Reksa Dana Saham yang memiliki Kinerja Positif dan Outperform

kinerja positif dan 41 reksa dana saham negatif. Reksa dana dengan hasil yang positif menunjukkan bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko, sedangkan untuk kinerja negatif return yang dihasilkan lebih rendah dari return investasi bebas risiko. Perbandingan kinerja reksa dana saham terhadap bencmark dengan menggunakan metode jensen, pada tahun 2013 terdapat 47 reksa dana saham memiliki kinerja outperform dan sisanya 1 reksa dana saham underperform terhadap benchmark. Pada tahun 2014 tidak ada reksa dana saham yang memiliki kinerja outperform dan sebanyak 48 reksa dana saham underperform terhadap bnechmark. Kemudian pada tahun 2015 sebanyak 48 reksa dana saham memiliki kinerja outperform dan tidak ada reksa dana saham yang berkinerja underperform terhadap benchmark. Reksa dana saham terbaik pada tahun 2013 berdasarkan metode jensen adalah reksa dana First State Indoequity High Conviction Fund dengan nilai Treynor sebesar 0,01365 dan berstatus outperform. Kemudian pada tahun 2014, reksa dana dengan kinerja terbaik adalah reksa dana Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund dengan nilai jensen 0,16067 dan berstatus underperform. Pada tahun berikutnya reksa dana saham terbaik adalah reksa dana Schoder Dana Prestasi Plus dengan nilai Jensen 0,0047 dan berstatus outperform.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat diperhatikan oleh pembaca yaitu : 1. Penelitian ini hanya terbatas pada 48 reksa dana saham yang belum tentu memiliki kinerja terbaik diantara populasi reksa dana saham yang ada. 2. Penelitian ini hanya menggunakan IHSG sebagai benchmark return pasar.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya maka disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Investor

Investor sebaiknya memilih reksa dana saham dengan kinerja positif dan memiliki status outperform terhadap kinerja benchmark ke dalam portofolio investasi mereka.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Setiap metode dan benchmark yang digunakan akan menghasilkan penilaian yang berbeda-beda terutama pada tingkat kinerja terbaik. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan metode-metode perhitungan kinerja reksa dana seperti metode � 2 dan Information Ratio, sehingga dapat dibandingkan dengan penelitian yang sudah ada. Para peneliti selanjutnya juga dapat mengganti benchmark