8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Implementasi kebijakan bahasa isyarat yang dikaitkan dengan kecerdasan
intelegensi mengalami hambatan dalam hal penerapan di masyarakat. 2.
Sulitnya anak tuna rungu untuk melakukan komunikasi dengan warga sekolah dan masyarakat.
3. Adanya kendala dalam mata pelajaran matematika karena terdiri dari
simbol – simbol.
4. Anak tuna rungu cenderung rendah diri dalam berkomunikasi di
masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan dalam permasalahan, maka dalam penelitian ini, permasalahan hanya dibatasi pada
implementasi kebijakan bahasa isyarat berkaitan dengan kecerdasan intelegensi.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
“Bagaimana implementasi kebijakan bahasa isyarat di sekolah dan masyarakat dilihat dari faktor pendukung dan penghambat berkaitan dengan
kecerdasan intelegensi” ?
9
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :
1. Implementasi kebijakan bahasa isyarat di SLB berkaitan dengan
kecerdasan intelegensi. 2.
Faktor pendukung dan penghambat komunikasi anak tuna rungu di masyarakat dan sekolah
3. Kendala saat anak menerima pelajaran matematika.
4. Sebab anak rendah diri ketika berada di masyarakat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai impementasi kebijakan bahasa isyarat yang terlaksana dengan adanya
proses pendidikan yang melibatkan anak, peserta didik, dan lingkungan. 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Peneliti Mampu mengembangkan metodologi penelitian serta menerapkan
berbagai teori yang didapat di bangku kuliah dan memberi informasi mengenai implementasi kebijakan bahasa isyarat serta kecerdasan.
b. Bagi Guru
Mampu memberikan metode bahasa isyarat yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan pada seorang anak.
10
c. Bagi anak
Mampu mengembangkan kecerdasan intelegensi yang ada pada dirinya
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Implementasi Kebijakan 1.
Implementasi
Implementasi menurut Kamus Webster diartikan sebagai to provide the means carrying out yang berarti menyediakan sarana untuk
melaksanakan sesuatu, to give practical effect to dengan arti menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu Solichin Abdul Wahab, 2002: 64.
Sedangkan menurut Grindle Sudiyono, 2007: 77 bahwa implementasi kebijakan pendidikan sesungguhnya tidak semata - mata terbatas pada
mekanisme penjabaran keputusan - keputusan politik ke dalam prosedur rutuin melalui saluran birokrasi, tetapi terkait dengan masalah konflik.
Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier Solichin Abdul Wahab, 2012: 135, menjelaskan makna implementasi ini dengan
mengatakan bahwa : memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian
implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian - kejadian dan kegiatan - kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman - pedoman
kebijaksanaan negara, yang mencakup baik usaha - usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat atau dampak
nyata pada masyarakat atau kejadian - kejadian.
12
2. Teori Implementasi
a. Implementasi kebijakan sebagai model proses atau alur yang berarti
kebijakan yang disusun oleh pemerintah diarahkan atau ditujukan untuk mengadakan perubahan, dengan kata lain kebijakan sebagai sebuah
“social engineering” rekayasa sosial, yaitu kebijakan ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mengubah masyarakat sebagai kelompok
sasaran, Smith Sudiyono,2007: 83 b.
Implementasi sebagai pendekatan “the top down Approach” bahwa untuk mewujudkan implementasi yang sempurna diperlukan
persyaratan tertentu, Brian w. Hogwood dan Lewis A. Gun Sudiyono, 2007: 85.
c. Implementasi kebijakan sebagai sebuah sebuah abstraksi hubungan
berbagai faktor yang mempengaruhi hasil atau kinerja kebijakan. Teori ini dikemukakan oleh Meter dan Horn. Menurut mereka implementasi
kebijakan sebagai sebuah abstraksi yang memperhatikan hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi hasil atau kinerja suatu
kebijakan. d.
Implementasi sebagai evolusi yang mengatakan bahwa implementasi merupakan proses redefinisi terhadap tujuan dan hasil. Ini artinya
sebuah implementasi kebijakan dikatakan berhasil bilamana selalu diikuti oleh adanya perubahan secara incremental.
13
3. Kebijakan
Kebijakan merupakan sebuah rekayasa sosial. Sebagai sebuah rekayasa sosial, maka kebijakan dirumuskan oleh pemerintah. Tentu saja
rumusan kebijakan ini secara esensial sesuai dengan permasalahan yang ada. Persoalan yang sering terjadi adalah formulasi kebijakan sebagai
sebuah bahasa buatan bukan permasalahan pokoknya, sehingga seringkali kebijakan tidak menyelesaikan permasalahan, bahkan sebuah kebijakan
dapat menimbulkan permasalahan baru Sudiyono, 2007: 1 Kebijakan harus lahir dari hakikat manusia dan hakikat dari proses
pendidikan yang melibatkan anak, pendidik, dan hubungan intrapersonal di dalam suatu masyarakat yang berbudaya dan beretika.
