Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
21
berekspresi yang berlebihan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan melahirkan perilaku anarkhis dalam wujud karya seni. Sebaliknya
pengekangan terhadap kebebasan berekspresi seniman oleh negara akan menghambat lahirnya karya-karya seni sebagai hasil ekspresi olah pikir
yang mengabdi pada hati nurani, kejujuran, dan keikhlasan. Terjadi pengekangan terhadap salah satu hak asasi manusia, yang pada akhirnya
menghambat kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Yang dibutuhkan adalah kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab oleh seniman.
Pengertian tanggung jawab adalah keharusan manusia menanggung
berbagai akibat dari perbuatan yang dilakukan berdasarkan hak. Tanggung jawab seniman adalah keharusan seniman menanggung
berbagai akibat dari karya seni yang dihasilkan berdasarkan kebebasan berekspresi. Contohnya Siap dipenjara apabila dinilai bahwa karya seni
yang dihasilkan menghina pejabat negara, kepala negara, dan sebagainya. Oleh karena ini sebelum mempublikasikan karya seni, seorang seniman
hendaknya mempertimbangkan dengan sungguh apakah karya seni yang dihasilkannya sudah sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia? Bila sudah, siap untuk dipublikasikan. Bila belum, maka tidak ada salahnya untuk menunda publikasinya.
3. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan
dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Ada dua syarat utama terjadinya masyarakat, yaitu terdapat dua orang atau lebih dan terdapat
Investigasi Budaya:
“Coba tumbuhkan kecakapan dan wawasan kebhinekaan serta orientasi kecakapan pada diri kalian”
Coba perhatikan gambar kesenian barongsai di samping, kemudian
jawablah pertanyaan di bawah ini. Pesan apa yang dapat kalian tangkap dan
maknai dari kesenian tersebut? Coba jelaskan
Coba kalian peragakan tarian barongsai bersama teman-teman kalian
Sumber: Tempo, Agustus 2004
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
22
sifat saling mempengaruhi atau pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya. Masyarakat bukannya ada dengan hanya menjumlahkan
adanya dua orang atau lebih saja, tetapi di antara mereka harus ada pertalian satu sama lain.
Sifat saling mempengaruhi antaranggota masyarakat setidaknya ditandai oleh adanya kesadaran dari setiap anggota terhadap adanya
anggota lain. Kesadaran akan adanya orang lain menumbuhkan sikap dan perbuatan untuk memperhatikan orang lain itu dalam tiap langkahnya.
Keberadaan orang lain itu mempengaruhi gerak langkah kehidupannya. Bila cara memperhatikan itu telah menjadi adat, tradisi atau lembaga maka
perhatian terhadap orang lain itu akan tetap terpelihara sekalipun tidak ada seseorang di dekatnya.
Contohnya, adalah untuk menghindari terjadinya tabrakan antar pejalan kaki maka orang berjalan di sebelah kiri jalan. Inti menghindari
tabrakan adalah perhatian akan adanya orang lain. Bila cara perhatian itu berjalan di sebelah kiri jalan telah menjadi peraturan atau adat maka
orang akan tetap berjalan di sebelah kiri jalan meskipun tidak ada orang di sekitarnya.
b. Masyarakat dan Seni
Masyarakat adalah sumber seni. Tidak ada seni bila tidak ada masyarakat. Setiap masyarakat melahirkan seni. Setiap masyarakat
memiliki seni. Seni adalah hasil dari masyarakat sesuai dengan perkembangan peradabannya. Kesenian mencerminkan nilai-nilai yang
dianut suatu masyarakat dan sekaligus merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi berikutnya di samping sebagai berbagai
fungsi lainnya, seperti fungsi hiburan dan penyaluran kekuatan adi kodrati.
Ketika cerita rakyat folklore begitu akrab dengan kehidupan manusia, ia sering digunakan untuk menunjukkan dan mewariskan nilai-nilai
masyarakat kepada generasi berikutnya. Cerita rakyat terdiri dari mitos, legenda dan dongeng. Mitos pada dasarnya bersifat religius, karena
memberi rasio pada kepercayaan dan praktek keagamaan. Fungsi mitos adalah memberi gambaran dan penjelasan tentang alam semesta yang
teratur, yang merupakan latar belakang perilaku yang teratur.
Legenda adalah cerita-cerita semihistoris yang memaparkan perbuatan para pahlawan, perpindahan penduduk dan terciptanya adat kebiasaan
lokal, dan yang istimewa, selalu berupa campuran antara realisme dan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
23
supernatural. Fungsinya untuk mengibur dan untuk memberi pelajaran serta untuk membangkitkan kebanggaan orang atas keluarga, suku atau
bangsa. Malin Kundang dan Si Mardan adalah contoh legenda masyarakat Minangkabau dan Batak yang hendak menanamkan sekaligus sebagai
sarana untuk mewariskan pentingnya nilai kepatuhan dan hormat kepada orang tua serta menjauhi sikap durhaka kepada orang tua karena
akibatnya sangat buruk bagi yang bersangkutan.
Dongeng adalah cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan untuk keperluan hiburan. Meskipun mungkin juga memberi wejangan atau
memberi pelajaran praktis mengenai suatu nilai, sekaligus sebagai sarana untuk mewariskan nilai tersebut. Superman, Batman, dan Robin Hood
adalah contoh dongeng masyarakat modern. Selain sebagai hiburan, dongeng tersebut juga hendak mengajarkan sekaligus menanamkan nilai-
nilai, tertentu, seperti nilai-nilai kepahlawan, keberanian membela keberanian, bersikap jujur, berani membela orang yang lemah, dan
sebagainya. Setiap masyarakat pasti memiliki dongeng Superman, Batman, dan Robin Hood menurut versinya masing-masing.
Masyarakat selalu memiliki seni. Kesenian setiap bersifat unik, berbeda satu sama lainnya. Setiap seni adalah hasil perenungan seniman terhadap
masyarakatnya. Oleh karena itu, karya seni selalu mencerminkan ide-ide dan nilai-nilai masyarakatnya. Berikut ini akan dipaparkan bukti-buktinya
dari seni masyarakat suku bangsa Indonesia. 1
Kesenian Aceh banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, namun telah dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan sosial
budaya Aceh sendiri. Seni Kaligrafi Arab juga banyak berkembang di daerah ini, seperti terlihat pada berbagai ukiran dan relief mesjid,
rumah dan surau mereka. Sementara itu seni tari yang terkenal dari Aceh adalah seudati, seudati inong dan sudati tunang Zulyani
Hidayah, 1999.
2 Suku bangsa Bengkulu mendiami daerah sekitar Kotamadya
Bengkulu, pesisir pantai kabupaten Bengkulu Utara dan kabupaten Bengkulu Selatan. Kesenian lama yang masih bertahan hingga saat
ini diantaranya adalah dendang Melayu, sendratari randai, tari saputangan, tari payung, dan tari lilin. Alat-alat musik tradisionalnya
adalah rebab, terbang, gendang, seruling, gong, kulintang, dan sebagainya Zulyani Hidayah, 1999.
3 Suku bangsa Betawi merupakan suatu suku bangsa baru yang
terbentuk oleh berbagai campuran suku bangsa lain sejak zaman
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
24
Jakarta masih sebagai pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi Batavia. Suku bangsa ini dulu mungkin
berasal dari orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makasar, Bali, Ambon, dan rasa lain, seperti Arab, Cina, Portugis, dan sebagainya.
Kesenian Betawi yang masih hidup dan berkembang sampai sekarang, antara lain ondel-ondel, yaitu orang-orangan berukuran besar dari
anyaman bambu dan diberi baju serta dipakai untuk menari. Dalam seni musik dikenal gambang kromong, gambang muncak, dan
sambrah. Seni tradisionalnya yang terkenal adalah lenong Betawi Zulyani Hidayah, 1999.
4 Orang Bugis sering juga disebut orang Ugi. Suku bangsa ini mendiami
beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo, Sidenreng-Rappang,
Pinrang, Polewali-Mamasa, Enrekang, Pare-Pare, Barru, Maros, dan Kepulauan Pangkajene. Pada umumnya orang Bugis beragama Is-
lam. Kebudayaan tradisional Bugis telah melahirkan berbagai macam jenis kesenian, berbagai macam tarian, seni tradisi lisan sinlirik, alat
musik gesek kesooeso, syair, dan pantun klasik kelong.
5 Orang Kutai umumnya berdiam di Kabupaten Kutai, Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam bidang kesenian, orang Kutai mengenal seni sastra yang disebut tarsulan, yaitu syair yang dibacakan dengan
berlagu. Biasanya dibawakan pada upacara perkawinan, kithanan, naik ayunan, dan khatam Al Quran. Ada pula yang disebut
betingkilan, yaitu seni berbalas pantun antarpemuda dan gadis sambil berlagu.Zulyani Hidayah, 1999.
Ada beberapa bentuk kesenian di masyarakat, di antaranya folklore adalah istilah dari abad kesembilan belas untuk menunjuk cerita lisan
tradisional dan pepatah-pepatah petani Eropa, dan kemudian diperlukan sehingga meliputi tradisi lisan yang terdapat di semua
masyarakat. Epik adalah cerita lisan yang panjang, kadang-kadang dalam bentuk puisi atau prosa ritmis, yang menceritakan perbuatan-
perbuatan besar dalam kehidupan orang yang sebenarnya atau yang ada dalam legenda. Kedua bentuk kesenian cerita ini digunakan
untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak di Eropa maupun Amerika.
William A. Havikad 1999: 231
Wahana Antropologi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
25
4. Hubungan Seni, Seniman dan Masyarakat