Status Kewarganegaraan Anak dalam Perkawinan Campuran

BAB IV AKIBAT HUKUM PUTUSNYA PERKAWINAN CAMPURAN MENURUT

UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974

A. Status Kewarganegaraan Anak dalam Perkawinan Campuran

Dalam perkawinan campuran di Indonesia melibatkan salah satu pihak Warga Negara Asing, maka di sini timbul permasalahan, bagaimana status kewarganegaraan dari anak-anak yang lahir dari perkawinan campuran, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak banyak menyinggung hal ini, hanya di dalam Pasal 62 ditentukan bahwa dalam perkawinan campuran kedudukan anak diatur sesuai dengan Pasal 59 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 bahwa kewarganegaraan yang diperoleh sebagai akibat perkawinan atau putusnya perkawinan menentukan hukum yang berlaku, baik mengenai hukum publik maupun mengenai hukum perdata. 75 Undang-Undang kewarganegaraan UU No. 12 Tahun 2006 ini memuat asas- asas kewarganegaraan umum atau universal. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini sebagai berikut: 76 a. Asas ius sanguinis law of the blood adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. 75 Ricky, Status Hukum Anak dari Hasil Perkawinan http: norickyujustice. blogspot.com 201104 status-hukum-anak-dari-hasil-perkawinan.html. Diakses tanggal 23 November 2013 76 Ibid Universitas Sumatera Utara b. Asas ius soli law of the soil secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Oleh karena orang tua mereka pada mulanya berkewarganegaraan yang berbeda, yaitu salah satu pihak Warga Negara Indonesia dan pihak yang lain Warga Negara Asing dan dengan perkawinan yang mereka langsungkan tidak ada suatu keharusan bagi pihak yang satu untuk mengikuti kewarganegaraan pihak yang lain, melainkan kedua pihak diberikan kebebasan untuk menentukan sikap terhadap kewarganegaraan ini. 77 Dengan demikian untuk melihat bagaimana status kewarganegaraan anak- anak mereka maka dapat dilihat sebagai berikut: 78 1. Dalam hal salah satu pihak beralih kewarganegaraannya, sehingga di sini terdapat kesamaan kewarganegaraan antara suami isteri. 77 Debora Dampu, Pelaksanaan Perkawinan antar Warga Negara Indonesia dan Waraga Negara Asing setelah Berlakunya Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. http:eprints.undip.ac.id169351DEBORA_DAMPU.pdf. Diakses tanggal 9 Juni 2013 78 Ibid Universitas Sumatera Utara Dalam keadaan seperti ini timbul 2 dua kemungkinan yaitu : a. suami isteri tersebut menjadi berkewarganegaraan Indonesia, bila hal ini terjadi maka anak-anak yang lahir sudah tentu berkewarganegaraan Indonesia. Dari segi hukum keadaan yang demikian memberikan dampak positif. Ini sesuai dengan memori penjelasan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 yang menyebutkan antara lain yaitu : keturunan adalah dipakai sebagai dasar untuk menentukan kewarganegaraan, adalah suatu hal yang wajar apabila suatu negara menganggap seorang anak sebagai warganegaranya, di manapun ia dilahirkan apabila orang tua dari anak itu Warga Negara dari negara tersebut. b. Jika suami mengikuti kewarganegaran istri yang berkewarganegaraan asing maka hal tersebut menjadi berkewarganegaraan asing. Oleh karena Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan menganut asas Ius Sanguinis asas keturunan sebagai dasar untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang, maka sudah tentu anak-anak yang terlahir dari orang tua yang berkewarganegaraan asing adalah termasuk Warga Negara Asing pula. Kecuali bila Undang-Undang Kewarganegaraan dari negara orang tuanya tidak dapat menerima anak tersebut menjadi warga negaranya, misalnya karena Undang- Undang tersebut mengandung asas tempat kelahiran untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang. Jika anak tersebut lahir di dalam wilayah Indonesia, maka menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan anak tersebut menjadi Warga Negara Indonesia. Universitas Sumatera Utara 2. Dalam hal suami istri masing-masing pihak tetap mempertahankan kewarganegaraannya, sehingga dalam hal ini antara suami isteri tetap mempunyai kewarganegaraan yang berbeda, dalam keadaan seperti itu maka timbul akibat hukum sebagai berikut: b. Timbul perbedaan kewarganegaraan dan sistem hukum yang berlaku dalam keluarga yang bersangkutan. c. Jika status kewarganegaraan anak-anak mereka menjadi dwi kewarganegaraan, anak-anak tersebut diberi kesempatan sampai anak tersebut berumur 18 tahun dan dalam waktu paling lama 3 tahun setelah berusia 18 tahun, anak tersebut harus menyampaikan kehendaknya untuk memilih salah satu kewarganegaraan yaitu memilih atau melepaskan Kewarganegaraan Indonesia dengan menyampaikan surat pernyataan kepada Pejabat yang berwenang. 79 Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui sebagai warga negara Indonesia. Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan peraturan baru yang positif bagi anak-anak hasil dari perkawinan campuran. Namun perlu ditelaah, apakah pemberian kewarganegaraan ini akan menimbulkan permasalahan baru di kemudian 79 Ibid. Universitas Sumatera Utara hari atau tidak. Memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk pada dua yurisdiksi. 80

B. Harta dalam Perkawinan Campuran