Kebijakan umumnya dimaknai sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh perorangan atau kelompok. Pengertian
ini memberikan makna bahwa kebijakan merupakan suatu rangkaian tindakan, yang berarti tindakan tersebut tidak terbatas satu tindakan
melainkan beberapa tindakan. Jadi implementasi kebijakan merupakan sebuah penerapan
rekayasa sosial yang disusun secara sistematis guna kemajuan pendidikan khususnya, kebijakan diambil setelah melalui berbagai proses
perundingan.
14
B. Bahasa
1. Bahasa
Bahasa adalah komunikasi atau ekspresif fikir dan perasaan, yang berwujud vokal, dan merupakan kombinasi dari beberapa bunyi atau
simbol tertulis yang mengandung arti, Webster Sardjono, 2005: 5. Dilain hal hakikat bahasa pada prinsipnya meliputi kemampuan pengungkapan,
pemahaman, ingatan serta sikap moral dalam kaitannya dengan keterampilan berbahasa. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan
menangkap simbol,
mengungkapkan kalimat,
pemahaman dan
keterampilan berbahasa baik pasif maupun aktif serta penggunaan kata - kata yang tepat dan terstruktur menurut tarmansyah Sardjono, 2005:5.
Maka dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang berwujud suatu vokal ataupun tulisan yang berpadu
sehingga mengandung arti satu sama lain.
2. Fungsi Bahasa
Sardjono 2005: 7 wujud bahasa dapat digunakan sebagai alat komunikasi karena sifatnya yang mengandung makna. Wujud bahasa ada
yang berbentuk suara yang kemudian bahasa lisan, yang berbentuk gerakan tubuh, bunyi benda - benda tertentu disebut bahasa isyarat yang
berbentuk lambang - lambang bunyi disebut bahasa tulisan . a.
Bahasa sebagai alat komunikasi, manusia disamping sebagai individu yang berdiri sendiri juga sebagai mahluk sosial. Dan ini dapat diartikan
bahwa perhubungan antar manusia merupakan kebutuhan hidup
15
mereka. Dan perhubungan tersebut akan lebih berarti dan dapat saling mengerti bila mereka memakai alat penghubung. Fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi, sebenarnya telah timbul dari adanya tanggapan seseorang terhadap ucapan anak atau reaksi anak terhadap ucapan
seseorang. b.
Bahasa sebagai alat penyimpanan, dalam kehidupan manusia, lahirlah kebudayaan - kebudayaan yang bersifat agresif, selalu berubah - ubah
bertambah dan tumbuh sesuai dengan pertumbuhan dan kemajuan manusia, selanjutnya lama kelamaan makin banyaklah macam ragam
kebudayaan yang tertumpuk mulai dari kebudayaan kuno hingga kebudayaan yang terbaru. Jadi bahasa tulis dapat berguna sebagai alat
penyimpan. c.
Bahasa sebagai alat penolong, bahasa juga sebagai alat penolong untuk memproduksikan apa yang telah diketahui, menolong untuk
menyatakan fikiran, perasaan dan pengetahuan ilmu - ilmu yang telah dimiliki, juga menolong untuk menjelaskan hal - hal yang abstrak
menjadi kongkrit. Jadi jelaslah bahwa bahasa mempunyai banyak kegunaan yang banyak.
d. Fungsi bahasa juga sebagai wadah pengantar makna, maksudnya
rangsangan yang diterima anak sejak lahir, mengucapkan sesuatu, menimbulkan tanggapan atau reaksi tertentu pada orang lain. Karena
pengalaman ia juga mengetahui bahwa ucapan seseorang selalu dihubungkan dengan benda, atau situasi tertentu. Dengan saling
16
menanggapi ucapan, menyadarkan anak bahwa suara atau ucapan merupakan wadah pengantar makna. Dari bahasa yang dibentuk oleh
suara atau ucapan dapat dijadikan alat penghubung dengan orang lain. e.
Fungsi bahasa yang berhubungan dengan fakta, mula - mula pengenalan akan makna kata itu melalui penghayatan nama - nama benda kemudian
dilanjutkan dengan penghayatan melalui tingkah laku, baru penghayatan melalui perasaan, fikiran, yang merupakan gabungan dari
fakta - fakta. Menurut penjelasan di atas maka fungsi dari bahasa dapat
diartikan menjadi alat komunikasi dalam bermasyarakat sehari – hari.
Dan digunakan sebagai pengungkapan suatu makna yang akan disampaikan kepada orang lain.
C. Bahasa Isyarat
1. Bahasa Isyarat
Gebaren Lani bunawan, 1997:11 bahwa isyarat telah memegang peran yang penting dalam pendidikan anak tuna rungu. Ternayata bahwa
maksud dan interprestasi orang tentang istilah isyarat ini tidak selalu sama. Metode manual dapat diartikan sebagai metode yang menggunakan isyarat
bahasa isyarat manual language sebagai media komunikasi dengan anak tuna rungu. Apa yang dimaksud bahasa isyarat atau manual secara
harfiah menurut A. Van Uden Lani Bunawan, 1997: 11 artinya bahasa dengan menggunakan tangan, walaupun dalam kenyataan, ekspresi muka
dan lengan juga digunakan atau berperan.
17
2. Jenis Isyarat
Menurut Lani Bunawan jenis isyarat sebagai berikut : a.
