Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
186
Sebagian orang sangat menyukai jenis studi kuantitatif dengan alasan hasil penelitian didasarkan pada angka-angka yang pasti, kemudian diolah
dengan menggunakan statistik yang bersifat pasti pula. Studi kuantitatif sangat cocok untuk menjawab pertanyaan “apa”. Misalnya; apa penyebab
terjadinya persamaan unsur-unsur kebudayaan di dunia? Apa penyebab manusia memiliki agama, sistem religi, dan unsur kebuidayaan lainnya
Dan sebagainya. Ada beberapa ciri studi kuantitatif, yaitu : 1
Penelitian kuantitatif pada umumnya bertujuan membuktikan suatu hipotesis yang dimunculkan secara jelas dengan data empirik.
Penelitian ini akan menguji suatu teori yang mengandung hubungan antara variabel yang diteliti. Peneliti cenderung menentukan model
dan variabel yang sudah ditetapkan secara terperinci dan relatif pasti.
2 Penelitian kuantitatif menggunakan penyusunan dan penghitungan
data yang berujud angka-angka. 3
Penelitian kualitatif menggunakan asisten, angket, atau interviuw yang berstruktur untuk memperoleh dan mengumpulkan data.
4 Penelitian kuantitatif menggunakan prosedur bertingkat untuk menilai
data, mengolahnya dengan menggunakan statistik serta memberikan hasil statistik sebagai jawaban terhadap permasalahan.
5 Penelitian kualitatif menyajikan data dalam bentuk angka-angka, baik
frekuensi atau teknik penyajian data yang lain.
b. Studi Kualitatif
Studi kualitatif berusaha mendekati dan memecahkan
permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh studi kuantitatif.
Dibalik keberhasilan studi kuantitif memecahkan berbagai
permasalahan, masih banyak juga tersisa persoalan yang tidak
terpecahkan, oleh karena itu diperlukan studi kualitatif. Sangat
banyak studi Antropologi yang menggunakan studi kualitatif.
Contohnya; bagaimana proses adaptasi budaya budaya dari anak yang baru masuk sekolah? Bagaimana
akulturasi budaya terjadi pada setiap masyarakat? Sejauh mana pengaruh agama dan sistem religi terhadap kebudayaan manusia?
Sumber: Tempo, 2002
Gambar 6.7 Sistem kekerabatan di
masyarakat bisa diteliti dengan mtode kualitatif.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
187
Beberapa hal penting mengenai studi kualitatif antara lain: 1
Studi kualitatif mempunyai latar belakang alami. Studi akan menghabiskan banyak waktu di daerah studi untuk mengamati dan
memahami permasalahan secara mendalam. Orang yang melakukan studi terjun langsung dan tinggal di lapangan agar bisa memahami
konteks yang ada. Perilaku akan lebih mudah dipahami apabila dilakukan observasi langsung di daerah kejadian.
2 Studi kualitatif bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih
banyak berupa kata atau gambar daripada data dalam ujud angka- angka. Laporan yang ditulis sering mengutip data dalam rangka
menunjukkan sesuatu yang dihadapi. Studi kualitatif memiliki asumsi bahwa dalam studi tidak ada teka teki yang lepas sama sekali dari
konteksnya. Sesuatu hal pasti ada kaitannya dengan hal lainnya kalau dipelajari secara menyeluruh. Misalnya; Mengapa di malam yang
dingin ada lelaki yang merasa kepanasan? Mengapa dimalam yang dingin ada orang yang tidur di luar rumah?
3 Studi kualitatif lebih menekankan proses daripada produk. Biasanya
studi kualitatif menjawab pertanyaan “bagaimana” atau “mengapa”. Misalnya; Bagaimana sikap anggota masyarakat terhadap
masyarakatnya? Jawaban terhadap pertanyaan itu akan mempengaruhi perilakunya terhadap masyarakatnya. Pertanyaan
jenis ini menghendaki jawaban yang mengambarkan proses, bukan hasil.
4 Studi kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif.
6. Cara Berpikir Deduktif dan Induktif