Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
194
4 Pembahasan Masalah
Setelah ditemukan masalahnya tentu saja harus dibahas untuk menemukan penyebab dan jalan keluar dari masalah yang dikemukakan.
Pembahasan masalah sangat tergantung pada tipe studi yang dilakukan. Pada tipe studi kuantitatif, selain didukung oleh landasan teoritis, juga harus
dilengkapi dengan berbagai angket daftar pertanyaan yang harus di isi responden yang dapat dipilih dengan acak dan kuesioner daftar isian
yang harus diisi oleh responden yang dapat ditentukan dengan pasti, atau wawancara, kemudian hasil jawaban diolah dengan statistik dengan
menggunakan rumus-rumus tertentu. Pada tipe studi kualitatif, selain didukung oleh landasan teoritis, orang yang melakukan studi harus terjun
langsung ke lapangan untuk mengamati dan melihat secara langsung kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan permasalahan. Harus
diadakan pengamatan berhari-hari, bahkan bila perlu tinggal bersama dengan masyarakat yang akan diteliti. Hasil pengamatan ini memberikan
deskripsi dan paparan yang menyeluruh mengenai kehidupan masyarakat yang bersangkut untuk menemukan sebab-sebab permasalahan guna
mencari dan menemukan jalan keluar yang terbaik. Perhatikan contoh pembahasan masalah di bawah ini.
1. Hukum Pendidikan Indonesia
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan: Indonesia adalah negara hukum. Konsep negara hukum sudah
mengalami perkembangan yang panjang. Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim 1973 : 156: Ada dua tipe
negara hukum, yaitu negara hukum dalam arti sempit negara hukum klasik dan negara hukum dalam arti luas negara
hukum dalam arti luas. Tugas negara pada negara hukum dalam arti sempit hanya menjaga agar hak-hak rakyat jangan
dilanggar, negara tidak boleh campur tangan mengenai urusan kemakmuran rakyat. Tugas negara pada negara hukum modern,
selain menjamin hak-hak rakyat juga mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Setidaknya ada 4 empat teori tujuan negara, yaitu teori tujuan kekuasaan, teori tujuan perdamaian dunia, teori tujuan
jaminan atas hak dan kebebasan warga negara serta teori modern. Menurut teori tujuan modern yang dikemukakan oleh
Kranenburg, tujuan negara adalah mewujudkan kesejahteraan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
195
rakyat Parlindungan Siahaan, 2000 : 4. Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir suatu negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi
rakyatnya bonum publicum, common good, common weal Abdul Rozak, 2000 : 54.
Apakah tipe negara hukum dan teori tujuan negara yang dianut negara republik Indonesia? Menurut alenia 4 Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, tujuan negara Indonesia adalah : a.
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari tujuan negara demikian, dapat disimpulkan bahwa tipe
negara hukum yang dianut negara republik Indonesia adalah negara hukum dalam arti luas. Teori tujuan negara yang dianut
negara republik Indonesia adalah teori modern, yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat social service state welfare
state.
Indonesia adalah negara hukum. Hukum yang saya maksud pada makalah ini adalah hukum positive. Kaum positivisme
berpendapat bahwa hukum adalah undang-undang, tidak ada hukum di luar undang-undang. Stufenbau theori Hans Kelsen
mengajarkan suatu sistem hukum merupakan susunan hierarkhis hukum, dimana suatu ketentuan hukum tertentu
bersumber pada ketentuan hukum lainnya yang lebih tinggi. Hukum yang tertinggi disebut Grundnorm norma dasar.
Stufenbau theori dianut Indonesia. Menurut Ketetapan MPR nomor III tahun 2000, tata urutan peraturan perundang-undang
RI terdiri dari: a.
Undang-Undang Dasar 1945 b.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat c.
Undang-Undang d.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang PERPU
e. Peraturan Pemerintah
f. Keputusan Presiden
g. Peraturan Daerah
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XII SMAMA Program Bahasa
196
Untuk mewujudkan konsep negara hukum modern dan tujuan negara negara, negara Indonesia mengeluarkan berbagai
peraturan perundang-undangan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Hukum negara
Indonesia dalam bidang pendidikan dapat dipahami dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah negara Indonesia mewujudkan tujuan nasional, diantaranya
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 28C ayat 1 menegaskan: setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat ….dst. Pasal 31 ayat 1 UUD 1945
berisi setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 memerintahkan setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pasal 31 ayat 3 UUD 1945 selanjutnya
menggariskan: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 menegaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan
secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Jaminan pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia
dituang dalam bab VIII UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Agar terwujud pemerataan pendidikan,
maka pemerintah harus menjamin adanya pendidikan yang murah bagi semua orang.
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 mengenal istilah pendidikan berbasis masyarakat. Pasal 55 ayat 3 menuliskan:
dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah,
pemerintah daerah danatau sumber lain yang tidak
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
197
bertentangan dengan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal ini menjadi landasan bagi tumbuhnya
pemahaman bahwa masyarakat, khususnya orang tua peserta didik wajib belajar harus bertanggung jawab terhadap
pendanaan penyelenggaraan pendidikan.
Memang di satuan sekolah menengah atas tertentu diperkenalkan juga istilah subsidi silang. Orang tua peserta didik
yang kaya menanggung lebih banyak biaya pendidikan untuk mensubsidi biaya pendidikan peserta didik dari orang tua yang
kurang beruntung secara ekonomi. Orang tua peserta didik menanggung biaya pendidikan menurut kemampuannya.
Orang tua yang sangat kaya menanggung menurut kemampuannya. Orang tua kaya menanggung menurut
kemampuannya dan orang tua miskin menanggung menurut kemiskinannya. Tetapi setahu penulis, masih belum ada sekolah
menengah atas yang memberlakukan subsidi silang ini, yang berlaku adalah semua anak menanggung biaya pendidikan
yang sama kuantitasnya.
2. Birokrasi Pendidikan Indonesia