IHSG Return dan Risiko Reksa Dana

RFR = Risk Free Rate β = Beta Rd = Reksa dana Treynor berargumentasi bahwa portofolio yang dibentuk mengabaikan risiko unik dan meninggalkan risiko sistematik yang dapat diukur dengan beta. c Metode Jensen Metode Jensen juga melibatkan faktor beta β di dalam perhitungannya yang didasarkan atas perkembangan Capital Asset Pricing Model CAPM. Model ini menilai kinerja manajer investasi dalam menghasilkan nilai positif alfa alpha. Semakin tinggi nilainya, semakin baik kinerja dari reksa dana tersebut. metode jensen dapat diukur dengan persamaan sebagai berikut: � = �� ̅̅̅̅ − �� ̅̅̅̅ − �� − ̅̅̅̅̅̅̅̅ �� ̅̅̅̅̅ Jogiyanto, 2013 Dimana : α = Nilai perpotongan Jensen �� ̅̅̅̅ = Rara-rata return Reksa Dana �� ̅̅̅̅ = Rata-rata return investasi bebas risiko �� ̅̅̅̅̅ = Rata-rata return pasar IHSG

B. Penelitian yang Relevan

1. Pinastiko 2014 melakukan penelitian tentang kinerja reksa dana Saham Menggunakan Metode Risk Adjusted Return di BEI Bursa Efek Indonesia memperoleh hasil sebagai berikut : a Metode Sharpe, pada tahun 2011-2013, terdapat 20 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif dan 32 reksa dana saham memiliki kinerja negatif. pada tahun 2012, 42 reksa saham memiliki kinerja positif dan 10 reksa dana saham yang memiliki kinerja negatif. pada tahun 2013 hanya terdapat 6 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, 46 reksa dana saham lainnya memiliki kinerja yang negatif. b Metode treynor, dengan proxy IHSG pada tahun 2011 terdapat 20 reksa dana saham dengan kinerja positif dan 32 reksa dana saham dengan kinerja negatif. pada tahun 2012, terdapat 42 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, 10 reksa dana lainnya memiliki kinerja negatif, sedangkan pada tahun 2013, hanya terdapat 6 reksa dana yang memiliki kinerja yang positif, 46 reksa dana lainnya memiliki kinerja negatif. c metode jensen, pada tahun 2011, terdapat 19 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, 33 reksa dana saham lainnya memiliki kinerja yang negatif. pada tahun 2012, terdapat 12 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, 40 reksa dana saham lainnya memiliki kinerja yang negatif, sedangkan pada tahun 2013, terdapat 19 reksa dana saham dengan kinerja positif, 33 reksa dana saham lainnya memiliki kinerja negatif. d Metode � 2 , pada tahun 2011, terdapat 19 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, 33 reksa dana saham memiliki kinerja negatif. pada tahun 2012, terdapat 12 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, 40 reksa dana saham lainnya memiliki kinerja negatif. pada tahun 2013, terdapat 23 reksa dana saham yang memiliki kinerja positif, sedangkan 29 reksa dana saham lainnya memiliki kinerja yang negatif. 2. Penelitian oleh Rofiqoh 2012 yang berjudul analisis kinerja reksa dana saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data reksa dana saham periode 2008-2010. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu : a Berdasarkan tingkat pengembalian rata-rata menunjukkan 9 dari 10 reksa dana saham memperoleh hasil positif yang menandakan berinvestasi di reksa dana saham dapat memberikan keuntungan, terkecuali untuk reksa dana mega dana saham menanggung kerugian dengan return negatif sebesar -5,01. b Berdasarkan tingkat risiko dimana standar deviasi digunakan sebagai tolak ukur penyimpangan menandakan bahwa 10 sepuluh reksa dana saham mempunyai standar deviasi lebih kecil yang berarti memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dari pasar. c Berdasarkan kinerja pembanding yaitu kinerja pasar dan investasi bebas risiko, dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia dengan average return 7,42, terdapat 6 enam reksa dana saham yang menghasilkan kinerja lebih baik. Dengan tolak ukur LQ-45 yang memiliki average return 20,73 terdapat 2 dua reksa dana saham yang mempunyai kinerja lebih baik yaitu panin dana maxima sebesar 38,36 dan panin dana prima sebesar 31,12, dan dengan tolak ukur IHSG sebesar 33,20 hanya reksa dana saham panin dana maxima yang menghasilkan kinerja terbaik. Berdasarkan metode Sharpe dan Jensen terdapat 2 dua reksa dana saham yang mampu melampaui kinerja IHSG dan LQ- 45 yaitu reksa dana saham panin dana maxima dan panin dana prima. d Berdasarkan metode treynor terdapat 3 tiga reksa dana saham yang mempunyai kinerja lebih baik dari pasar yaitu reksa dana saham panin dana maxima, panin dana prima dan manulife saham andalan 3. Penelitian yang dilakukan oleh Magdalena 2012 dengan penelitian yang berjudul penilaian produk reksa dana dengan menggunakan metode penghituangan jensen alpha, sharpe ratio, treynor ratio, m- square dan information ratio studi kasus : PT NISP Asset Management Bandung tahun 2008 – 2009, berdasarkan analisis dengan 5 metode di atas diperoleh hasil bahwa terdapat produk-produk reksa dana yang memiliki return di atas pasar yaitu ISP, Dana siaga, dana tetap likuid, dana handal, dana tetap ii, dan flexi growth. Reksa dana yang memiliki kinerja paling baik diantara Reksa Dana yang telah disebutkan menurut 5 metode yang digunakan adalah reksa dana Indek Saham Progresif ISP. 4. Pujiarti 2009 melakukan penelitian tentang reksa dana saham dengan judul “analisis kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode sharpe dan jensen untuk Periode 2005- 2009”. Berdasarkan kedua metode tersebut diperoleh hasil bahwa kinerja reksa dana saham terbaik menggunakan metode sharpe adalah reksa dana schorder dana prestasi plus, yaitu sebesar 48,9 sedangkan indeks pasarnya 32,3. Reksa dana yang memiliki kinerja terbaik menggunakan metode jensen yaitu fortis ekuitas yaitu sebesar 8,52, sedangkan indeks pasarnya sebesar 0,01.