Bahasa isyarat dapat diartikan sebagai dactylology atau “bahasa jari” atau juga lebih dikenal dengan sebutan abjad jari ejaan jari finger
spelling . Sistem ini masih dibedakan menjadi 2 yaitu : gerak posisi yang menggambarkan abjad atau ejaan dan gerak posisi jari yang
menggambarkan bunyi bahasa. b.
Istilah isyarat juga sering digunakan untuk menunjukkan bahasa tubuh atau body language. Bahasa tubuh meliputi keseluruhan ekspresi tubuh
seperti sikap tubuh, ekspresi muka mimic, pantomimic, dan gesti gerak yang dilakukan seseorang secara wajar dan alami.
c. Bahasa isyarat asli alami adalah suatu isyarat sebagaimana digunakan
anak tuna rungu berbeda dari bahasa tubuh merupakan suatu ungkapan manual dengan tangan yang disepakati bersama pemakai.
d. Bahasa isyarat formal dikembangkan menjadi 1 bahasa isyarat yang
dinamakan sign English atau siglish atau amelish, bahasa ini merupakan gabungan atau campuran antara bahasa isyarat asli dengan bahsa inggris
dengan ciri mengikuti urutan dan tata bahasa inggris lisan, kebanyakan kosa kata isyarat sama dengan isyarat yang digunakan dalam ASL atau
BSL, 2 bahasa isyarat yang memiliki struktur yang tepat sama dengan bahasa lisan masyarakat. Bahasa isyarat ini digolongkan dalam bahasa
isyarat structural dan ciri - cirinya yaitu satu isyarat mewakili satu kata,
18
menggunakan ejaan jari sebagai penunjang untuk gejala bahasa yang sukar dibuatkan isyarat.
D. Perkembangan
1. Perkembangan Manusia
Perkembangan manusia secara psikologis merupakan suatu yang merujuk pada perubahan - perubahan tertentu yang terjadi di dalam
kehidupan manusia sejak masa hidup hingga meninggal. Perubahan dalam perkembangan manusia terjadi secara berurutan dan setiap urutan
perubahan mempunyai masa tertentu yang relatif panjang seperti masa usia dini, kanak - kanak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
Perkembangan adalah proses - proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan maturity yang berlangsung secara sistematik
dan progresif, Lefrancois dkk Santrock, 2007: 7. Sependapat dengan Moh. Surya Santrock, 2007: 8 perkembangan merupakan perubahan
secara progresif maju dalam diri organisme dalam pola - pola yang memungkinkan terjadinya fungsi fungsi baru.
Penjelasan perkembangan di atas dapat disimpulkan sebagai suatu perubahan yang membutuhkan waktu tidak singkat dan terjadi secara
berurutan dari lahir hingga manusia tersebut meninggal. Dalam perkembangan tersebut menemukan berbagai fase - fase yang akan
mengubah diri manusia menuju kearah yang lebih baik dan bersifat meningkat.
19
2. Karakteristik Perkembangan Manusia
Paul Baltes Santrock, 2007: 11-12 seorang peneliti di bidang psikologi perkembangan dan seperti yang dikutip oleh menjelaskan
bahwa perkembangan manusia memiliki tujuh karakteristik dasar yaitu : a.
Perkembangan berlangsung sepanjang hidup yang adalah perkembangan manusia terjadi sangat pesat pada usia dini. Pada usia
selanjutnya, perkembangan tersebut tetap berlangsung dengan pesat sampai anak mencapai usia dewasa. Setelah mencapai pada usia
dewasa, perkembangan menjadi lebih stabil. Saat mencapai usia tua maka perkembangan manusia menjadi menurun.
b. Perkembangan manusia bersifat multidimensional yaitu perkembangan
dalam diri manusia memiliki berbagai dimensi seperti dimensi kognitif, dimensi kecerdasan, dimensi sosioemosional.
c. Perkembangan manusia bersifat multidireksional adalah perkembangan
manusia pada dimensi tertentu dapat berkembang dengan pesat sementara pada dimensi lainnya menurun. Misalnya seorang yang
dewasa mampu bertindak bijaksana dengan menggunakan kematangan intelektual dan pengalaman yang dimilikinya dapat mengambil
keputusan tepat, namun pada waktu melakukan kegiatan yang membutuhkan ingatan dalam memproses informasi, ia tidak melakukan
dengan baik. d.
Perkembangan manusia bersifat fleksibel yang artinya dalam perkembangan ini ditentukan oleh berbagai kondisi yang dialaminya
20
sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, perkembangan manusia mengikuti berbagai alur perkembangan. Misalnya, ingatan orang dewasa yang
telah memasuki masa usia tua dapat ditingkatkan melalui training atau melalui berbagai kebiasaan yang membantu mempertahankan daya
ingat, seperti menstimulasi otak dengan membaca serta menulis. e.
