Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

tersebut, sehingga akan menjadi persamaan. Reksa dana yang dikategorikan baik memiliki kinerja portofolio di atas kinerja harga pasar sesuai risiko yang dimiliki. 2. Kemudian setelah ditemukan hasil penilaian kinerja yang dihitung menggunakan metode sharpe, treynor, dan Jensen, maka langkah selanjutnya yaitu membandingkannya dengan return benchmark IHSG. Hal ini dilakukan untuk menentukan reksa dana saham yang memiliki kinerja outperform dan underperform terhadap IHSG.

D. Paradigma Penelitian

Gambar 1. Paradigma Penelitian Jensen Kinerja Reksa Dana Saham Treynor Sharpe Underperform Outperform Return Pasar Beta β Standar Deviasi Rata-rata Return Risk Free Rata-rata Return Reksa Dana Rata- rata Return Reksa Dana Rata-rata Return Reksa Dana Rata-rata Return Risk Free Rata-rata Return Risk Free Beta β Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori di atas maka timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja reksa dana saham berdasarkan metode sharpe, treynor, dan jensen? 2. Reksa dana saham mana yang memiliki kinerja outperform dan underperform terhadap IHSG? 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dari data yang ada. Kuncoro, 2007. Penulis menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mencari kinerja reksa dana saham, dengan demikian IHSG di sini berperan sebagai benchmark dari kinerja Reksa Dana tersebut.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sharpe Ratio Metode sharpe merupakan jenis metode yang melibatkan Premium Risk sebagai perbedaan antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksa dana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko risk free rate. Metode sharpe dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut: ℎ��� = �̅ � −� � �� Jogiyanto, 2013 Dimana : Sharpe = Nilai sharpe ratio reksa dana �̅ � = Rata-rata return dana pada periode t � � = Rata-rata return investasi bebas risiko pada periode t � � = Standar deviasi return reksa dana 2. Treynor Ratio Pengukuran dengan metode treynor dapat dikatakan mirip dengan metode Sharpe hanya saja di dalam metode Treynor terdapat pembagi beta yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Metode Treynor dapat diukur dengan persamaan sebagai berikut: Tr = ���−��� ��� Jogiyanto, 2013 Dimana : R = Return reksa dana RFR = Risk Free Rate β = Beta Rd = Reksa Dana 3. Jensen Metode jensen didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model CAPM. Metode Jensen menilai kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Metode jensen dirumuskan sebagai berikut : = � � − � � − � � − � � Pratomo, 2004 Dimana : = Ukuran kinerja reksa dana jensen � � = Rata-rata return reksa dana pada periode t � � = Rata-rata return investasi bebas risiko pada periode t � = Rata-rata return pasar pada periode t � = Beta portofolio Alpha α yang positif menyatakan portofolio memiliki rata- rata tingkat pengembalian di atas dan dikatakan memiliki kinerja superior, atau memiliki kinerja baik. Alpha α negatif menandakan portofolio tersebut memiliki rata-rata tingkat pengembalian di bawah pasar dan memiliki kinerja inferior, atau memiliki kinerja tidak baik. 4. Rate of Return Reksa Dana Menurut Jogiyanto 2013 Rate of Return RoR merupakan tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Untuk menentukan return NABunit