Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
114
Sumber: Indonesian Heritage
Gambar 4.12 Masyarakat tradisional
biasanya sulit untuk menerima hal-hal baru yang datang dari luar.
terhadap agen perubahan; mereka mungkin mengadopsi sebagai akibat langsung dari pengaruh agen perubahan. Ketika paksaan dihilangkan,
inovasi kemungkinan besar tidak berlanjut. Lebih lanjut, pengadopsi yang terlambat memiliki sedikit sumber yang tidak lain bisa mencegah adopsi
atau menyebabkan diskontinuitas karena inovasi tidak cocok dengan batasan keuangannya.
6. Berbagai Kendala Dalam Proses Adopsi
Sistem sosial yang bersifat tradisional dalam banyak hal nyata-
nyata menjadi penghalang atau kendala dalam proses penyebaran
serta adopsi inovasi. Meskipun sebuah inovasi sudah dikampanyekan
langsung oleh petugas pemerintahan misalnya namun tradisi dan budaya
setempat juga turut menentukan diterima atau ditolaknya sebuah
inovasi. Ciri tradisional bisa juga disetarakan dengan usia masyarakat
penerima inovasi. Individu dengan usia yang relatif tua biasanya enggan untuk menerima inovasi atau enggan
untuk mencari tahu mengenai informasi yang berkaitan dengan inovasi meskipun tidak bisa digeneralisir demikian. Para orang tua biasanya malas
atau enggan untuk mencari tahu bagaimana mengoperasikan komputer. Mereka lebih suka menyuruh anaknya atau membayar tukang ketik
daripada repot-repot menghadap layar komputer. Teknologi komputer buat mereka bukanlah hal yang sangat penting dan harus diadopsi. Mereka
membutuhkan namun usia mereka yang sudah senja seringkali membuatnya malas untuk belajar dan mencari tahu tentang bagaimana
caranya menggunakan komputer.
Hal lain yang menjadi kendala proses pengadopsian inovasi adalah persoalan kebutuhan. Memang benar dalam banyak hal kebutuhan
menciptakan inovasi dan sebaliknya penemuan inovasi juga merangsang timbulnya kebutuhan. Namun dalam banyak kasus kebutuhanlah yang
mendorong individu untuk menerima atau mengadopsi sebuah inovasi. Walaupun mereka tidak bisa mengoperasikan teknologi tersebut atau tidak
tahu apapun mengenai inovasi tersebut maka yang dilakukannya adalah mencari tahu dan belajar tentang inovasi tersebut. Hal ini dilaukan karena
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengaruh Iptek Terhadap Masyarakat dan Dinamika Budaya
115
inovasi tersebut dibutuhkan dan bermanfaat baginya. Walaupun masyarakat sudah mengetahui sebuah inovasi namun selama dia belum
membutuhkannya yang terjadi adalah penolakan atau pengadopsian terlambat akan inovasi tersebut. Biasanya hal ini akan disesuaikan dengan
kondisi keuangan individu sendiri. Apabila tidak ada uang namun sangat membutuhkan dan merasa terbantu dengan inovasi tersebut maka
pengadopsian seringkali terjadi namun sebaliknya apabila memiliki uang namun belum membutuhkan maka penolakanlah yang terjadi.
Kendala yang lain adalah bagaimana sebuah inovasi dapat menyatu dengan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Hal inilah yang
seringkali sulit dipahami oleh para agen pengenal inovasi karena kebudayaan mereka berbeda. Teknologi penggemukan sapi yang telah
diuraikan di atas adalah salah satu contoh dimana hal itu tidak berguna dalam meningkatkan gizi masyarakat di Bali atau India selama sapi masih
dianggap sebagai inatang peliharaan dewa. Artinya, hal ini berkaitan dengan kepercayaan mereka. Seringkali agen pengenal inovasi kemudian
akan menyebut masyarakat demikian sebagai masyarakat tradisional yang introvent atau tertutup terhadap perubahan. Padahal apabila lebih jeli
sebenarnya teknologi tersebut yang tidak bisa menembus sistem kepercayaan orang Bali tentang sapi.