Perkembangan manusia mengandung sejarah perkembangan yaitu seorang individu sangat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan
hidupnya. Misalnya, seperti orientasi wanita yang hidup di tahun 1950 akan berbeda dengan wanita yang hidup di era globalisasi. Dimana
tahun 1950 diorientasikan pada fungsinya sebagai wanita pengurus rumah tangga yang lemah, lembut, dan patuh pada suami.
f. Studi tentang perkembangan manusia bersifat mutlidisiplin yaitu dalam
studi perkembangan manusia ini melibatkan berbagai ahli dari disiplin ilmu, sosiologis, antropologis, sosiologis, dan pendidikan. Semuanya
memberikan masukan dalam membuka rahasia perkembangan manusia.
g. Perkembangan manusia bersifat kontekstual yaitu manusia memberikan
respon dan bertindak berdasarkan konteks yang mencakup biologis, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Dapat disederhanakan sejalan
dengan berubahnya waktu dan zaman maka perkembangan akan mengikutinya
Dari berbagai karakteristik di atas dapat ditarik kesimpulan dimana perkembangan anak dari kecil menuju dewasa membutuhkan berbagai
21
faktor seperti daya ingat, dimensi kecerdasan serta berbagai hal yang melekat pada seorang anak demi menunjang keberhasilan dalam proses
perkembangan. Semua hal tersebut saling berhubungan satu sama lain seperti contoh perkembangan berlangsung seumur hidup tapi dalam
perjalanan tersebut seseorang memiliki tingkat kecerdasan untuk memberikan informasi yang ia dapat.
3. Prinsip – Prinsip Perkembangan Manusia
Untuk lebih memahami perkembangan manusia secara menyeluruh perlu dilandasi dengan adanya pengetahuan mengenai fakta dasar yang
berhubungan dengan perkembangan serta sering disebut dengan prinsip - prinsip perkembangan, prinsip ini menunjuk adanya beberapa pemikiran
yang perlu dipedomani dalam usaha memahami perkembangan. Hurlock Endang Poerwanti dkk, 2002: 30 menjelaskan bahwa
prinsip - prinsip perkembangan tersebut meliputi : a.
Perkembangan melibatkan adanya perubahan yaitu dalam hal ini perkembangan selalu ditandai dengan perubahan yang bersifat
progresif, bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan jaman. Perubahan juga meliputi hilangnya ciri lama untuk
mendapatkan ciri baru. b.
Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya yaitu perkembangan
merupakan suatu
proses kontinum,
dimana perkembangan sebelumnya mempengaruhi apa yang terjadi pada hal
selanjutnya.
22
c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar adalah
hasil keduanya sering terintegrasi satu sama lain untuk membentuk suatu perkembangan.
d. Pola perkembangan dapat diramalkan : dalam pola ini mengikuti pola
umum maka dengan melakukan pengamatan longitudional sejak awal perkembangan anak, maka akan dapat diramalkan pola perkembangan
berikutnya baik yang menyangkut pertumbuhan fisik maupun psikis. e.
Dalam perkembangan ditemui perbedaan individual. Secara garis besar, peristiwa perkembangan mempunyai atau
mengikuti prinsip - prinsip perkembangan sebagai berikut Atmodiwirjo Endang Poerwanti dkk, 2002: 132 :
a. Perkembangan tidak terbatas dalam arti ini tumbuh menjadi besar,
namun mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif dan teratur. Jadi semua tahap saling berhubungan satu sama lain serta tidak
berdiri sendiri. b.
Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi. Prinsip dalam diferensiasi berarti ada prinsip totalitas pada diri anak. Dari
penghayatan totalitas tersebut maka lambat laun bagian – bagiannya
akan menjadi menjadi sangat nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
c. Perkembangan dimulai dari respon respon - respon yang sifatnya umum
menuju yang khusus. Contoh bayi yang selalu tersenyum melihat orang
23
- orang, namun lambat laun seiring berkembang dapat membedakan senyuman tersebut.
d. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung
secara berantai. e.
Setiap anak memiliki tempo kecepatan perkembangan sendiri - sendiri. Pada setiap anak, terdapat impuls untuk berkembang dengan caranya
sendiri, untuk melatih semua bakat serta kemampuannya. f.
Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan. Artinya perkembangan manusia tidak tetap
terkadang bisa baik bahkan bisa juga turun. g.
Setiap anak, seperti juga orgasnisme lainnya, memiliki dorongan dan hasrat mempertahankan diri dari hal - hal yang negatif seperti rasa sakit,
rasa tidak aman, dan kematian. h.
Dalam perkembangan terdapat masa peka. Masa peka ini ialah suatu massa dalam perkembangan anak, saat fungsi jasmani ataupun rohani,
dapat berkembang dengan cepat jika mendapat latihan yang baik dan kontinyu.
i. Perkembangan tiap anak pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan anak. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip
perkembangan melibatkan perubahan yang bersifat progresif dan nantinya ditemukan perbedaan individual di dalam perkembangan. Untuk
24
perkembangan sendiri setiap anak memiliki tempo kecepatan sendiri - sendiri.
E. Tuna Rungu
1. Tuna rungu
Haenudin 2013: 53-54 tuna rungu adalah peristilahan secara umum yang diberikan kepada anak yang mengalami kehilangan atau kekurang
mampuan mendengar, sehingga ia mengalami gangguan dalam melaksanakan kehidupannya sehari - hari. Secara garis besar tuna rungu
dapat dibedakan menjadi dua yaitu tuli dan kurang dengar. Istilah tuna rungu berasal dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya
kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tuna rungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara.
