 1 m . m 1 m m   y – y 1 = m x – x 1 ; dengan syarat: m 1 = m 2 y – y 1 = m 1  x – x 1 ; dengan syarat : m 2 = – 1 m 1 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 29 FUNGSI KUADRAT Bentuk Umum : y = ax 2 + bx + c Untuk a 0 positif kurva menghadap keatas dan mempunyai titik balik minimum. x 1 x 2 x 1 = x 2 D 0 D = 0 D 0 definet positif D = diskriminan  D = b 2 – 4.a.c Untuk a 0 negatif, kurva menghadap kebawah dan mempunyai titik balik maksimum. x 1 x 2 x 1 = x 2 definet negatif D 0 D = 0 D 0 Untuk menggambar garfik fungsi kuadrat langkah-langkahnya sebagai berikut : Menentukan persamaan funsi kuadrat Beberapa hal yang perlu diingat dalam menentukan persamaan fungsi kuadrat adalah : FUNGSI EKSPONEN 1. Tentukan sumbu simetrinya, yaitu dengan rumus : x = 2.a b  2. Tentukan titik puncak titik balik, yaitu P x, y dengan : x = 2.a b  dan y = 4a - D atau y = 4.a 4.a.c b 2   3. Tentukan titik potong dengan sumbu y, untuk x = 0 4. Tentukan titik potong dengan sumbu x, dengan y = 0 → ax 2 + bx + c = 0 Jika D 0, grafik memotong sumbu x di dua titik x 1 dan x 2 Jika D = 0, grafik menyentuh sumbu x di titik x 1 = x 2 Jika D 0, grafik tidak memotong sumbu x diatas atau dibawah sumbu x 1. Jika diketahui titik balik x p , y p , persamaan kuadrat : y = a x – x p 2 + y p 2. Jika diketahui akar-akar kuadratnya x 1 dan x 2 , persamaan kuadrat : y = a x – x 1 . x – x 2 Untuk a = 1  b = –x 1 + x 2 dan c = x 1 . x 2 Untuk a = –1  b = x 1 + x 2 dan c = –x 1 . x 2 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 30 Fungsi eksponen adalah suatu fungsi yang variabelnya mepupakan pangkat dari suatu bilangan tetap. Bentuk sederhana dari fungsi eksponen dengan bilangan dasar a adalah : 1. Grafik fungsi eksponen Bentuk umum grafik fungsi eksponen adalah : y y = a x , a 1 y y = a –x , a 1 x x

2. Persamaan eksponen

FUNGSI LOGARITMA Bentuk umum dari fungsi logaritma adalah : 1. Grafik fungsi logaritma y y = a log x ; untuk a 1 y y = a log x ; untuk 0 a 1 x x 0, 1 0, 1 y = f x = a x , a 0, a  0 atau y = f x = a –x , a  0  a f x = a g x  f x = g x  a f x = b f x  f x = 0  f x g x = f x h x  g x = h x jika f x  0 ; f x  1  a px + q = b rx + s  x = q s b a a b log r p  a p x 2 + b p x + c = 0  x 1 + x 2 = a c log p y = a log x ; jika a 1 dan y = a log x ; 0 a 1 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 31

2. Persamaan logaritma

FUNGSI TRIGONOMETRI a. Grafik y = sin x 0 o  x  360 o Dengan menggunakan tabel : x o 30 o 45 o 60 o 90 o 120 o 135 o 150 o 180 o y 2 1 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 1 2 2 1 x 180 o 210 o 225 o 240 o 270 o 300 o 315 o 330 o 360 o y - 2 1 - 2 1 2 - 3 2 1 -1 - 3 2 1 - 2 1 2 - 2 1 Untuk membuat grafik fungsi trigonometri, buat salib sumbu x dan y, dengan sumbu x sebagai tempat sudut. Jarak 0 o – 360 o = keliling lingkaran = 2 r. y x b. Grafik y = cos x 0 o  x  360 o Dengan menggunakan tabel : x o 30 o 45 o 60 o 90 o 120 o 135 o 150 o 180 o y 1 3 2 1 2 1 2 2 1 - 2 1 - 2 1 2 - 3 2 1 -1 x 180 o 210 o 225 o 240 o 270 o 300 o 315 o 330 o 360 o y -1 - 3 2 1 - 2 1 2 - 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1 o 30 o 45 o 60 o 90 o 120 o 135 o 150 o 180 o 210 o 225 o 240 o 270 o 300 o 315 o 330 o 360 o 45 o 30 o 60 o 90 o o a log f x = b  f x = a b a log f x = a log b  f x = b a log f x = a log g x  f x = g x a log f x = b log f x ; a  b  f x = 1 f x log g x = f x log h x  g x = h x ; f x 0, g x 0, h x 0 dan f x  1 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 32 Untuk membuat grafik fungsi trigonometri, buat salib sumbu x dan y, dengan sumbu x sebagai tempat sudut. Jarak 0 o – 360 o = keliling lingkaran = 2 r. y x c. Grafik y = tg x 0 o  x  360 o y  x o 30 o 45 o 60 o 90 o 120 o 135 o 150 o 180 o 210 o 225 o 240 o 270 o 300 o 315 o 330 o 360 o 45 o 30 o 60 o 90 o o 300 o 315 o 330 o 360 o 270 o 240 o 225 o 210 o 180 o 150 o 135 o 120 o 90 o 60 o 45 o 30 o o 3 3 1 3 1 – 3 3 1 – 1 – 3 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 33 SIGMA, BARISAN DAN DERET Misal : a 1 + a 2 + a 3 + a 4 + … + a n , ditulis   n 1 i i a dibaca sigma ai, i dari 1 sampai n. Jika ditulis :   n m k k a k = penunjuk yang berjalan dari m sampai n ; m = batas bawah ; n = batas atas. Sifat-sifat notasi sigma 1. Barisan Aritmetika Barisan Aritmetika adalah suatu barisan bilangan dengan beda antara dua suku yang berurutan tetap. Bentuk umum barisan aritmetika : U 1 , U 2 , U 3 , U 4 , … U n atau : a, a + b, a + 2b, a + 3b, …, {a + n – 1 b} Rumus Suku ke n : Un = a + n – 1 . b dimana: a = U 1 = suku pertama b = beda = U 2 – U 1 atau U 3 – U 2 atau U 4 – U 3 atau … U n – U n - 1 U n = suku ke-n n = banyaknya suku 1.   n 1 k k a = a 1 + a 2 + a 3 + … + a n 2.      n m k k n m k k a c a c 3.    n m k k k b a =   n m k k a +   n m k k b 4.   n m k k a =      p n p m k k p a 5.   n m k c = n – m + 1 c Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 34