Ambillah satu contoh teknologi yang ada di sekitar kehidupan kalian sehari-hari. Bisa berupa teknologi informasi, kesehatan, atau contoh-
contoh lain. Kemudian diskusikan teknologi tersebut berdasarkan pertanyaan di bawah ini
1.
Kapan awalnya teknologi tersebut masuk ke dalam masyarakat di sekitar kalian?
2. Bagaimana cara penyebaran teknologi itu terjadi?
3. Bagaimana respon masyarakat di sekitar kalian terhadap
teknologi tersebut? 4.
Apa saja yang mempengaruhi proses keputusan mereka dalam merespon teknologi tersebut. Misalnya, mengadopsi atau
menolak dan apa saja faktor yang mempengaruhinya? 5.
Adakah kendala dalam masyarakat di sekitar kalian yang membuat teknologi tersebut lambat dalam proses penyebarannya?
Apabila cepat maka apa yang mempengaruhinya?
Analogi Budaya:
“Mari kembangkan orientasi kecakapan pada diri kalian”
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
116
D. Perkembangan Karya dan Potensi Iptek
Pembicaraan mengenai sikap dalam melihat perkembangan Iptek harus dilihat dalam konteks suatu masyarakat dimana teknologi tersebut
berada. Kajian tentang teknologi bukanlah hal baru dalam Antropologi. Deskripsi mengenai suatu masyarakat hanya difokuskan untuk melihat
bagaimana kehidupan masyarakat tersebut kaitannya dengan teknologi yang digunakannya. Semakin lama perhatian para Antropolog mulai
bergeser untuk lebih memahami bagaimana sebuah kebudayaan berubah. Teknologi dilihat sebagai salah satu aspek yang menentukan perubahan
kebudayaan suatu masyarakat. Dengan demikian efek negatif atau positif yang ditimbulkan oleh perkembangan Iptek mulai menjadi perhatian
pokok Antropolog dalam menganalisis suatu masyarakat. Untuk itu dalam memahami perubahan kebudayaan masyarakat dan mengambil sikap
yang bijaksana atas hal tersebut maka ada baiknya jika kita melihat dahulu bagaimana perkembangan Iptek dalam masyarakat menurut kacamata
studi Antropologi.
Sejak lama para antropolog sudah meneliti masyarakat dari segi teknologinya hanya saja yang diteliti adalah masyarakat primitif atau
sederhana sehingga teknologi yang ada sifatnya juga masih sederhana. Misalnya bagaimana petani di daerah pedalaman Kalimantan atau
pegunungan di Papua bertani? Alat apa saja yang digunakannya? Terbuat dari bahan apa alat tersebut? Teknologi mereka pun disesuaikan dengan
tingkatan kehidupannya terutama bagaimana sistem mata pencahariannya. Kita ingat bahwa mata pencaharian manusia pertama
kali adalah berburu dan meramu hunting and gathering sehingga teknologi yang digunakan hanya berkisar pada kapak atau senjata yang
terbuat dari batu, kayu atau tulang-tulang binatang.
Kehidupan manusia lambat laun berubah. Dari zaman batu meningkat dengan ditemukannya besi kemudian sampai pada tahap ditemukannya
mesin dan listrik. Kehidupan manusia berubah seiring dengan teknologi yang menyertainya. Mata pencaharian tidak lagi berburu namun
meningkat ke pertanian menetap kemudian muncul pasar sampai akhirnya muncul berbagai macam jenis pekerjaan kantoran, misalnya
bank, sekolah, toko dan lain sebagainya. Sampai disini esensi dalam mempelajari teknologi masyarakat masih berkutat pada benda-benda
material yang digunakan sebagai peralatan hidupnya dan dipandang secara fungsionalitas saja.
Di unduh dari : Bukupaket.com