Apabila dilihat secara fisik, anak tuna rungu tidak berbeda dengan anak dengar pada umumnya, tetapi ketika dia berkomunikasi barulah diketahui
bahwa mereka tuna rungu. Untuk mengetahui lebih lanjut hakikat tuna rungu, dibawah ini
akan dikemukakan beberapa pendapat, antara lain Van Uden 1997 dalam Murni Winarsih 2007:6 sebagai berikut :
A deaf person is one whose hearing is disabled to an axtent ussualy 70 dBISO or greater that precludes the understanding of speech
through the ear alone without our with the use of hearing aid. A hard of hearing person is one whose hearing is disabled to an extent
ussualy 35 to 69 dB ISO that makes difficult, but does not precludes the understanding of speech through the ear alone without or with
the use of hearing aid.
25
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa seseorang dikatakan tuli jika kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 70 ISO dB, atau
lebih, sehingga ia tidak dapat mengerti pembicaraan orang lain melalui pendengarannya sendiri, tanpa atau menggunakan alat bantu mendengar.
Sedangkan seseorang dikatakan kurang dengar apabila kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 35dB sampai 69 dB ISO, sehingga ia
mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan orang lain melalui pendengarannya sendiri, tanpa atau dengan alat bantu mendengar ABM.
2. Jenis – Jenis Ketuna runguan
Ketuna runguan secara anatio fisiologis dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis Haenudin, 2013: 62- 63 yaitu :
a. Tuna rungu hantaran Konduksi, yaitu ketuna runguan yang
disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya alat - alat penghantar getaran suara pada telinga bagian tengah. Ketuna runguan
konduksi A Conductive hearing loss terjadi karena pengurangan intensitas bunyi yang mencapai telinga bagian dalam, dimana syaraf
pendengaran berfungsi.
b. Tuna rungu syaraf Sensorineural, yaitu ketuna runguan yang
disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya alat - alat pendengaran bagian dalam syaraf pendengaran yang menyalurkan
getaran ke pusat pendengaran pada Lobus Temporalis.
26
c. Tuna rungu campuran, yaitu ketuna runguan yang disebabkan
kerusakan pada penghantar suara dan kerusakan pada syaraf
pendengaran.
Jadi jenis dari tuna rungu tersebut dibagi menjadi tiga yaitu tuna rungu hantaran yang diakibatkan kerusakan atau tidak berfungsinya alat
- alat penghantar getaran suara pada telinga bagian tengah, tuna rungu syaraf ditimbulkan karena tidak berfungsinya alat - alat pendengaran
bagian dalam syaraf pendengaran yang menyalurkan getaran ke pusat pendengaran, serta tuna rungu campuran yaitu ketuna runguan yang
disebabkan karena kerusakan pada penghantar suara dan kerusakan
pada syaraf pendengaran. 3.
Karakteristik Tuna rungu
Haenudin 2013: 66-67 anak tuna rungu apabila dilihat dari segi fisiknya tidak ada perbedaan dengan anak pada umumnya, tetapi sebagai
dampak dari ketuna runguan mereka memiliki karaktersitik khas. Berikut ini merupakan karakteristik anak tuna rungu dilihat dari segi intelegensi,
bahasa dan bicara, serta emosi dan social. a.
Karakteristik dalam Segi Intelegensi Karakteristik dalam segi intelegensi secara potensial anak tuna
rungu tidak berbeda dengan intelegensi anak normal pada umumnya, ada yang pandai, sedang, dan ada yang bodoh. Namun demikian secara
fungsional intelegensi mereka berada dibawah anak normal, hal ini disebabkan oleh kesulitan anak tuna rungu dalam memahami bahasa.
27
Perkembangan intelegensi anak tuna rungu tidak sama cepatnya dengan anak yang mendengar, karena anak yang mendengar belajar
banyak dari apa yang mereka dengar, dan hal tersebut merupakan proses dari latihan berpikir. Keadaan tersebut tidak terjadi pada anak
tuna rungu, karena anak tuna rungu memahami sesuatu lebih banyak dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka dengar. Oleh
sebab itu sering kali anak tuna rungu disebut sebagai “Instan Permata”. Dengan kondisi seperti itu anak tuna rungu lebih banyak memerlukan
waktu dalam proses belajarnya terutama untuk mata pelajaran yang diverbalisasikan.
b. Karakteristik dalam Segi Bahasa dan Bicara
Anak tuna rungu dalam segi bicara dan bahasa mengalami hambatan, hal ini disebabkan adanya hubungan yang erat antara bahasa
dan bicara dengan ketajaman pendengaran, mengingat bahasa dan bicara merupakan hasil proses peniruan sehingga para tuna rungu dalam
segi bahasa memiliki ciri yang khas, yaitu sangat terbatas dalam pemilihan kosa kata, sulit mengartikan arti kalasan dan kata - kata yang
bersifat abstrak. c.