C. Kerangka Pikir

1. Kinerja reksa dana merupakan hal yang wajib diketahui oleh investor maupun calon investor karena kinerja dapat dijadikan sebagai tolok ukur baik tidaknya suatu reksa dana. Investor yang tidak memahami perilaku pasar akan sangat kesulitan dalam menentukan keputusan investasi. Saat ini semakin banyak jenis investasi yang ditawarkan oleh perusahaan yang tentunya menghasilkan persaingan yang ketat antar perusahaan penyedia jasa investasi. Oleh karena itu investor perlu untuk mengetahui informasi dari suatu reksa dana agar dapat menentukan keputusan yang tepat. Keputusan tersebut dapat berupa pemilihan investasi beserta perkiraan return yang mampu dihasilkan oleh reksa dana yang dipilih. Cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis kinerja dari reksa dana pada penelitian kali ini adalah dengan melihat jumlah NAB bulanan dari setiap reksa dana, kemudian dibandingkan dengan IHSG sebagai benchmark dan suku bunga Bank Indonesia sebagai suku bunga bebas risiko risk free rate. Kemudian dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan Risk-Adjusted Return dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. a Metode Sharpe Metode Sharpe menurut Jogiyanto 2013 sering disebut juga dengan Reward to Variability RVAL. Metode Sharpe mengukur return suatu portofolio terhadap standar deviasi atau total risikonya Jones, 2000. Metode tersebut menggunakan konsep garis pasar modal capital market line. Tingkat pengembalian return merupakan premi reksa dana saham yang terdiri dari return dan rata-rata kinerja investasi bebas risiko reksa dana. Return dapat terlihat dari selisih