2. Deret Aritmetika

Deret Aritmetika adalah jumlah suku-suku barisan aritmetika. Bentuk umum Deret Aritmetika : U 1 + U 2 + U 3 + U 4 + … +Un = Sn Jumlah n suku pertama : Sn = Un a 2 n  atau Sn = } b . 1 - n 2a { . 2 n 

3. Barisan Geometri

Barisan geometri adalah barisan bilangan yang rasio antara dua bilangan yang berurutan tetap. Barisan Geometri : U 1 , U 2 , U 3 , U 4 , … U n Suku ke n : Un = a . r n – 1 Dimana : U 1 = a = suku pertama Un = suku yang ke-n r = rasio = 1 - n n 3 4 2 3 1 2 U U ... U U U U U U     1 n n U U r  

4. Deret Geometri

Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan geometri. Bentuk dari Deret Geometri : U 1 + U 2 + U 3 + U 4 + … +U n = Sn Jumlah n suku pertama : Sn = 1 - r 1 - n r . a r  1 dan r 1 Sn = r - 1 n r - 1 . a r  1 dan r 1 Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 35

5. Deret Geometri tak terhingga

Deret geometri : a + a . r + a . r 2 + a . r 3 + … + a . r n – 1 disebut deret geometri tak terhingga jika r 1 atau {-1 r 1}, r  0. Jumlah deret geometri sampai suku tak terhinga : S  = r 1 a  Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 36 GEOMETRI DIMENSI DUA

1. Satuan Sudut

Satuan sudut ada 2 macam, yaitu derajat dan radian a. Derajat b. Radian 2. Konversi Satuan Sudut Tabel Konversi satuan sudut derajat dengan radian Derajat 30 45 60 90 120 135 150 180 Radian 6  4  3  2  3 2  4 3  6 5   Sistem satuan derajat adalah sistem DMS Derajat, Menit, Sekon 1 o = 60 menit 1 = 60 detik atau 1 o = 3600 detik 2  rad = 360 o atau  rad = 180 o 1 rad =  o 180 = 57,3 o 1 o = rad Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 37

3. Rumus-rumus keliling dan luas bangun datar

a. Segitiga jumlah sudutnya 180 o b c a b t c a b t c  a b c a Hukum Pythagoras untuk segitiga siku-siku : Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya Dari hukum Pythagoras tersebut ada beberapa perbandingan untuk segitiga siku-siku, yaitu 3 : 4 : 5 ; 5 : 12 : 13 ; 7 : 24 : 25 ; 8 : 15 : 17 atau kelipatannya.

b. Segiempat jumlah sudutnya 360

o Segitiga siku-siku L = ½ . alat . tinggi L = ½ . a . b Kel. = a + b + c Segitiga sama kaki L = ½ . alas . tinggi L = ½ . a . t t = 2 2 a 2 1 c        ; b = c Segitiga sembarang dengan sudut diketahui L = ½ . a . t  t = b . sin  L = ½ . a . b . sin  Segitiga sembarang dengan semua sisi diketahui L = c s . b s . a s . s    Keliling = a + b + c s = ½ . a + b + c Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 38 1. Persegi panjang L = panjang . lebar l L = p . l Keliling = 2 . p + l p 2. Bujur sangkar L = sisi . sisi L = a . a a Keliling = 4a a 3. Jajaran genjang L = panjang alas . tinggi b t L = a . t θ L = a . b . sin θ a Keliling = 2 . a + b 4. Belah ketupat b L = 2 1 . diagonal . diagonal a L = 2 1 a . b 5. Trapesium b L = x tinggi 2 sejajar sisi jumlah L = 2 1 a + b . t a Keliling = a + b + c + d 6. Layang-layang L = 2 1 . diagonal . diagonal b L = 2 1 a . b a c d t Pak Sukani. Http:okemat.blogspot.com ©2013 | All Right Reserved 39

c. Lingkaran