Karakteristik dalam Segi Emosional dan Sosial Keterbatasan yang terjadi dalam komunikasi pada anak tuna
rungu mengakibatkan perasaan terasing dari lingkungannya. Anak tuna rungu mampu melihat semua kejadian, akan tetapi tidak mampu untuk
memahami dan
mengikutinya secara
menyeluruh sehingga
28
menimbulkan emosi yang tidak stabil, mudah curiga, dan kurang percaya diri. Dalam pergaulan cenderung memisahkan diri terutama
dengan anak normal, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara lisan.
F. Kecerdasan
1. Kecerdasan
Apabila kita telusuri lebih asal usul kata “kecerdasan” erat sekali hubungannya dengan kata “intelek”. Hal ini bisa dimaklumi sebab
keduanya berasal dari kata Latin yang sama yaitu intellegere, yang mempunyai arti memahami. Intellectus atau intelek adalah suatu bentuk
participium perpectum pasif dari intellegere, sedangkan intellegens atau kecerdasan adalah bentuk participium praesens aktif dari kata yang
sama. Bentuk - bentuk kata ini memberikan indikasi kepada kita bahwa intelek bersifat statis sedangkan intelegensi lebih bersifat aktif. Dalam hal
ini dapat disimpulkan bahwasanya intelek adalah potensi untuk memahami, sedangkan intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang
merupakan perwujudan dari daya serta poteqnsi tersebut. Sehubungan dengan definisi di atas ada yang mengartikan
intelegensi sebagai “kemampuan untuk berpikir secara abstrak” Terman, “kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya” Colvin.
Untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
Intellegensi, ada beberapa pakar yang yang menyampaikan definisi tentang Intellegensi:
29
a. S.C. Utami Munandar secara umum intelegensi dapat dirumuskan
sebagai berikut : 1 Kemampuan untuk berpikir abstrak, 2 Kemampuan untuk menangkap hubungan - hubungan dan untuk belajar, 3
Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Perumusan - perumusan yang ada di ketiga bagian tersebut yaitu untuk melihat
intelegensi sebagai kemampuan berpikir, perumusan kedua mengenai kemampuan untuk belajar, dan yang ketiga kemampuan untuk
menyesuaikan. Sekalipun membahas mengenai aspek - aspek yang berbeda namun ketiganya saling berkaitan satu sama lain.
b. Alfred Binet dikenal sebagai pelopor dalam menyusun tes intelegensi,
mengemukakan pendapatnya mengenai intelegensi sebagai berikut Effendi Praja, 1993 : Intelegensi mempunyai tiga aspek
kemampuan : 1 Direction yaitu kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, 2 Adptation yaitu kemampuan
untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya serta fleksibel dalam menghadapi masalah, 3 Criticism yaitu kemampuan
untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.
c. L.L Thurstone mengatakan teori multifaktor yang meliputi 13 faktor.
Diantara 13 faktor tersebut, ada 7 yang menjadi faktor dasar primary abilities, yaitu :1 Verbal comprhension V : kecakapan untuk
memahami pengertian yang diucapkan dengan kata - kata, 2 Word fluency W : kecakapan dan kefasihan menggunakan kata - kata, 3
30
Number N : kecakapan untuk memecahkan masalah matematika penggunaan angka
– angka bilangan, 4 Space S : kecakapan tilikan ruang, sesuai dengan bentuk hubungan formal, seperti menggambar
design from memory, 5 Memory M : kecakapan untuk mengingat, 6 Perceptual P : kecakapan untuk mengamati dan menafsirkan,
mengamati persamaan dan perbedaan suatu objek, tes ini kadang - kadang dihilangkan dalam beberapa bentuk, 7 Reasoning R :
kecakapan menemukan dan menggunakan prinsip - prinsip. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan atau
intelligensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda. Kemampuan dari setiap anak dimiliki untuk
menghadapi masalah dengan memecahkannya melalui kecakapan maupun pemahaman yang mereka miliki. Serta adanya potensi yang mampu
mereka kembangkan di masa perkembangan.
2. Teori Kecerdasan
a. Teori Multiple Intelligence
Menurut Gardner, kecerdasan manusia memiliki sembilan dimensi yang semiotonom, yaitu lingusitik, musik, matematik logis, visual spesial,
kinestetik fisik, sosial interpersonal, intrapersonal, naturalis, spiritual. Setiap dimensi tersebut, merupakan kompetensi yang eksistensinya berdiri
sendiri dalam sistem neuron. Artinya, memiliki organisasi neurologis yang berdiri sendiri dan bukan hanya terbatas yang bersifat intelektual.
31
b. Incremental Theory
Dalam teori ini, seseorang dapat mengembangkan kecerdasan atau kecerdasannya melalui belajar.
c. Teori Uni Factor Wilhelm Stern
Dalam teori ini, kecerdasan merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Oleh karena itu , cara kerja kecerdasan juga bersifat umum. Reaksi
atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau dalam memecahkan masalah, bersifat umum pula. Kapasitas umum
itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar.
3. Ciri – Ciri Intelektual
Adapun ciri – ciri menurut Howard Gardenr Thomas Armstrong,
2013: 6-7 sebagai berikut : a.
