Tata Cara dan Pencatatan Perkawinan Campuran

Perkawinan ini wajib di lakukan untuk mendapatkan Akta Perkawinan Buku Nikah dari instansi yang berwenang yaitu di kantor Catatan Sipil Kristen atau kantor Pencatat Nikah, Talak, Rujuk. 6. Surat Nikah akta perkawinan dilegalisir di Departemen Hukum dan HAM. 7. Lalu dilegalisir di Departemen Luar Negeri. 8. Kemudian surat-surat tersebut wajib didaftar di kantor Kedutaan Negara suamiistri didaftar. 67

C. Tata Cara dan Pencatatan Perkawinan Campuran

Perkawinan campuran yang dilangsungkan menurut Undang-undang Perkawinan hanya dapat dilaksanakan jika ternyata perkawinan tersebut memenuhi segala persyaratan yang diatur oleh hukum bagi mereka masing-masing bila terjadi perkawinan. Ini dibuktikan dengan menunjukkan suatu keterangan masing-masing mereka, yang dikeluarkan oleh pegawai yang menurut hukum yang berlaku bagi pihak masing-masing berwenang mencatat perkawinan. 68 67 Amanda, Syarat dan Ketentuan Orang Menikah dengan Orang Lain, Apabila perkawinan campuran dilangsungkan tanpa memperlihatkan lebih dulu kepada pegawai pencatat surat keterangan, yang melangsungkan perkawinan campuran itu dihukum kurungan maksimum satu bulan Pasal 61 ayat 2 UUP. Pegawai yang mencatat perkawinan, sedangkan dia mengetahui surat keterangan atau surat keputusan pengganti http :blog.Bali expat .comsyarat-ketentuan-menikah-dengan-orang-asingcomment-page1. Diakses tanggal 9 Juni 2013. 68 J, Prins, Op, Cit, hal. 80 Universitas Sumatera Utara keterangan tidak ada, dihukum dengan hukuman kurungan maksimum tiga bulan dan dihukum jabatan Pasal 61 ayat 3 UUP. Undang-Undang Perkawinan ini menganut sekaligus prinsip teritorial dan prinsip personalita. Maka dalam rangka tata cara perkawinan campuran inipun kedua prinsip tersebut dipegang. Yang berarti perkawinan campuran baru sah apabila: 1. Apabila perkawinan itu dilangsungkan menurut ketentuan undang-undang perkawinan ini Pasal 59 ayat 2 UU Perkawinan. Dari ketentuan ini jelas dianut prinsip teritorial, yaitu siapa saja yang melakukan perkawinan di Indonesia harus tunduk dan mengikuti ketentuan undang-undang perkawinan nasional yang berlaku di Indonesia sekalipun salah satu pihak adalah warga negara asing. 2. Akan tetapi sebaliknya harus pula diindahkan prinsip personalita dari mereka yang hendak melakukan perkawinan, yang berarti di samping tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia harus pula yang bersangkutan memenuhi ketentuan- ketentuan hukum yang berlaku dari negara asal mereka. Ini dijelaskan pada Pasal 60 ayat 1 UU Perkawinan, bahwa perkawinan campuran tidak dapat dilangsungkan sebelum terbukti syarat-syarat perkawinan yang ditentukan oleh hukum yang berlaku bagi pihak masing-masing telah dipenuhi. 69 Jadi untuk dapat melakukan perkawinan campuran harus terbukti lebih dulu, bahwa masing-masing pihak telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh hukum yang berlaku bagi mereka. dan untuk membuktikan syarat-syarat ketentuan 69 M. Yahya harahap. Op,cit. hal. 243 Universitas Sumatera Utara hukum masing-masing telah benar-benar dipenuhi, masing-masing pihak yang hendak kawin lebih dulu memperoleh surat keterangan dari Pegawai Pencatat Perkawinan yang berwenang bagi masing-masing pihak yang menyatakan, benar- benar telah dipenuhi ketentuan yang berlaku. Baik dari orang asing tersebut maupun warga negara RI meminta lebih dulu surat keterangan dari Pegawai Pencatat yang berwenang untuk mereka masing-masing Surat Keterangan tersebut berisi penjelasan telah benar-benar dipenuhi syarat-syarat dan ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana mestinya berlaku bagi masing-masing pihak. Dengan adanya surat keterangan dimaksud barulah perkawinan campuran dapat dilangsungkan, untuk dapat membuktikan syarat-syarat tersebut dalam ayat 1 Pasal 60 UU Perkawinan telah dipenuhi maka perkawinan tersebut dapat dilangsungkan, jika pejabat yang bersangkutan menolak untuk memberikan surat keterangan yang dimaksud, atas permintaan mereka yang hendak melangsungkan pekawinan campuran dapat mengajukan kepada pengadilan, supaya pengadilan memberi keputusan tentang apakah penolakan pemberian surat keterangan oleh pejabat pencatat yang berwenang itu beralasan atau tidak. Pemeriksaan tentang hal ini oleh pengadilan adalah tanpa acara. Serta terhadap keputusan pengadilan yang membenarkan atau menolak permintaan yang bersangkutan, merupakan putusan tingkat pertama dan terakhir, karena itu tidak boleh diminta banding. Kalau pengadilan memutuskan bahwa penolakan pejabat pencatat yang berwenang dianggap pengadilan tidak beralasan keputusan dimaksud menjadi pengganti surat keterangan pejabat pencatat, keputusan dimaksud menjadi pengganti Universitas Sumatera Utara surat keterangan pejabat pencatat, dan dengan adanya keputusan pengadilan yang menggantikan surat keterangan tersebut, maka perkawinan campuran sudah dapat dilangsungkan. 70 Akan tetapi harus diingat, baik surat keterangan yang dikeluarkan resmi oleh pejabat pencatat yang telah dibahas di atas, tidak lagi mempunyai kekuatan jika perkawinan tidak dilangsungkan dalam waktu 6 bulan sesudah surat keterangan yang diberikan kepada yang hendak melakukan perkawinan. Jadi surat keterangan atau keputusan pengganti surat keterangan hanya mempunyai kekuatan dalam masa 6 bulan terhitung sejak hari dari tanggal dikeluarkan. Apabila lewat maka surat keterangan dengan sendirinya tidak mempunyai kekuatan hukum. Seandainya mereka dikemudian hari hendak melakukan perkawinan, terpaksa mereka harus meminta surat keterangan yang baru Pasal 60 ayat 5 UU Perkawinan. Mereka yang melangsungkan perkawinan campuran tanpa memperlihatkan lebih dahulu kepada pegawai pencatat atau keputusan pengadilan pengganti keterangan yang diterangkan di atas, dapat dihukum dengan hukuman paling tinggi 1 bulan kurungan bagi pegawai pencatat perkawinan yang mencatat perkawinan, sedangkan ia mengetahui bahwa surat keterangan atau keputusan pengganti keterangan untuk sahnya perkawinan tidak ada, maka pegawai tersebut dapat dihukum dengan hukuman kurungan selama 3 bulan disamping dapat dijatuhkan hukuman jabatan. 71 70 Ibid, hal. 243 71 Ibid. hal. 244 Universitas Sumatera Utara

D. Putusnya Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun