Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
25
4. Hubungan Seni, Seniman dan Masyarakat
Pada masa Purba, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat saat itu, karya seni terjelma dalam lukisan jari-jari tangan dan hewan buruan
dan simbol-simbol lainnya pada dinding-dinding gua. Simbol itu dimaksudkan untuk melambangkan kepercayaan dan sarana peribadatan
masyarakat pada masa itu untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada masa Hindu Budha, karya seni sangat dipengaruhi oleh nilai- nilai Hindu Budha, seperti tampak pada patung-patung yang terdapat di
berbagai candi-candi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Bali dan kawa Tengah, yang menggambarkan para dewa dengan beberapa
hiasan yang memiliki makna penting bagi masyarakat Hindu Budha, seperti Padma Teratai, Swatika, Kalamakara dan Kinnara.
Pada masa Islam, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sangat kental dengan nilai-nilai agama Islam maka lahir karya seni yang
merefleksikan simbol-simbol dan nilai-nilai Islam. Contohnya, adalah kaligrafi yang terdapat pada berbagai iptek manusia, seperti belati, tombak,
pedang dan panji-panji, pada bidang musik kita mengenal rebana yang identik dengan musik bernuansa Islam.
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga mempengaruhi karya seni Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai memasuki masa modern. Sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat maka seni yang berkembang adalah seni musik di samping berbagai jenis musik lainnya. Sumbangan nilai Barat
terhadap seni masyarakat Indonesia adalah oktaf, ritme, dan nada, yang sering membawakan nilai-nilai kesetaraan, kemerdekaan dan kebebasan.
Dintinjau dari perkembangan seni, masa ini masyarakat Indonesia memasuki masa postmodern. Jenis dan bentuk seni terus mengalami
perkembangan, eksperimen seni diadakan. Muncul seni kontemporer melengkapi seni yang sudah mapan. Seni post modern membawa struktur
perasaan yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat pendukungnya. Menurut Chris Baker 2005, struktur perasaan post modern adalah :
a.
Pengertian akan ciri hidup yang fragmentaris, ambigu, dan tak pasti b.
Kesadaran akan sentralisasi hal-hal yang mungkin terjadi. c.
Pengakuan terhadap perbedaan. d.
Percepatan laju kehidupan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
26
Seniman baik dalam arti semua orang atau orang yang menghasilkan karya seni pada hakekatnya melakukan kegiatan berkesenian sebagai
aktualisasi situasi masa kini yang dihadapi oleh masyarakat. Seniman yang menghasilkan lukisan wanita yang sangat cantik mungkin sedang
mengaktualisasikan rasa cintanya yang sangat besar terhadap wanita. Setiap orang pada dasarnya memiliki rasa cinta, itulah sebabnya lukisan
itu disukai setiap orang.
Seniman yang menghasilkan lukisan alam yang penuh kedamaian hendak menyampaikan pesan betapa baiknya hidup dalam damai, hal ini
sekaligus sebagai protes terhadap ketidakdamaian yang terjadi di masyarakatnya, dan sebagainya. Dan hampir semua seniman melakukan
kegiatan seni dengan melihat pada situasi dan kondisi masyarakatnya. Karya seni adalah pujian, protes dan aktualisasi terhadapdari situasi dan
kondisi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan seni, seniman dan masyarakat adalah:
a. Masyarakat selalu memiliki seni yang dilahirkan oleh beberapa
senimannya. b.
Masyarakat adalah sumber inspirasi bagi seniman dalam melahirkan karya seni.
c. Karya seni adalah sarana seniman untuk mengkritik dan memperbaiki
keadaan masyarakatnya.
1. Uraikanlah makna kegiatan berkesenian
2. Siapakah yang dimaksud dengan seniman?
3. Tuliskan fungsi seni dalam kehidupan manusia
4. Bagaimanakah seniman mewujudkan tanggungjawabnya
dalam melakukan kegiatan berkesenian? Jelaskan Coba kalian lakukan kegiatan wawancara dan dialog dengan seniman
di daerah kalian.
Analogi Budaya:
“Mari kembangkan orientasi kecakapan pada diri kalian”
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keragaman Bentuk dan Perkembangan Seni di Indonesia
27
C. Sikap Terhadap Dampak Potensi Seni
1. Pengertian
a. Sikap
Pengertian sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu. Sikap merupakan
respon seseorang terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sikap seseorang terhadap suatu objek pada umunya terwujud dalam dua bentuk,
yakni suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung, dan memihak atau tidak memihak. Dirangkum dari pendapat Petty dan
Cacioppo, Louis Thurstone dan La Pierre. Sikap menimbulkan opini yakni pernyataan sikap yang sangat spesifik atau sikap dalam artian yang sempit.
Opini sangat situasional dan dibentuk dari sikap yang sudah mapan.
Opini tidak selalu seiring dengan sikap. Contohnya, Orang yang bersikap tidak setuju terhadap pengguguran bayi dihadapkan pada suatu
pilihan, yakni seorang Ibu dalam proses persalinan dapat tetap hidup tetapi bayinya tidak selamat atau bayinya dapat tetap hidup tetapi ibunya tidak
selamat. Pada kasus ini kemungkinan besar orang yang bersangkutan akan memilih agar sang Ibu saja yang diselamatkan dan sang bayi diselamatkan.
Dalam kasus ini, tidak setuju terhadap pengguguran bayi adalah contoh sikap, sedang ketika dihadapkan pada situasi yang sulit dan pada akhirnya
setuju terhadap pengguguran bayi adalah contoh opini.
Pengklasifikasian sikap seseorang terhadap karya seni dapat mengambil bentuk dalam sikap radikal, liberal, moderat, status quo, dan reaksioner atau
konservatif. Dengan merujuk pada pendapat A. Lawrence Lowell, ada dua tolak ukur dalam menentukan sikap terhadap karya seni, yaitu:
1
Tanggapan seseorang terhadap keadaan sekarang, yaitu sikap puas contented dan sikap kecewa discontented.
2 Tanggapan seseorang terhadap masa depan, yaitu orang yang penuh
harapan akan kemajuan sanguine dan orang yang tidak percaya akan kemajuan nonsanguine.
Jawaban yang diajukan setiap orang terhadap tolak ukur di atas akan menunjukkan sikapnya terhadap karya seni, yakni :
1 Orang yang puas dengan keadaan dan perkembangan seni sekarang
ini dan mempunyai kepercayaan akan kemajuan seni disebut orang dengan sikap liberal.
Di unduh dari : Bukupaket.com