Kecerdasan Lingusitik Kemampuan untuk menggunakan kata - kata secara efektif, baik
lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memanipulasi sintaks atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa,
semantik atau makna bahasa, dan dimensi pragmatis atau kegunaan praktis dari bahasa. Beberapa manfaatnya termasuk retorika
menggunakan bahasa untuk meyakinkan orang lain melakukan aksi tertentu, nemonik menggunakan bahasa untuk mengingat informasi,
penjelasan menggunakan bahasa untuk mengingat informasi, dan metabahasa menggunakan bahasa untuk membicarakan tentang bahasa
itu sendiri.
32
Dari penjelasan di atas didapat kesimpulan bahwa ciri - ciri lingusitik sebagai berikut : 1 Mampu mendengar dan memberikan
respons pada kata - kata yang diucapkan dalam suatu komunikasi verbal, 2 Mampu berbicara dan menulis dengan efektif, 3 Mampu
mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari - hari.
b. Kecerdasan Logika - Matematika
Kemampuan untuk menggunakan angka secara efektif misalnya, sebagai ahli matematika, akuntan pajak, atau ahli statistik
dan untuk alasan yang baik misalnya, sebagai seorang ilmuwan, pemrograman komputer, atau ahli logika. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan terhadap pola - pola dan hubungan - hubungan yang logis, pernyataan dan dalil jika - maka, sebab - akibat, fungsi, dan abstraksi
terkait lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Logis
– matematis mempunyai ciri
– ciri sebagai berikut: 1 Mampu mengamati objek yang ada di lingkungan, 2 Mampu dan menunjukkan
kemampuan dalam memecahkan masalah yang menuntut pemikiran, 3 Mampu mengamati dan mengenali pola serta hubungan.
c. Kecerdasan Visual – Spasial
Kemampuan untuk memahami dunia visual - spasial secara akurat misalnya sebagai pemburu, pramuka, atau pemandu dan
melakukan perubahan - perubahan pada persepsi tersebut misalnya
33
seniman. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan - hubungan yang ada diantara unsur -
unsur ini. Hal ini mencakup kemampuan untuk memvisualisasikan, mewakili ide - ide visual atau spasial secara grafis, dan
mengorientasikan diri secara tepat dalam sebuah matriks spasial. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kecerdasan visual - spasial dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melihat sekaligus mengamati dunia visual dan spasial secara akurat.
Visual mempunyai arti gambar sedangkan spasial yaitu hal - hal yang berkenaan dengan tempat maupun ruang, adapun ciri - cirinya sebagai
berikut :1 belajar dengan cara mengamati dan melihat, mengenali wajah, objek, bentuk dan warna, 2 mampu mengenali lokasi dan jalan
keluar, 3 mempunyai kemampuan imajinasi yang baik. d.
Kecerdasan Gerak Tubuh Bodily - kinesthetic Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan
ide - ide dan perasaan - perasaan dan misalnya sebagai atlet atau penari dan kelincahan dalam menggunakan tangan seseorang untuk
menciptakan atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi ketrampilan fisik tertentu seperti koordinasi, keseimbangan,
ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kecerdasan gerak tubuh merupakan keahlian dimana untuk menggunakan seluruh anggota tubuh untuk mengekspresikan ide - ide
34
dan perasaan melalui beberapa kegiatan. Dengan ciri - ciri sebagai berikut : 1 menciptakan pendekatan baru dengan menggunakan
keahlian fisik seperti dalam menari, olah raga, atau aktifitas lainnya, 2 mempunyai koordinasi fisik dan ketepatan waktu yang baik, 3
menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti permainan dan membangun model.
e. Kecerdasan Musikal
Kemampuan untuk merasakan misalnya sebagai penikmat musik, membedakan, menggubah, dan mengekspresikan bentuk -
bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, nada atau melodi, dan timbre atau warna nada dalam sepotong musik.
Seseorang dapat memiliki pemahaman musik yang figural atau “ dari
atas ke bawah”, pemahaman musik yang formal atau “dari bawah ke atas”.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan musikal lebih ke arah manusia untuk merasakan,
membedakan, mengekspresikan bentuk - bentuk musik. Dengan ciri - ciri sebagai berikut : 1 mendengarkan dan memberikan respon dengan
minat yang besar terhadap berbahagai jenis suara, 2 menikmati dan mencari kesempatan untuk dapat mendengarkan musik atau suara alam,
3 mengumpulkan musik baik dalam bentuk rekaman maupun dalam bentuk tulisan.
35
f. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan ini untuk memahami dan membuat perbedaan - perbedaan pada suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan terhadap
orang lain. Sebagai ciri lainnya yaitu :1 membentuk dan mempertahankan suatu hubungan sosial, 2 mampu berinteraksi dengan
orang lain, 3 mengenali dan menggunakan berbagai cara untuk berhubungan dengan orang lain.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan interpersonal menekankan kepada perbedaan suasana hati
yang ada pada diri seorang manusia. g.
Kecerdasan Intrapersonal Pengetahuan diri dan kemampuan untuk bertindak secara
adaptif berdasarkan pengetahuan. Kecerdasan ini termasuk memiliki gambaran yang akurat tentang diri sendiri kekuatan dan keterbatasan
seseorang; kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan; serta kemampuan untuk
mendisiplinkan diri, pemahaman diri, dan harga diri. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai ciri
– ciri sebagai berikut :1 mampu bekerja secara sendiri, 2 mampu mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan, 3 mampu
menyadari dan mengerti arti emosi diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan ini meliputi pikiran dan perasaan. Kecerdasan ini terbentuk
36
dan berkembang sebagai gabungan dari unsur keturunan, lingkungan, dan pengalaman hidup.
h. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini
dengan keahlian
mengenali dan
mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna, dari sebuah lingkungan individu dan mencakup kepekaan terhadap fenomena alam
lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kecerdasan naturalis memiliki ciri - ciri lain sebagai berikut : 1 menjelajahi lingkungan alam dan lingkungan manusia dengan penuh
keterkaitan dan antusias, 2 senang memelihara tanaman dan hewan, 3 suka mengamati, mengenali, berinteraksi, atau peduli dengan objek,
tanaman atau hewan. i.
Kecerdasan Spiritual Yuliana Nurani Sujiono Thomas Armstrong, 2013; 12
beranggapan bahwa kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan
nilai. Kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Adapun untuk mengembangkan
kecerdasan spiritual ini melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku baik lisan, tulisan maupun perbuatan,
37
mengenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata, membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai mahluk ciptaan
Tuhan. Penjabaran di atas secara umum dapat diartikan bahwa ciri - ciri
poin intelegensi sebagai berikut: 1 mudah menangkap pelajaran, 2 ingatan baik, 3 senang dan sering membaca, 4 cepat memecahkan
masalah, 5 ungkapan diri lancar dan jelas, 6 penalaran tajam berpikir logis
– kritis, memahami hubungan sebab akibat, 7 menguasai banyak bahan tentang macam - macam topik, 8 cepat menemukan asas dalam
suatu uraian, 9 senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedia, 10 perbendaharaan kata luas.
4. Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan
Kecerdasan satu orang dengan orang lain cenderung berbeda - beda . hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhiya, Ngalim
Purwanto 2003: 55-56 sebagai berikut : a.
Faktor Pembawaaan, pembawaan ditentukan sifat-sifat dan ciri - ciri yang dibawa sejak lahir, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal,
pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita b.
Faktor pembentukan,
pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita
bedakan dengan sengaja dan pembentukan tidak sengaja
. c.
Faktor kematangan
setiap
organ di dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ fisik maupun psikis
38
dapat dikatakan telah matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak - anak tidak dapat
memecahkan soal - soal tertentu, karena soal-soal itu terlampau sukar. Organ-organ tubunya masih belum matang untuk melakukan mengenai
soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur. d.
Faktor kebebasan, kebebasan berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah
e. Minat dan pembawaan yang khas,
minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi kegiatan itu. Dalam diri
manusia berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar manipulate and exploring motives. Dari
manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar, akan timbul minat terhadap sesuatu. Yang menarik minat sesorang
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Kelima faktor inilah yang saling terkait satu sama lain. Jadi untuk
menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpaku pada satu faktor saja.
G. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hafizha Rizqa Febriana dengan judul
“Penggunaan Bahasa Isyarat sebagai Komunikasi”. Pada hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bahasa isyarat sebagai komunikasi memiliki hasil
yang efektif dengan hasil skor total sebesar 75,95 . Adapun pembahasan dapat dilihat sebagai berikut : 1 dimensi perhatian, 2 dimensi
39
pemahaman, 3 efek kognitif, 4 efek afektif dan efek behavioral. Dalam dimensi tersebut mereka menggunakan gerak tubuh dan interpersonal
untuk melakukan komunikasi seperti yang ada pada kecerdasan intelegensi di bidang kecerdasan gerak tubuh anak dan interpersonal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Wahyuni dengan judul “Pengaruh
Permainan Gerak dan Lagu Terhadap Kecerdasan Kinestetik Anak Tk A di RA Perwanida 1 Boyol
ali”. Dengan hasil penelitian bahwa dengan adanya perlakuan permainan gerak dan lagu dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap kecerdasan kinestetik di TK A di RA PERWANIDA 1 Boyolali. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan kecerdasan kinestetik
anak yang signifikan antara sebelum dan setelah diberi perlakuan permainan gerak dan lagu. Dimana sebelum dilakukan permainan gerak
dan lagu anak yang tergolong dalam kategori kemampuan kecerdasan kinestetik tinggi hanya sebanyak 17 anak 31,5 namun setelah diberi
perlakuan permainan gerak dan lagu ternyata kemampuan kecerdasan kinestetik yang tergolong dalam kategori tinggi meningkat dengan
signifikan yaitu sebanyak 47 anak 87. Sehingga kecerdasan gerak tubuh mempunyai peran dalam mengembangkan kecerdasan ataupun
kemampuan anak untuk menyampaikan ide – ide mereka.
40
H. Kerangka Berpikir